Soft Launching Situs dan Berbagai Aplikasi, untuk Rintis Kemandirian Kraton
SURAKARTA, iMNews.id – Generasi muda Kraton Mataram Surakarta bangkit, generasi wayah-dalem Sinuhun PB XII berkarya. Dalam sebuah upacara sederhana yang berlangsung di gedhong Sasana Handrawina, Rabu (27/9) siang tadi, putra mahkota KGPH hangabehi bersama sejumlah saudara wayah-dalem, melakukan soft launching atau peluncuran awal situs Kraton Mataram Surakarta dan beberapa aplikasi yang bisa mengakses kekayaan benda budaya bersejarah secara on-line. Rintisan untuk membawa kraton ke dunia maya berskala internasional dan global, diharapkan mendatangkan manfaat secara ekonomis agar kraton bisa mandiri dan berdikari untuk menghindari ketergantungan dari bantuan pemerintah.
“Kalau situs dan semua aplikasi sudah bisa berfungsi, begitu pula produk-produk merchandise akan melengkapi semua unsur dan sudut yang ditampilkan, kami berharap ada nilai ekonomis atau pendapatan dari itu yang bisa masuk kraton. Dengan begitu, kraton bisa mandiri menghasilkan pemasukan yang bisa digunakan untuk keperluan merawat, membiayai kegiatan adatnya serta untuk keperluan menjaga kelangsungannya secara swadaya dan mandiri. Jangan sampai, tergantung dari bantuan pemerintah. Karena, tiap lima tahun rezim kekuasaan berganti. Padahal, kraton akan terus hidup sampai akhir zaman,” tandas GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi.
Bersama sang adik, GRAy Devi Lelyana Dewi selaku Pengageng Museum (Art Gallery) Kraton Mataram Surakarta dan Dedi Hendarto selaku koordinator tim kreatif Ekosistem Digital Kraton Mataram Surakarta, GKR Timoer melayani para awak media dalam konferensi pers yang mendadak terjadi di teras gedhong Sasana Handrawina. Konferensi pers itu terjadi beberapa saat setelah Dedi Hendarto memandu sesi tanya-jawab dengan para awak media dan semua yang hadir dalam acara soft launching, sementara di dalam ruang Sasana Handrawina masih berlangsung workshop yang didahului dengan pengantar dari sisi nilai-nilai budaya dan adat yang disampaikan Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat.
GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani yang akrab disapa Gusti Timoer dan GRAy Devi Lelyana Dewi yang akrab disapa Gusti Devi, banyak menjawab pertanyaan wartawan soal kekayaan budaya dan sejarah kraton khususnya yang ada di Museum Kraton Mataram Surakarta. Begitu pula tentang upaya yang kini mulai dirintis generasi muda kraton atau generasi wayah-dalem Sinuhun PB XII, untuk memperkenalkan kraton beserta seluruh kekayaan budaya dan sejarah serta tata nilai adat yang bermanfaat bagi peradaban, kepada bangsa-bangsa di dunia secara global melalui situs yang ada dalam Ekosistem Digital Kraton Mataram Surakarta.
Dedi Hendarto menyebut, kini baru situs Webs yang sudah bisa diakses publik setelah soft launch ini, dan secara bertahap proses lebih lanjut akan siap pula Aplikasi Mobile yang bisa diakses publik berisi segala macam koleksi kraton untuk keperluan edukasi budaya dan sejarah bagi publik secara luas. Terakhir, koleksi digital lainnya seperti “Token crypto” akan diluncurkan pula, berupa uang logam dari emas yang pernah diproduksi secara terbatas zaman Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma dengan nama “Ma” dalam aksara Jawa, yang akan bisa menjadi alat transaksi secara digital antar bangsa-bangsa di dunia alias global.
“Tetapi, semua kami siapkan melalui proses dan perlu waktu. Tidak bisa seketika harus jadi semua dan siap beroperasi. Sekarang baru soft launching, situs Webs kraton sudah bisa diakses. Sebentar lagi, akan diikuti launching foto dan video benda-benda penting koleksi kraton yang sebelumnya tidak bisa dilihat publik, bahkan tidak dimengerti/dipahami, nanti bisa dilihat dan dipahami sampai latar belakang sejarahnya. Kami sedang melakukan ‘scan’ untuk benda-benda itu, dan pasti perlu waktu, karena jumlahnya sangat banyak. Untuk menghasilnya income, kami akan produksi benda-benda/barang merchandise macam miniatur Gupala seperti ini,” ujar Dedi sambil memperlihatkan miniatur Gupala ukuran kecil dalam kemasan tembus cahaya.
Dedi memperlihatkan miniatur patung Gupala atau penjaga teras Kori Kamandungan atau yang ada di dekat pelataran kamandungan, dalam ukuran panjang 3 cm, lebar 3 cm dan tinggi 7 cm itu ketika memandu tanya-jawab dengan para peserta upacara dan para wartawan. Menurutnya, sampai saat grand launching yang diharapkan bisa dilakuakn Februari, 2024 bersamaan dengan Hari Jadi Kota Surakarta, 20 Februari versi Kraton mataram Surakarta dan 17 Februari versi pemkot Surakarta, selain situs Webs, Token crypto semua ekosistem digital kraton sudah siap diakses dan beberapa jenis benda merchandise bisa dipasarkan secara online.
Sebelum sesi presentasi dan tanya-jawab yang dilakukan Dedi, acara soft launch itu dibuka dengan sambutan putra mahkota KGPH Hangabehi yang didampingi dua saudaranya, yaitu Gusti Timoer dan Gusti Devi. Doa wilujengan juga dilakukan dan dipimpin abdi-dalem juru suranata, RT Irawan Wijaya Pujodipuro (bukan MNg Irawan Wijaya-Red). Sementara GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, mendapat bagian memukul gong sebagai tanda pembukaan resmi acara soft launch ekosistem. Tak lupa, sajian tari Srimpi Ludira Madu dari sanggar pawiyatan yang dipimpin Gusti Moeng, disajikan dalam acara itu.
Tari Srimpi Ludira Madu, sempat diriwayatkan proses penciptaannya oleh RMRP Restu Setiawan yang membacakan narasi tari, maupun melantunkan tembang Macapat “Mijil” yang dikutip dari Serat Wulangreh karya Sinuhun PB IV (1788-1820). Dari karya sastra Sinuhun yang juga Pujangga itu, lalu dijadikan narasi untuk melukiskan cara pandang Sinuhun PB X di saat jumeneng nata (1893-1939) ketika menghadapi perubahan zaman. Yaitu, Sinuhun sempat melihat tata-rupa Kebun Raya Bogor, waktu itu, yang telah menginspirasinya untuk membangun taman rekreasi Kebon Raja yang kemudian juga dikenal sebagai Taman Sriwedari.
Dengan beberapa tahapan produksi karya yang sedang berproses di tangan tim kreatif yang dipimpin Dedi Hendarto, tak lama lagi Kraton Mataram Surakarta akan menjadi kerajaan pertama di dunia yang memiliki Ekosistem Digital paling lengkap. Hal ini juga pernah disebut KPH Edy Wirabhumi dalam sarasehan “Maklumat Sinuhun PB XII” 1 September 1945 di Bangsal Smarakata, awal September lalu. Kraton Mataram Surakarta akan menjadi contoh sekaligus pelopor bagi kraton-kraton anggota Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN) dalam menyambut era teknologi digital global, yang salah satunya diharapkan bisa menghasilkan manfaat secara ekonomis untuk menghindari ketergantungan dari bantuan pemerintah. (won-i1).