Solo, smnusantara.com – gelar Gusti Kanjeng Ratu di depan namanya, sosok perempuan ini akan mudah dikenali sebagai bangsawan dari Keraton Surakarta. Namun bukan semata karena bangsawan jika sekarang dia dikenal luas. Sebab sepak terjangnya juga layak untuk dicatat. Dialah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timur Rumbai Kusumadewayani.
Gusti Timur, sapaan akrabnya, memang seorang putri bangsawan. Dia puteri tertua dari Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII, raja Keraton Surakarta Hadiningrat yang sekarang. Dalam kesehariannya dia juga tinggal di lingkungan istana, tepatnya di Kaputren.
”Tapi dalam pandangan saya, gelar di depan nama ini bukan sekadar penanda sebagai bangsawan. Tapi di sebalik itu, justru menuntut tanggungjawab yang tinggi,” ujar putri bangsawan kelahiran Keraton Surakarta, 21 Februari 1973 tersebut.
Itulah mengapa kemudian Gusti Timur tak ingin terjebak dengan kapasitas kebangsawanannya. Justru sebaliknya, dia merasa harus bisa membuktikan betapa gelar itu bisa memacu semangat untuk terus berkarya. Utamanya berkarya dalam bidang kebudayaan, yang selama ini menjadi wilayah eksistensi putri bangsawan itu.
”Dimana pun saya melakukan sesuatu, spiritnya pasti selalu bagaimana membumikan kebudayaan keraton. Karena menurut saya, kebudayaan keraton sebagai sumber budaya Jawa memang harus terus disebarluaskan agar senantiasa berguna bagi kehidupan zaman,” jelasnya.
Banyak hal sudah dilakukan Gusti Timur demi mewujudkan semangatnya itu. Di antaranya, belakangan ini dia sibuk mempersiapkan diri sebagai maskot dari pergelaran Solo International Performing Art (SIPA) 2012. Dalam pergelaran seni berskala international yang sebentar lagi akan digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran Kota Surakarta tersebut, dia berperan sebagai Dewi Bumi penjaga keseimbangan alam semesta.
”Saya bangga dan merasa terhormat bisa menjadi maskot SIPA. Semoga apa yang saya lakukan ini juga bisa untuk membawa nama Keraton Surakarta. Hal yang selalu ingin saya perjuangkan,” tandasnya.(WK)