Makam Pangeran Puger Mulai “Ramai” Peziarah, Akan “Diminta” Pihak Kelurahan

  • Post author:
  • Post published:April 26, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Makam Pangeran Puger Mulai “Ramai” Peziarah, Akan “Diminta” Pihak Kelurahan
DARI LUAR : Sebagian cungkup, halaman dan pintu masuk kompleks makam Pangeran Puger tampak dari luar pagar. Di belakang cungkup, bidang tanahnya masih luas tetapi sudah banyak menjadi pemakaman umum. Makam tersebut berada di Jalan Pangeran Puger No 16, Desa Demaan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. (foto : iMNews.id/dok)

Ahli Waris Pengurus Makam Batal Berunding dengan Pakasa Cabang Kudus

KUDUS, iMNews.id – Paguyuban Kulawarga Kraton (Mataram) Surakarta atau Pakasa Cabang Kudus, lebih suka mengambil posisi menunggu ajakan paguyuban keluarga besar ahli waris Pangeran Puger untuk bersepakat bertemu dan berunding. Posisi itu diambil setelah pihak ahli waris membatalkan rencana pertemuan, tanpa memberi kabar lebih lanjut.

“Jadi, beberapa hari setelah Lebaran itu, dari pihak ahli waris pengelola makam mengirim pesan untuk minta waktu. Selain berhalal-bihalal, ingin mengajak berunding dengan Pakasa cabang dan saling memberi masukan. Mungkin saja, makam Pangeran Puger bisa kelola lebih baik lagi, untuk kepentingan yang lebih luas”.

“Karena permintaan berhalal-bihalal itu disampaikan melalui santri saya, tentu saja kami sambut dengan baik. Kami sudah merencanakan pertemuan itu, antara Jumat dan Sabtu (19-20/4). Tetapi, Jumat saya tunggu, datang kabar rencana silaturahmi itu batal,” ujar KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, menjawab iMNews.id, kemarin.

LANGSUNG BERZIARAH : Merasa sudah kembali kuat berdiri dan berjalan pelan, KRA Panembahan Didik langsung berziarah ke makam Pangeran Puger, Rabu malam (24/4). Dia berdoa di depan pusara salah seorang tokoh leluhur Dinasti Mataram di Desa Demaan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, yang hendak dimuliakan Pakasa cabang itu. (foto : iMNews.id/dok)

Lebih lanjut disebutkan KRA Panembahan Didik, pembatalan rencana itu tidak disertai alasan yang jelas dan tidak ada penjadwalan ulang rencana pertemuan setelah ditunda atau dibatalkan. Belakang didapat kabar, diduga ada beberapa masalah yang tidak memungkinkan dilakukan kerjasama antara keluarga besar ahli waris dengan pihak lain.

“Jadi, pendapat saya pribadi memperkirakan ada beberapa masalah. Mungkin yang berkait dengan posisi kedudukan ahli waris pengelola secara hukum, misalnya yayasan. Atau mungkin berkait langsung dengan kabar bahwa pengelolaan makam akan diminta pihak pamong desa. Atau kabar akan disertifikatkannya separo makam itu,” ujar KRA Panembahan Didik.

Dijelaskan, kabar rencana para pengelola makam Pangeran Puger akan bersilaturahmi dengan pengurus Pakasa Cabang Kudus, dinilai akan menjadi awal terbukanya jalan untuk berbagai manfaat. Karena, Pakasa cabang punya keinginan untuk memiliki sebuah event kebanggaan berbasis aset peninggalan sejarah, seperti dimiliki beberapa daerah lain.

AHLI WARIS : Tiga di antara keluarga besar ahli waris pengelola makam Pangeran Puger yang hendak bersilaturahmi dengan pengurus Pakasa Cabang Kudus, tetapi batal. Karena belum terwujud, rencana dialog membahas pengelolaan makam bekerjasama dengan Pakasa cabang, juga belum bisa diharapkan. (foto : iMNews.id/dok)

KRA Panembahan Didik pernah menjelaskan kepada iMNews.id, meski kepengurusan Pakasa Cabang Kudus belum sepenuhnya dikukuhkan secara resmi yang menetapkan “Plt” Ketua Pakasa berubah menjadi Ketua Pakasa secara penuh, cabang Kudus berharap punya event andalan yang bisa menjadi kebanggaan Pakasa cabang, dengan adanya aset makam Pangeran Puger.

