SOLO – smnusantara.com – Edy Kistoro (53) benar-benar ”mengangkat tangan” untuk meneruskan kegiatan mengelola grup musik dangdut OM Ervana (yunior), sejak THR Sriwedari tutup dan ”dilindas” pandemi Corona yang hingga kini belum bisa memberi kesempatan show musik off air bergerak kembali. Karena sudah lumpuh sejak 2018 dan sama sekali tidak bergerak hampir selama 2020 ini, membuat Edy Kistoro selaku pimpinan grup, memilih profesi usaha air isi ulang kecil-kecilan di rumahnya.
”Ya…saya sempat bingung, mau usaha apa dalam situasi seperti ini. Meneruskan mengelola grup dnagdut tinggalan kakak (Kasmihadi Citrokusumo alm), jelas tidak mungkin. Situasinya jauh lebih buruk setelah THR Sriwedari ditutup. Selama setahun ini, Ervana Group benar-benar lumpuh yak berkutik,” ujar Edy menjawab pertanyaan SMNusantara.Com, tadi siang.
Mungkin agak berbeda dengan dunia jasa hiburan pada umumnya yang baru terasa tak berkutik sejak pandemi Corona melanda Tanah Air mulai bulan Maret. Yang dialami Ervana Group dan juga beberapa kelompok musik yang pernah punya jadwal di THR Sriwedari, sudah sejak 2018 merasa kehilangan ladang tempat mencari nafkah akibat panggung hiburan di Taman Sriwedari itu ditutup.
Kepada seluruh musisi anggota Ervana Group yang jumlahnya sekitar 30-an orang, Edy mengaku telah memberi kebebasan untuk mencari jalan hidup masing-masing sejak THR tutup. Dan selama pandemi Corona, semakin membuat para musisi tidak berkutik di luar pengelolaannya.
Karena itu, lanjut Edy, alih profesi sebagai pengusaha jasa menjual air isi ulang menjadi peluang satu-satunya untuk bertahan hidup bersama keluarganya. Karena, kelompok profesi musisi dangdut tidak termasuk yang mendapat perhatian pemerintah dari segala bentuk bantuan sosial.
”Modal yang tinggal sedikit. Dari pada habis dimakan, saya putar untuk jualan air isi ulang. Walau prosesnya juga kami kerjakan sendiri, modalnya enggak banyak kok. Kebetulan, pangsa pasarnya juga masih terbuka,” jelas adik bungsu pendiri OM Ervana (Kasmihadi Citrokusumo alm). (won)