Minggu Besok, Ritual Khol ke-390 Wafat Sang Pahlawan Nasional Digelar Kraton Surakarta
SURAKARTA, iMNews.id – Di tengah suasana bangsa Indonesia masih sibuk menjalankan berbagai kegiatan peringatan HUT k2-78 RI hingga hari ini, Kraton Mataram Surakarta juga tidak ketinggalan untuk memaknai lahirnya NKRI 17 Agustus 1945 itu. Minggu (20/8) besok, diagendakan menggelar haul atau khol ke-390 wafat Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai. Raja Mataram ke-3 itu adalah Pahlawan Nasional yang bersama para tokoh penerus Dinasti Mataram, telah banyak berjasa membangun peradaban bangsa, bahkan mengorbankan wilayah kedaulatannya untuk lahirnya NKRI.
“Ini yang sebenarnya juga penting untuk disosialisasikan kepada bangsa ini, agar dipahami bersama-sama. Bahwa NKRI ini lahir bukan hanya merebut dari tangan penjajah, melainkan juga pengorbanan para pahlawan dari lingkungan kraton. Mereka juga pahlawan. Bahkan, Sri Susuhunan PB XII sampai berani mengorbankan Kraton Surakarta menjadi bagian wilayah kedaulatan RI. Pengorbanan kraton-kraton se-Nusantara yang menjadi wilayah kedaulatan NKRI sampai sekarang ini, juga harus dihargai dan dipahami dari generasi ke generasi. Jangan sampai meniadakan. Itu tidak sehat dan tidak baik,” tandas Dr Purwadi.
Penegasan seorang peneliti sejarah yang juga Ketua Lokantara Pusat di Jogja itu diberikan kepada iMNews.id, di sela-sela mengikuti ritual “Gantos Langse” makam Raja Mataram ke-4 Amangkurat Agung yang dilakukan Kraton Mataram Surakarta, di Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Slawi/Tegal, belum lama ini (iMNews.id, 14/8/2023). Menurutnya, para tokoh dari lingkungan kraton utamanya Dinasti Mataram, banyak yang layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, karena mereka juga berjuang bahkan mendahului mempersiapkan yang dibutuhkan untuk lahirnya NKRI, seperti yang dilakukan Sinuhun PB X.
Sementara itu, Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat yang dihubungi iMNews.id, kemarin membenarkan, persiapan panitia untuk menggelar khol wafat Sinuhun Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma, Minggu (20/8) besok, tinggal mewujudkan pelaksanaan tatacara upacara yang sudah disusun sebelumnya. Ritual khol dipusatkan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, tetapi prosesi kirab para perwakilan trah darah-dalem Sinuhun PB I hingga PB XIII yang akan dipandu beberapa Bregada abdi-dalem Prajurit, dimulai dari halaman depan Pendapa Sasana Sewaka.
Sementara itu, kalangan warga Pakasa cabang yang hingga kini juga banyak yang sibuk mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka 17-an di daerah masing-masing, juga tetap mempersiapkan diri untuk hadir dalam pisowanan ritual khol Sang Pahlawan Nasional Sultan Agung. Seperti diungkapkan KRAA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa cabang Ponorogo) yang dimintai konfirmasi iMNews.id, kemarin, disebutkan bahwa “dhawuh” untuk pisowanan untuk Pakasa “Gebang Tinatar” hanya secara sukarela. Oleh sebab itu, pengurus tidak akan mengerahkan warganya dalam jumlah besar, juga tidak menyertakan kesenian reog untuk acara ini.
“Pakasa Gebang Tinatar akan sowan dalam jumlah biasa saja, 30 orang. Kami tidak akan membawa reog, karena memang tidak ada dhawuh. Karena, pengurus Pakasa juga masih punya agenda menggelar acara perayaan di bulan Sura sekaligus 17-an di desa-desa,” jelas KRAA MN Gendut. Ditambahkan, Pakasa cabang selama ini banyak diandalkan para pimpinan daerah dalam upaya pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Surakarta, dalam berbagai kegiatan sampai ke desa-desa. Kabupaten Ponorogo punya makam Bathara Katong, Eyang Djayengrono, Pesanggarahan Sinuhun Kumbul dan petilasan Bantarangin yang menjadi pusat-pusat aktivitas pelestarian budaya Jawa.
Sementara itu, KRAT Mulyadi Puspopustoko (Ketua Pakasa Cabang Pati) yang dihubungi terpisah siang tadi menyebutkan, cabangnya akan mengirim rombongan 50 orang untuk mengikuti pisowanan haul Sang Pahlawan Nasional, Minggu besok. Bahkan, ditambah 10 orang ulama yang akan bergabung dengan abdi-dalem “Kanca Kaji” dan para abdi-dalem “Kethib” serta jurusuranata untuk mendukung doa, tahlil dan dzikir. Kraton Mataram Surakarta punya cirikhas dalam setiap menggelar ritual religi, seperti untuk keperluan haul, yaitu dengan lantunan shalawat Sultanagungan dan syahadat Quresh.
“Syukurlah alhamdulillah, Pakasa Pati diberi kepercayaan untuk mengirim 10 ulama ke kraton. Ini sebuah kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kraton, yang tentu saja membuat warga Pati senang dan bangga. Kebetulan, kami juga mendapat kabar dari Pakasa Kudus, kemarin. Ada rombongan 30-an orang yang akan dikirim sebagai utusan Pakasa, untuk mengikuti haul Sutan Agung di kraton. Kami sering bersama Pakasa Kudus, beriringan sowan ke kraton. Atau ikut kegiatan yang digelar Pakasa Jepara,” jelas KRAT Mulyadi.
Kalau Pakasa cabang Magelang hanya mengirim utusan beberapa warganya karena ketuanya (KRT Bagiyono Rumeksonagoro) terlanjur sanggup memimpin hajadan mantu keluarga besarnya, Pakasa Cabang Jepara akan mengirim rombongan 15 orang yang dipimpin langsung ketuanya, KRA Bambang S Adiningrat, Minggu besok. Menurut Ketua Pakasa Jepara, selama sehari Sabtu (19/8) ini, banyak warga Pakasa cabang yang terlibat dalam karnaval perayaan HUT RI yang digelar Pemkab Jepara, terutama personel prajurit Bregada Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja.
“Kehadiran Pakasa cabang Jepara di acara Karnaval Budaya 2023 ini, untuk mewakili Kecamatan Tahunan. Jadi kami bagi. Yang tidak ikut karnaval, berangakat ke Solo,” ujar KRA Bambang. Sampai siang tadi, skretariat penyelenggara ritual khol masih menunggu konfirmasi kehadiran cabang-cabang Pakasa dan pihak lain di luar itu yang akan mengikuti pisowanan khol Sultan Agung. Di situ ada Pakasa Nganjuk (Jatim), Cabang Kabupaten Magetan, Malang Raya, Karanganyar, Grobogan, Sragen dan Pakasa Cabang Klaten. (won-i1)