Diangkat dan Didorong ke Atas Secara Manual, Tiga Jam Selesai
SURAKARTA, iMNews.id – Ketika ada biayanya, proses membuat gedung pencakar langit atau menara bertingkat berapapun, bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat karena bantuan berbagai peralatan teknologi modern. Tetapi, bagaimana dengan proses renovasi dua titik lokasi konstruksi atap bangunan Pendapa Sitinggil Kidul, asat bernilai sejarah dan budaya sangat tinggi mili Kraton Mataram Surakarta yang ada di ujung selatan kawasan seluas 90 hektar itu? Mungkin sulit diterima akal sehat, apabila proses pengerjaan dan pengadaan materialnya, hampir semuanya mirip yang terjadi pada ratusan tahun silam.
Itulah yang tampak ketika menyaksikan proses renovasi Pendapa Sitinggil Kidul yang dimulai sekitar dua minggu lalu, atas prakarsa Pengageng Sasana Wilapa selaku pemimpin otoritas “Bebadan Kabinet 2004” yang mulai bekerja kembali di dalam kraton, dengan momentum peristiwa 17 Desember 2022. Begitu semua “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa bekerja kembali di kraton, KPH Edy Wirabhumi selaku penanggungjawab perencanaan revitalisasi kraton langsung menjalankan tugas merenovasi dengan kekuatan yang ada.

Setelah pengerjaan renovasi di berbagai sisi yang diprioritaskan dalam rangka keperluan upacara adat tingalan jumenengan, 16 Februari lalu, proses renovasi terus bergerak ke semua arah berdasar skala prioritas bangunan paling strategis, tingkat kerusakannya berat tetapi bisa direnovasi dalam kadar ringan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. Maka, setelah sisi utara atap Bangsal Marcukunda, prioritas renovasi bergerak ke salah satu ruang di Museum Art Gallery karena plafonnya ambrol. Namun menjelang upacara adat tingalan, Panggung Ngindra juga sudah sempat direnovasi, bentangan balok yang patah diganti.
Renovasi ringan berikutnya juga sudah menyentuh menara Panggung Sangga Buwana, karena hampir semua materi konstruksi dari kayu jati sudah keropos, rapuh bahkan banyak yang putus, seperti konstruksi dempel pintu, jendela dan daun jendela atau pintunya. Dari bulan Januari hingga kini, sudah menginjak enam bulan, tetapi hasil pekerjaan renovasi seakan tak kelihatan mencolok, karena renovasi hanya dilakukan dalam skala kecil mengingat kekuatan biayanya yang semuanya swadaya, mandiri.

Selain situasi dan kondisinya seperti itu, melakukan pekerjaan renovasi di kraton tidak seperti proses mengerjakan bangunan gedung bertingkat pencakar langit atau gedung-gedung modern, yang bisa dikerjakan dengan padat teknologi dan tanpa perlu ada pekerjaan sisi spiritualnya. Mengingat kraton dibangun bertahun-tahun sampai lengkap seperti sekarang, melibatkan ratusan bahkan ribuan tenaga manusia, mengerjakannya secara manual dan prosesnya harus dimulai dengan ritual, seperti doa wilujengan yang diadakan sebelum menaikkan balok kayu “dudur” Pendapa Sitinggil Kidul, pagi tadi.
Karena harus menggunakan tatacara adat, renovasi Pendapa Sitinggil Kidul sudah menginjak waktu 2 minggu karena diselingi proses tebang pohon jati di kompleks Pesanggrahan Langenharjo, Sukoharjo. Dan siang tadi, balok kayu untuk “dudur” yang beratnya sekitar 3 kwintal sudah berhasil diangkat dari lantai dan dinaikkan ke atap atau “empyak” pendapa secara manual. Hanya dengan 7 orang, proses evakuasi dan pemasangan material balok kayu dilakukan full manual oleh 7 orang tenaga, yaitu Wahyudi, Kusmanto, Supardi, Win Wibowo, Istanto, dan seorang lagi yang sering disapa pak Tri dan Kiki Aryanto selaku koordinator tim.

“Niki kados zaman riyin sekdal mbangun kraton pak. Sadaya mlampah manual. Namung ‘ngamplas’, negor jati kalian ngangkutipun ingkang ngginaaken mesin. Sanesipun ngginaaken tenaga manual. Niki wau mulai jam 08.00 langkung wiwit ngangkat saking lantai, niki jam 11.00 sampun saget minggah ngempyak,” ujar Kiki Aryanto dengan volume suara agak keras karena berada di atas atap, ketika menjawab pertanyaan iMNews.id yang berada di jalan “Supit Urang Kidul”, sebelah barat Pendapa Sitinggil Kidul yang sedang direnovasi.
Sementara itu, KPH Edy Wirabhumi selaku penanggungjawab pelaksana revitalisasi kraton yang dihubungi terpisah menjelaskan, pada prinsipnya kompleks Pendapa Sitinggil Kidul akan dipercantik secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi kesiapan biayainya karena semuanya swadaya alias mandiri. Untuk itu, setelah penggantian dua batang balok “dudur” berukuran lebar 29 cm, tebal 12 cm dan panjang 10 meter itu, akan dilihat lagi kesiapannya untuk meneruskan pembenahan bagian lain. Termasuk memindah beberapa ekor mahesa Kiai Slamet, agar jadi satu kompleks di kandang sisi selatan Alun-alun Kidul. (won-i1)