Kini, Pakasa Cabang Trenggalek Giliran “Beraksi” Menebar Simpati

  • Post author:
  • Post published:June 19, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Kini, Pakasa Cabang Trenggalek Giliran “Beraksi” Menebar Simpati
PENYERAHAN SONGSONG : Songsong atau payung diterima Lurah Sumbergedong Reny Widya Kurniasari dari sesepuh Prajurit Tamtama dari Kraton Mataram Surakarta mewakili Pakasa Cabang Trenggalek, untuk memayungi "genthong" berisi "Toya Belik" saat mengelilingi wilayah kelurahan dalam kirab budaya, Sabtu (17/6). (foto : iMNews.id/dok)

Mendatangkan Prajurit Kraton, Mengarak Genthong Berisi Air Belik

TRENGGALEK, iMNews.id – Setelah Pakasa Cabang Jepara yang begitu proaktif dan sering mempelopori berbagai kegiatan tradisi di desa-desa wilayah kabupatennya, kini giliran Pakasa Cabang (Kabupaten) Trenggalek (Jatim) menyusul “beraksi” untuk mengembangkan organisasi sekaligus mengemban tugas melestarikan seni budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Untuk kali pertama dari hasil perjuangannya yang proaktif menebar simpati selama sekitar 3 tahun, bisa mewujudkan sebuah event yang diberi tajuk “Kirab Budaya Bersih Kelurahan Sumbergedong” menyusuri jalan-jalan di lingkungan kelurahan itu, Jumat pagi mulai pukul 08.00 WIB.

Menurut KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo selaku Ketua Pakasa Cabang Trenggalek, saat dimintai konfirmasi iMNews.id tadi malam menyebutkan, beberapa kegiatan sudah dilakukan pengurus Pakasa cabang dalam upaya pengembangan organisasi dan menggalang kebersamaan untuk pelestarian seni budaya yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Tetapi seperti diketahui, perjalanan kepengurusan Pakasa cabang tidak selancar yang diharapkan bersama, karena figur ketua lama, KRAT Hasta Surantara menderita sakit beberapa waktu setelah hadir di Hari Jadi ke-90 Pakasa tahun 2021, kemudian mengundurkan diri.

GENTHONG HIAS : “Genthong” atau bak air dari gerabah yang dihias janur, berisi air dari “Belik” yang diangkut dengan jenis angkutan yang dibuat khusus, dalam kirab budaya mengelilingi wilayah Kelurahan Sumbergedong yang diinisiasi bersama oleh Pakasa Cabang Trenggalek, Sabtu (17/6). (foto : iMNews.id/dok)

Dalam kondisi seperti itu, Pakasa masih bisa ikut ambil bagian pada ajang festival tari yang digelar otoritas Pemkab setempat. Kemudian menggelar bhakti sosial berkunjung ke sejumlah warga kurang mampu di lingkungan sekretariat Pakasa cabang di Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Kota, sambil membagi-bagikan bingkisan Lebaran 2023. Ambil bagian pada Hari Jadi Pakasa ke-91 tahun 2022 di Surakarta, merupakan bagian dari upaya mewujudkan eksistensi Pakasa cabang, karena di situ dipergelarkan karya tari “Bedaya Trenggalih” yang disebutnya sebagai karya bersama Pakasa Cabang Trenggalek 2022.

Seperti diketahui, sejak peristiwa “insiden Gusti Moeng kondur Ngedhaton” 17 Desember 2022, ada serangkaian kegiatan yang digencarkan GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa/Ketua Lembaga Dewan Adat untuk menggerakkan semua elemennya. Termasuk, penetapan KRAT Seviola Ananda selaku Ketua cabang pengganti KRAT Hasta Surakarta yang minta mengundurkan diri karena sakit. Sejak itu, Pakasa cabang yang dipimpin ketua paling muda usianya dibanding para ketua lain dan banyak melibatkan generasi muda sebagai pengurus itu, terus bergerak ingin mengejar ketertinggalan.

BERSAMA PRAJURIT : Seusai melakukan kirab budaya “Toya Wening Belik” mengelilingi Kelurahan Sumbergedong, Sabtu (17/6), KRAT Seviola (Ketua) dan pengurus Pakasa Cabang Trenggalek berfoto bersama para prajurit dan Bregada Prajurit Korsik Kraton Mataram Surakarta berfoto bersama di lokasi dekat kelurahan. (foto : iMNews.id/dok)

“Acara kirab yang kami kreasi bersama ini, alhamdulillah bisa terwujud. Ini salah satu dari beberapa program pengembangan organisasi, sekaligus upaya pelestarian seni budaya yang melibatkan masyarakat seluas mungkin. Kebetulan, kami juga sudah lama merencanakan untuk menghadirkan para prajurit dari Kraton Mataram Surakarta, untuk mengawal kirab seperti yang kemarin terjadi. Kirab Bersih Kelurahan yang hampir sama dengan Bersih Desa. Karena, kebetulan sekretariat Pakasa cabang lokasinya ada di Kelurahan Sumbergedong,” ujar KRAT Seviola yang akrab disapa Kanjeng Ola menjawab pertanyaan iMNews.id.