Sebelumnya pernah dirancang, sambil merintis menjalin komunikasi dengan keluarga besar pengelola makam Pangeran Puger, di internal pengurus Pakasa cabang juga dirintis untuk meminta pengukuhan dan penetapan kepengurusan secepatnya. Tetapi di luar dugaan, komunikasi yang sudah mulai terjalin, disebut putus di tengah jalan.

“Kalau kabar yang saya dengar betul, berarti memang ada urusan mendasar yang perlu diselesaikan pihak keluarga besar pengelola. Secara pribadi dan selaku pengurus Pakasa, kami tidak ingin ikut campur urusan itu. Tetapi, kalau ada kabar pihak kelurahan ingin menyertifikatkan separo makam, kami kurang setuju,” tandas KRA Panembahan Didik.

EVENT ANDALAN : Harapan Pakasa Cabang Kudus segera punya event andalan untuk meningkatkan daya tarik kunjungan wisata seperti yang tampak ini terwujud di makam Pangeran Puger, harus tertunda beberapa waktu, sampai keluarga besar ahli waris mengajak berdialog. (foto : iMNews.id/dok)

Di tempat terpisah, GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dimintai konfirmasi iMNews.id soal makam Pangeran Puger itu, mengaku pernah datang berziarah ke sana sekitar 5 tahun lalu. LDA bahkan pernah menyerahkan kekancingan kepada seorang abdi-dalem juru-kunci di situ.

“Belakangan saya mendengar, katanya separo makam akan disertifikasi yang diinisiasi pihak desa/kelurahan. Kalau menurut saya, ya sebaiknya dibicarakan bersama dan dicari bentuk yang ideal, yang mengelolanya. Saya yakin, pasti semua bertujuan baik, agar keberadaan makam leluhur itu bermanfaat bagi masyarakat luas”.

“Tetapi, persoalan yang sebenarnya di balik rencana sertifikasi itu apa, saya kurang jelas, karena belum mendapat informasi lebih lanjut. Karena itu, saya juga belum bisa menyebutkan solusi terbaiknya apa. Tetapi, sebaiknya semua pihak di situ bertemu dan berdialog. Termasuk Pakasa,” ajak Gusti Moeng menyarankan.

MERANGKUL SENIMAN : Pakasa Cabang Kudus juga berusaha merangkul kalangan seniman “Barongan” untuk memperlihatkan aset kekayaan seni budaya Kabupaten Kudus. Potensi ini sedianya bisa ditampilkan dalam format kirab budaya saat event haul Pangeran Puger kelak bisa terwujud. (foto : iMNews.id/dok)

Mendengar saran Gusti Moeng itu, KRA Panembahan Didik menyatakan bisa memahami dan menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak keluarga besar pengelola makam. Dia mengakui, sejak Pakasa Cabang Kudus menggelar berbagai acara dan dipublikasikan sejumlah media, Kabupaten Kudus semakin mendapat perhatian publik secara luas.

Tidak hanya yang berkait dengan keberadaan Pakasa cabang sebagai tangan panjang Kraton Mataram Surakarta melalui Pakasa Punjer, Pakasa Cabang Kudus juga kreatif menginisiasi acara adat berbasis religi dan budaya Jawa, seperti kirab “Mapag Wulan Siyam”, kirab budaya “Grebeg Mulud” dan kirab “Terompet” kuno peninggalan sejarah.

“Mungkin saja, sejak kami mulai menyinggung-nyinggung rencana menjadikan haul Pangeran Puger sebagai destinasi wisata, banyak diberitakan media, dan mungkin saja semakin banyak pengunjungnya. Itu baik. Alhamdulillah. Kalau belakangan muncul kabar ada berusaha merebut, mungkin karena alasan itu,” ujarnya lagi menduga. (won-i1).