Sepak-Terjang Pakasa Cabang di Peringatan Hari Pahlawan

  • Post author:
  • Post published:November 12, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Sepak-Terjang Pakasa Cabang di Peringatan Hari Pahlawan
CINTA TANAH AIR : Semangat cinta Tanah Air di manapun, kapanpun dan dalam suasana apapun, perlu digelorakan. Misalnya, mengumandangkan lagu Indonesia Raya pada wisuda upacara penganugerahan gelar kekerabatan dari Kraton Mataram Surakarta kepada para warga Pakasa Cabang Malang dan Blitar di Pendapa Singosari kompleks kantor Dinas Kebudayaan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, Jumat siang. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Tampak di Kabupaten Ponorogo, Jepara dan Malang

MALANG, iMNews.id – Sepak terjang organisasi Pakasa di tingkat cabang yang tersebar di sejumlah kabupaten yang ada di Provinsi Jatim dan Jateng semakin kelihatan. Keterlibatannya di berbagai acara dan aktivitas dalam rangka ikut menyebarkan semangat nasionalisme, cinta Tanah Air dan cinta budaya Jawa, makin ditunjukkan di antaranya dalam peringatan Hari Pahlawan yang diperingati secara nasional tepat 10 November, dan dirangkai dengan berbagai kegiatan sebelum dan sesudahnya, seperti yang terjadi di Cabang (Kabupaten) Ponorogo (Jatim), Jepara (Jateng) dan Malang (Jatim).

Di Cabang Malang (Jatim), suasana peringatan Hari Pahlawan masih terasa pada sebuah upacara wisuda sekitar 100 abdidalem anggota Pakasa Cabang Malang dan Cabang (Kabupaten) Blitar, yang dilangsungkan panitia setempat di Pendapa Dinas Kebudayaan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, di Jalan Singosari, Kecamatan Singosari, Jumat 11 November. Di sela-sela wisuda yang dilakukan GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Ketua LDA dan rombongan dari Kraton Mataram Surakarta, lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan pesan-pesan nasionalisme kepahlawanan digelorakan Djatikusumo, seorang pemerhati budaya di situ.

Dalam kesempatan itu, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng, selain mewisuda abdidalem Pakasa juga menetapkan dan melantik pengurus Pakasa Cabang Gresik, mewakili Ketua Pengurus Pusat Pakasa yang berhalangan hadir. Pengageng Kartipraja Kraton Mataram Surakarta KPH Sangkoyo Mangunkusumo dan rombongan sentana garap ada di tengah-tengah upacara itu, untuk membacakan dasar-dasar hukum pemberian kekancingan gelar kekerabatan. KGPH Mangkubumi (putra tertua PB XIII) bersama rombongan juga ikut mewisuda dengan mengalungkan samir kepada 100-an wisudawawan, siang itu.

Busana Nasional Kebaya

CIRI KEBHINEKAAN : Ciri kebhinekaan yang berkarakter kuat, diperlihatkan kalangan siswa dan peserta upacara khususnya dari warga Pakasa Cabang Ponorogo, yang terlibat pada peringatan Hari Pahlawan di halaman SMK PGRI I Ponorogo, Kamis, 10/11. (foto : iMNews.id/dok)

Dalam suasana wisuda abdidalem dari beberapa daerah di Jatim dan penetapan pengurus Pakasa Cabang Blitar dengan ketua baru KRAT H Muhammad Alex Suwandi Reksoadinagoro ST itu, terkesan sekali semangat para warga masyarakat adat dalam memaknai Hari Pahlawan. Dengan mengenakan busana adat Jawa (Jawi Jangkep) dan berkalung samir kuning-merah, mereka berdiri dengan sikap sempurna ketika mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan meneriakkan pekikan “Merdeka…merdeka… ” saat Djatikusumo menutup sambutan singkatnya dengan mengajak menyerukan salam kemerdekaan yang dicontohkan Bung Tomo pada peristiwa “10 November di Surabaya”.

