Gusti Moeng Memberi Sambutan di Forum Sarasehan dan Workshopnya
SURAKARTA, iMNews.id – Sebuah forum sarasehan dan workshop yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Kecil-Mikro dan Perdagangan (KUKMP) Kabupaten Sukoharjo dan Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM di Hotel Solio Surakarta, 6-8 Mei, telah memperkenalkan hasil eksplorasinya berupa jenis kuliner khas di zaman Kraton Mataram masih berIbu-Kota di Kartasura (1703-1745).
Kuliner bernama “Ayam Panggang Daun Talas” itu diperkenalkan kepada publik secara luas sebagai kuliner khas Kabupaten Sukoharjo, karena sejak NKRI Kartasura hanya sebagai wilayah kecamatan, bagian dari Sukoharjo. Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Ketua Lembaga Dewan Adat, diundang hadir untuk memberi sambutan pada pembukaan forum, Sabtu (6/5).
Disebutkan ada sekitar 50-an peserta sarasehan dan workshop, yang kebanyakan dari kalangan pengusaha kuliner industri kelas rumah-tangga yang diharapkan bisa memperkenalkan dan mengembangkannya sebagai kuliner khas masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Dr Purwadi selaku peneliti sejarah Mataram khususnya Surakarta dari Lokantara Pusat di Jogja menyebutkan, selama Mataram (berIbu-Kota) di Kartasura, ada 32 jenis kuliner khas yang diinisiasi penciptaannya.
Di hari pertama, Sabtu 6/5, ada beberapa narasumber dari pejabat di Dinas (KUKMP) Kabupaten Sukoharjo dan pejabat Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM yang berbicara di forum itu, terutama tentang fakta ada resep kuliner “Ayam Panggang Daun Talas”. Dalam pembukaan, Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Ketua Lembaga Dewan Adat Kraton Mataram Surakarta, diminta memberi sambutan.
Kemudian juga dihadirkan ahli masak yang sudah mencoba resepnya, yang mengajarkan proses memasaknya dari awal hingga siap santap pada hari kedua sarasehan, yaitu workshop untuk mengedukasi cara memasaknya. Di situ dijelaskan rangkaian urutannya, setelah bumbu disiapkan, daging ayam dibungkus daun talas lalu dilumuri lumpur sampai semuanya tertutup lumpur.
Setelah itu baru dipanggang di atas api atau alat pemanggang lain (kompor) selama belasan menit. Selain kuliner “Ayam Panggang Daun Talas”, sarasehan juga memberi edukasi kalangan home industri kecil rumahan dan masyarakat untuk memperkenalkan jenis-jenis kuliner lain khas Kartasura dan Sukoharjo sebagai sebuah kegiatan usaha. Gusti Moeng berharap penggalian ini bisa menjadi kegiatan usaha yang menambah kesejahteraan masyarakat Sukoharjo dan lebih luas.
“Dalam pembukaan, saya diminta untuk memberi sambutan. Saya menegaskan bahwa Surakarta adalah lanjutan dari Mataram Kartasura. Eyang Sinuhun Amangkurat IV yang jumeneng di Mataram Kartasura waktu itu, adalah ayah dari eyang Sinuhun PB II. Saya berharap, kekayaan budaya khususnya di bidang kuliner jenis lainnya, terus digali dan dikembangkan sebagai andalan atau khas Kartasura, dan kini Kabupaten Sukoharjo,” tandas Gusti Moeng menyinggung inti sambutannya, saat dihubungi iMNews.id, kemarin.
Lebih lanjut Gusti Moeng menyatakan, Kraton Mataram Surakarta sangat mendukung upaya menggali kekayaan budaya khususnya ragam kuliner bernama “Ayam Panggang Daun Talas” itu. Kuliner itu diciptakan dan diperkenalkan secara luas pada masa Sinuhun Amangkurat IV (1719-1727). Hasil penelitian Dr Purwadi seaku Ketua Lokantara Pusat di Jogja menyebutkan, zaman Mataram berIbu-Kota di Kartasura, sedikitnya 32 resep berbagai jenis kuliner khas diciptakan, termasuk “Ayam Panggang Daun Talas”, sega liwet, berbagai ragam jenang dan sebagainya. (won-i1)