Read more about the article Empat Keturunan Dinasti, Hanya Mataram Surakarta yang Meneruskan Bedhaya Ketawang (seri 2 – bersambung)
KARYA PB I : Sebuah repertoar tari yang diberi nama "Sancaya-Kusumawicitra", adalah karya seni yang dihasilkan pada zaman Sinuhun PB I (1660-1705), sebuah media dokumentasi suasana dan peristiwa pada saat Mataram Islam berIbu Kota di Kartasura, jauh sebelum ada rencana pindah. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Empat Keturunan Dinasti, Hanya Mataram Surakarta yang Meneruskan Bedhaya Ketawang (seri 2 – bersambung)

Energi Sinuhun PB II dan PB III, Terkuras untuk Membangun Ibu Kota Surakarta IMNEWS.ID - ANALISIS kritis terhadap perjalanan Sinuhun PB III yang disebut-sebut "terlibat" dalam "Perjanjian Giyanti", tentu bisa dibayangkan…

0 Comments
Read more about the article Empat Keturunan Dinasti, Hanya Mataram Surakarta yang Meneruskan Bedhaya Ketawang (seri 1 – bersambung)
"DOKUMEN PERJANJIAN" : Tarian sakral "Bedhaya Ketawang" yang hanya dimiliki Kraton Mataram Surakarta ini, sekilas hanya merupakan karya seni, tetapi dari isi syairnya menunjukkan bahwa karya tak benda itu adalah "dokumen perjanjian" antara Panembahan Senapati dengan Kanjeng Ratu Kencanasari. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Empat Keturunan Dinasti, Hanya Mataram Surakarta yang Meneruskan Bedhaya Ketawang (seri 1 – bersambung)

Dari Panembahan Senapati Hingga PB II di Kartasura, Minim Jenis Media Penyimpannya IMNEWS.ID - "PERJANJIAN Giyanti" (iMNews.id, 5/2/2025), walau sudah banyak data dan fakta sejarah yang terhitung modern saat itu, tetap…

0 Comments
Read more about the article Ada yang Mau Jadi “Hantu” Perjanjian Giyanti, Tiap Tahun Gentayangan Mengganggu (seri 2 – habis)
KRATON MEMBANGGAKAN : Walau semakin didera berbagai persoalan dan "sengaja dibiarkan menderita", Kraton Mataram Surakarta tetap membanggakan publik secara luas. Apalagi punya tokoh Sinuhun PB III, Raja yang "Lembah Manah" dan "Welas Asih" kepada Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ada yang Mau Jadi “Hantu” Perjanjian Giyanti, Tiap Tahun Gentayangan Mengganggu (seri 2 – habis)

Hasil Penelitian Sejarah dan Kajian Dr Purwadi, "Mirip Tapi Beda" IMNEWS.ID - PRO-KONTRA soal "Perjanjian Giyanti" yang hingga kini masih berlanjut karena dianggap belum ada data baru hasil penelitian mutakhir yang…

0 Comments
Read more about the article Ada yang Mau Jadi “Hantu” Perjanjian Giyanti, Tiap Tahun Gentayangan Mengganggu (seri 1 – bersambung)
MENOLAK KERAS : Gusti Moeng saat berbicara dalam sarasehan tentang "Perjanjian Giyanti" menutup ritual haul wafat Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di kagungan-dalem Masjid Agung, di masa pandemi beberapa tahun lalu. Dia tegas dan tandas menolak keras isu "palihan nagari" dalam Perjanjian Giyanti. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ada yang Mau Jadi “Hantu” Perjanjian Giyanti, Tiap Tahun Gentayangan Mengganggu (seri 1 – bersambung)

Pangeran Mangkubumi "Ditegur" Gubernur Jenderal, Karena Pakai Gelar "Sultan Paku Buwana" IMNEWS.ID - "REALITAS" dan keniscayaan bahwa Kraton Jogja hanya memiliki wilayah kekuasaan yang bersifat "gadhuhan" dan "bukan" sebagai penerus Kraton…

0 Comments
Read more about the article “Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 9 – habis)
JADI TANTANGAN : Berbagai bagian dari kelengkapan busana adat yang dikenakan para abdi-dalem yang sedang mengikuti pisowanan upacara adat di kraton ini, mungkin saja "bermasalah" dan akan menjadi tantangan serius. Tetapi, perlengkapan yang tersedia di "pasar", banyak yang tidak sesuai dengan aturan adat di kraton. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 9 – habis)

Pangkat dan Gelar Anon-anon, "Gawa-gawe", Bekal Edukasi dan Bentuk Penyimpangan IMNEWS.ID - SETELAH mencermati dasar-dasarnya, paugeran adat dan praktik di lapangan dalam penggunaan gelar pangkat adat, dari zaman ke zaman dalam…

