Sisa Naskah Manuskrip di Sasana Pustaka yang Belum Didigitalisasi, Akan Segera Dituntaskan

  • Post author:
  • Post published:November 29, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Sisa Naskah Manuskrip di Sasana Pustaka yang Belum Didigitalisasi, Akan Segera Dituntaskan
DENGAN IDENTITAS : Tim dari Perpustakaan IAIN Ponorogo (Jatim) yang dipimpin Alwan Wibawanto STh I SIP ME (Kepala Perpustakaan IAIN), berfoto bersama Gusti Moeng dan abdi-dalem petugas Sasana Pustaka, menggunakan banner identitas rombongan saat studi banding di perpustakaan Kraton Mataram Surakarta, Kamis (28/11). (foto : iMNews.id/Dok)

Oleh Tim Ahli IAIN Ponorogo (Jatim) yang Bekerjasama dengan Kraton

SURAKARTA, iMNews.id – Sejumlah naskah yang sama sekali belum didokumentasi dalam “microfilm” dan sebagian yang sudah, akan segera didigitalisasi. Teknologi untuk memperkuat sistem dokumentasi dan pengamanan koleksi literasi peninggalan Kraton Mataram Surakarta dan dari zaman yang lebih tua lagi itu, akan dilakukan tim dari IAIN Ponorogo yang bekerjasama dengan kraton.

“Ada enam poin yang menjadi inti kerjasama antara tim IAIN Ponorogo dengan Kraton Mataram Surakarta yang diwakili GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA. Penandatanganan kerjasama sudah dilakukan di Sasana Pustaka, Kamis (28/11) kemarin, yang dilakukan Gusti Moeng dan Alwan Wibawanto STh I SIP ME (Kepala Perpustakaan IAIN)”.

TANDATANGAN MUO : Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) dan Alwan Wibawanto STh I SIP ME (Kepala Perpustakaan IAIN), menandatangani naskah MoU perjanjian kerjasama antara IAIN Ponorogo dengan Kraton Mataram Surakarta, dalam studi banding di kraton, Kamis siang (28/11). (foto : iMNews.id/Dok)

“Enam poin itu, adalah (1) pengelolaan digitalisasi manuskrip dan naskah kuno. (2) Konservasi manuskrip dan naskah kuno, (3) promosi dan penelitian terhadap manuskrip Jawa koleksi Sasana Pustaka. (4) Pertemuan ilmiah, penelitian dan publikasi bersama bidang perpustakaan. (5) Pemanfaatan bersama sumber informasi dan (6) Pendidikan dan latihan,” ujar KRT Ahmad Faruq MFil-I.

KRT Ahmad Faruq Reksobudoyo MFIL-I, adalah dosen pengajar di IAIN Ponorogo yang mengantar tim studi banding dari lembaga kampusnya ke Kraton Mataram Surakarta, Kamis siang. Saat itu, tim diterima Gusti Moeng di Sasana Pustaka dan melakukan penandatangan kerjasama mewakili kedua lembaga tersebut, lalu diteruskan dengan penyerahan cinderamata.

HASIL PENELITIAN : Buku berisi hasil-hasil penelitian para peneliti dari IAIN Ponorogo tentang naskah kuno di Kraton Mataram Surakarta, diperlihatkan Gusti Moeng dan Alwan Wibawanto STh I SIP ME untuk memperkaya isi perpustakaan masing-masing dalam studi banding di kraton, Kamis siang (28/11). (foto : iMNews.id/Dok)

Setelah berdialog di Sasana Pustaka, tim dari IAIN yang terdiri 6 orang melanjutkan diskusi di kantor Gusti Moeng yang ada di eks kantor Badan Pengelola (BP) Kraton Mataram Surakarta. Rombongan diterima KPH Edy Wirabhumi yang juga berkantor di situ selaku Pimpinen Eksekutif Lembaga Hukum Kraton Surakarta, melanjutkan dialog dan mengakhiri kunjungan dengan foto bersama.

Perpustakaan Sasana Pustaka  milik Kraton Mataram Surakarta, adalah salah satu perpustakaan yang menyimpan banyak data penting sejarah perjalanan “negara” Mataram Surakarta, bahkan zaman para leluhur Dinasti Mataram sebelumnya. Selain yang berkait dengan kraton dan Budaya/Peradaban Jawa, data-data sejarah di kraton juga banyak yang berkait dengan NKRI.

DI KANTOR EKS BP : Tim dari Perpustakaan IAIN Ponorogo yang dipimpin Alwan Wibawanto STh I SIP ME (Kepala) mengakhiri dialog dengan KPH Edy Wirabhumi dan Gusti Moeng dengan foto bersama di kantor eks BP di ujung timur Kamandungan Kraton Mataram Surakarta, Kamis siang (28/11). (foto : iMNews.id/Dok)

Seperti berulang-ulang disebut Gusti Moeng di berbagai kesempatan, jika perjalanan Kraton Mataram Surakarta berjalan lancar tanpa insiden dari zaman ke zaman, naskah manuskrip dan naskah kuno yang dimiliki akan banyak sekali dan lengkap sekali. Tetapi, dihancurkannya kompleks kantor Kepatihan di tahun 1949, banyak dokumen kraton yang berhubungan dengan NKRI, musna. (won-i1)