Di Cabang Ponorogo, pengurus dan warga Pakasa yang berjumlah 40-an orang bergabung dengan beberapa elemen masyarakat di lingkungan SMK PGRI I Kabupaten Ponorogo mengadakan upacara bendera peringatan Hari Pahlawan, tepat pada 10 November, Kamis pagi. Ketua Pakasa cabang, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat bergabung dengan para tokoh masyarakat di lingkungan sekolah dan keluarga besar SMK PGRI I mengikuti upacara bendera di halaman sekolah, dengan mengenakan busana adat serta kostum bernuansa adat yang dikenakan kalangan siswa sekolah setempat.

Ketua Pakasa Cabang Gebang Tinatar (Ponorogo) dan Ketua Paguyuban Reog Katon Sumirat yang hadir mengenakan busana adat dengan sentuhan ornamen estetik cirikhas Ponorogo, membuat citra visual karakter kebhinekaan yang sangat kuat, baik unsur adat Jawanya maupun unsur atribut reognya. Apalagi, dipadu dengan kostum yang dikenakan para siswa SMK PGRI I yang bisa memberi teladan bagi kalangan generasi muda, bahwa berbusana nasional dengan kebaya, apalagi ada sentuhan ornamen estetik khas Ponorogo, sangat berkharakter Indonesia dan tak meninggalkan kaidah agama.

Pahlawan Ratu kalinyamat

KIRAB NASIONAL : Warga Pakasa Cabang Jepara semakin aktif menyebarkan semangat kebhinekaan dan Cinta Tanah Air, di berbagai acara dan upacara, misalnya pada Kirab Nasional yang digelar Pemkab dan anggota Forkopimpda Jepara untuk peringatan Hari Pahlawan, yang dilangsungkan Rabu, 9 November (foto : iMNews.id/dok)

“Di berbagai kesempatan, kami selalu ingin berusaha menyebarkan energi positif cinta tanah Air dan cinta budaya Jawa. Ciri khas Ponorogo tidak pernah ketinggalan. Tembang macapat Kidung Singgah-singgah Kala Singgah, selalu kami gemakan di mana-mana. Karena itu merupakan bentuk doa peninggalan para leluhur kita. Ini merupakan bentuk pengabdidan kami kepada Tanah Air dan budaya Jawa dengan semboyan Pakasa :’Saraya, Setya dan Rumeksa,” ujar KRAT Sunarso Suro Agul-agul selaku Ketua Paguyuban Reog Pakasa “Katon Sumirat”, saat dihubungi iMNews.id, kemarin.

Di Cabang (Kabupaten) Jepara, sekitar 50 warga Pakasa ikut mewarnai peserta Kirab Nusantara dalam memperingati Hari Pahlawan karena berbusana adat Jawa dengan Bregada Prajuritnya yang khas, berada di antara 2 ribuan orang peserta kirab yang menempuh jarak sekitar 3 KM itu. Pejabat Bupati Jepara Edy Supriyanto dan para pejabat di lingkungan Forkopimda “turun ke jalan” berjalan kaki bersama berbagai elemen masyarakat Kabupaten Jepara, Rabu pagi, 9 November itu, dengan start dari makam Pangeran Hadirin (suami Ratu Kalinyamat-Red) di Astana Pajimatan Mantingan dan finish di Desa Langon, Kecamatan Tahunan.

“Kamis 10 November, ditutup dengan pentas ketoprak dengan lakon ‘Ratu Kalinyamat Sang naga Samudra’ oleh teman-teman dari Lesbumi. Kirabnya justru jatuh Rabu, 9 November. Dalam sehari itu, setelah kirab dari pagi hingga siang, disusul Purak Tumpeng Agung dan Maulidur Rossul, sorenya. Dan malamnya ditutup dengan pentas wayang kulit bersama Ngaji Wayang dengan lakon ‘Begawan Mintaraga’. Semua pementasan seni berlangsung di lapangan Ponpes Lembah Manah, Langon, Tahunan,” ujar KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dihubungi iMNews.id di tempat terpisah, kemarin. (won-i1)