0 Comments
Read more about the article KGPH Puger dan KGPH Madu Serta Beberapa Wayah-dalem Ikuti Awal Ritual “Tour de Ruwah”
MENYEMATKAN SANGSANGAN : Gusti Moeng menyematkan "sangsangan" bunga di "maijan" pusara Ki Ageng Henis, sementara KPH Edy Wirabhumi dan Gusti Ayu di belakangnya menunggu giliran. Kompleks makam tokoh penting yang ada di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta itu, menjadi lokasi pertama di hari pertama nyadran. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

KGPH Puger dan KGPH Madu Serta Beberapa Wayah-dalem Ikuti Awal Ritual “Tour de Ruwah”

Nyadran di Makam Ki Ageng Henis, Sri Makurung Handayayaningrat dan Pujangga Jasadipoera SURAKARTA, iMNews.id - Hari pertama nyadran di bulan Ruwah Tahun Je 1958 yang dilakukan Kraton Mataram Surakarta, jatuh…

0 Comments
Read more about the article Mulai Minggu Besok, Kraton Mataram Surakarta Gelar Ritual “Ruwahan” Keliling
HANYA WILUJENGAN : Menyambut datangnya bulan Ruwah tahun Je 1958 di tahun 2025 ini, Kraton Mataram Surakarta hanya menggelar donga wilujengan "Mapag Wulan Ruwah", sebagai tanda awal menyambut suasana nyadran sebelum memasuki bulan Ramadhan. Wilujengan digelar di Bangsal Smarakata, Jumat siang (31/1). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Mulai Minggu Besok, Kraton Mataram Surakarta Gelar Ritual “Ruwahan” Keliling

Hari Pertama Nyadran di Astana Pajimatan Laweyan dan Astana Pajimatan Pengging SURAKARTA, iMNews.id - Minggu (2/2) besok, Kraton Mataram Surakarta akan memulai perjalanan "Tour de Nyadran" di sejumlah lokasi makam…

0 Comments
Read more about the article “Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 8 – bersambung)
ABDI-DALEM CAMPURAN : Suasana upacara wisuda yang digelar di Bangsal Smarakata, 14 Desember 2024 lalu, sering terjadi di luar kraton selama 2017-2022. Abdi-dalem yang diwisuda campuran, antara yang suwita melalui Pakasa, maupun tak punya saluran pasuwitan. Tetapi, semuanya masih minim pembekalan pengetahun dan pedomannya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 8 – bersambung)

KP Budayaningrat : "Pangkat dan gelar abdi-dalem anon-anon bisa naik, itu karena gawa-gawe". IMNEWS.ID - SEMULA, apa yang pernah dialaminya dianggap sebagai kondisi yang luar biasa (force majeur) karena tidak ditemukan…

0 Comments
Read more about the article Kraton Gelar Wilujengan “Mapag Ruwah”, Sekaligus “Sungsuman” Sehabis Tingalan Jumenengan
MEMBERI SAMBUTAN : Gusti Moeng saat memberi sambutan di sela-sela ritual donga wilujengan "Mapag Wulan Ruwah" yang digelar di Bangsal Smarakata, Jumat (31/1) siang tadi. Selanjutnya, ritual Nyadran akan mulai dilaksanakan dengan ziarah di Astana Pajimatan Laweyan dan Pengging (Boyolali), Minggu (2/2). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kraton Gelar Wilujengan “Mapag Ruwah”, Sekaligus “Sungsuman” Sehabis Tingalan Jumenengan

Minggu 2 Februari Mulai Nyadran di Astana Pajimatan Laweyan dan Pengging (Boyolali) SURAKARTA, iMNews.id - Jumat (31/1) siang tadi mulai pukul 13.00 WIB, Kraton Mataram Surakarta menggelar donga wilujengan "Mapag…

0 Comments
Read more about the article “Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 7 – bersambung)
BISA DINILAI : Melalui pisowanan dalam upacara adat di kraton seperti ini, cara berbusana para abdi-dalem bisa dinilai apakah sudah sesuai dengan aturan adat baku yang berlaku atau tidak? Kekeliruan atau pelanggaran yang terjadi, perlu dirunut ke belakangan bagaimana proses seleksi dan edukasinya?. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Gelar-Sesebutan” Berubah Ketika Lembaga (Pemerintahan) Normatif Menjadi Lembaga Budaya (seri 7 – bersambung)

KP Budayaningrat : "Saya dulu juga dari pangkat Mantri dan Penewu. Pakasa-pun juga bisa begitu". IMNEWS.ID - MASA transisi dari Sinuhun PB X (1893-1939) ke penggantinya, Sinuhun PB XI (1939-1945) kemudian…

0 Comments