Jalannya kirab didahului dengan sebuah upacara yang berlangsung di depan Kantor Kelurahan Sumbergedong, yang diisi penyerahan “Tirta Wening” dari “belik” atau telaga kecil yang dikelilingi pagar atau “gedhong” yang kemudian disebut “Toya Belik”. Air itu diwadahi sebuah “genthong” yang secara simbolis diserahkan Lurah Sumbergedong, Reny Widya Kurniasari kepada KRAT Ola (Ketua Pakasa Cabang) dan “songsong” (payung) dari Pakasa cabang yang diwakili Lurah, kepada sesepuh prajurit Tamtama dari kraton. Setelah upacara simbolis, barisan kirab budaya disiagakan, dan prosesi krab bergerak.

DIHADIRI SULTAN : Dalam kirab budaya “Sedekah Bumi” di Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Kalinyamatan yang dipimpin KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa) selaku “Manggala Kirab” yang didukung penuh Pakasa cabang, juga menghadirkan Sultan ke-9 PR Abdul Gani Natadiningrat dari Kesultanan Kacirebonan, Kota Cirebon (Jabar), belum lama ini. (foto : iMNews.id/dok)

“Belik itu, merupakan cikal-bakal nama Desa Sumbergedong yang kemudian berubah menjadi Kelurahan (Sumbergedong). Itu merupakan situs peninggalan para leluhur, karena terkait dengan nama tokoh Eyang Patih Singayuda, sebagai panglima perang atau Manggalayuda prajurit di zaman dulu (Mataram Kartasura-Red). Tetapi, pada perkembangan zaman, objek belik itu masih ada, berikut nama Eyang Manggalayuda. Kami mengkreasi tradisi Bersih Desa (Kelurahan) di belik Eyang Manggalayuda itu dengan kirab budaya. Mudah-mudahan, awal ini menjadi langkah ke depan yang bisa berkembang lebih baik,” tambah KRAT Ola.

Gerak langkah Pakasa Cabang Trenggalek ini, tidak lepas dari semangat pelestarian seni budaya Jawa yang selalu dipancarkan keluarga besar Pakasa cabang tetangga dekatnya di Kabupaten Ponorogo, yang hingga kini dikenal paling banyak anggotanya dan paling aktif menggelar berbagai kegiatan pelestarian seni budaya Jawa. Semangat seperti itu juga sudah menular ke Pakasa Cabang Jepara yang punya frekuensi kegiatan pelestarian yang padat dan tinggi, bahkan lompatan jauh menginisiasi kegiatan kirab budaya hari jadi ke-215 Kesultanan Kacirebonan (Jabar), medio Maret lalu.

BOYONG IBU KOTA : Pakasa Cabang Nganjuk (Jatim) yang dipim ketuanya, KRAT Sukoco juga mulai bergerak dengan ikut mewarnai event kirab budaya yang digelar Pemkab dan Pakasa cabang, Selasa (6/6) untuk melukiskan peristiwa “Boyong Ibu Kota” dari Berbek ke Nganjuk yang terjadi pada 6 Juni 1880. (foto : iMNews.id/dok)

Kini, pakasa Cabang jepara juga sudah sibuk dengan agenda kegiatan yang diinisiasinya selama dua bulan yaitu Mei-Juni, terus menebar pesona dengan dukungan Bregada Prajuirt Nguntara Praja dan Korsik Prajurit Sura Praja. Barisan berkekuatan seratusan orang yang selalu diterjunkan di tiap event, langsung dipimpin Ketua Pakasa cabang, KRA Bambang Setiawan Adiningrat sampai Sabtu (17/6). Di ajang event yang bertajuk “Festival Sukodono; Suguh Apem” itu, Pakasa cabang mendukung total khususnya kirab budaya di lingkungan desa tempat sekretariat Pakasa cabang berkantor, yang berada di Kecamatan Tahunan itu.

Yang menjadi inti event itu adalah peristiwa ganti selambu makam Eyang Sentono yang ada di Desa Sukodono, yang mulai dua tahun terakhir dikreasi dengan berbagai sentuhan seni yang atraktif berupa kirab, pentas wayang kulit dan siraman rohani atau tausyah. Gerak maju serupa juga mulai dilakukan Pakasa cabang Nganjuk (Jatim) pimpinan KRAT Sukoco selaku ketua, pada kirab “Boyong Pindah Ibu Kota Kabupaten” dari Berbek ke Nganjuk (6/6/203), Paklasa Cabang Magelang yang mulai memperkenalkan diri di ajang peringatan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur (3-4/6), Pakasa Cabang Magetan (Jatim) dan Pakasa Cabang Klaten. (won-i1)