Sangat Berharap Bisa Ziarahi Makam Pangeran Puger, Sebagai Agenda Ritual Tetap Warga Pakasa
KUDUS, iMNews.id – Minggu (3/3) besok, Pakasa Cabang Kudus akan menggelar kirab budaya untuk menandai ritual “Mapag Wulan Siyam”, sebagai kreativitas di bidang seni, spiritual religi yang berbasis budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Ritual itu untuk menyambut datangnya bulan puasa atau “Pasa” tahun Jimawal 1957 atau Ramadhan tahun 1445 Hijriyah.
“Plt” Ketua Pakasa Cabang Kudus, KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro yang dihubungi iMNews.id pagi tadi menyebutkan, kegiatan kreasi baru berbasis religi dan budaya Jawa ini baru pertama ini diadakan. Karena, Pakasa cabang tidak memiliki kegiatan “nyadran” atau “khol” (haul-Red) seperti daerah lain yang dikunjungi “Bebadan Kabinet 2004” tiap bulan “Ruwah” tiba.
Hajadan ritual “Mapag Wulan Siyam” yang akan digelar, Minggu (3/3) besok, dipusatkan di kediaman KRT Heru Kristiyono Adinagoro di kampung Pelang, Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Ritual itu akan ditandai dengan kirab keliling kampung setempat sejauh 1,1 KM, yang diberangkatkan pukul 13.00 WIB, start dan finish di kediaman KRT Heru Kristiyono.
“Dari pada tidak ada kegiatan, kami mengkreasi acara ini untuk seterusnya bisa menjadi agenda kegiatan Pakasa Cabang Kudus. Karena, Pakasa cabang belum punya kegiatan andalan misalnya nyadran atau haul. Makam Sunan Kudus selama ini tidak diziarahi kraton. Begitu pula makam Pangeran Puger (Sinuhun PB I), kami belum tahu, apa boleh diziarahi”.
“Kami ingin mencari penjelasan ke kraton (Kraton Mataram Surakarta-Red), apakah Pakasa Cabang Kudus diizinkan berziarah atau menggelar khol untuk Pangeran Puger di kompleks makamnya? Kalau diizinkan, ini akan menjadi agenda kegiatan tetap Pakasa dan insya’Allah bisa dijalankan rutin tiap tahun,” ujar KRA Panembahan Didik Gilingwesi, menjawab pertanyaan iMNews.id.
Dia juga menjelaskan, bahwa sebenarnya Pakasa cabang ingin sekali mengiring rombongan safari nyadran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng. Salah satu tujuannya, agar mengenal semua tokoh leluhur Dinasti Mataram yang makamnya tersebar di berbagai daerah lintas propinsi. Tetapi karena tulang-belakangnya cedera akibat jatuh, mobilitasnya menjadi sangat terbatas.
Minggu besok, lanjutnya, diharapkan hadir sekitar 500 orang yang akan menjadi peserta kirab budaya untuk menandai ritual “Mapag Wulan Siyam”. Jumlah itu terdiri dari 250-an warga Pakasa dan sisanya warga sekitar di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe. Di antara 250 warga Pakasa, sudah termasuk utusan perwakilan Pakasa Cabang Pati, Cabang Jepara dan Demak.
“Dana yang terkumpul, baru bisa mengundang peserta sebanyak itu. Intinya, kami ingin mengenalkan budaya Jawa di lingkungan masyarakat Desa Margorejo, Kecamatan Dawe. Selain itu, Pakasa Kudus belum pernah punya kegiatan yang bisa mengundang Kraton Mataram Surakarta. Mudah-mudahan, Pakasa Kudus kelak punya kegiatan yang melibatkan kraton,” harap KRA Panembahan Didik.
Di tempat terpisah, KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Pati mengaku diundang pengurus Pakasa Cabang Kudus untuk
hadir di acara “Mapag Wulan Siyam” itu, tetapi disebutkan belum tahun berapa orang yang bisa ikut berombongan hadir di Kudus. Di tempat dan waktu terpisah, KRA Bambang S Adiningrat yang dihubungi iMNews.id mengaku juga diundang KRA Panembahan Didik.
“Kami akan mengutus 20-an orang untuk mewakili Pakasa Jepara, hadir di acara ‘Mapag Wulan Siyam’. Tetapi, semuanya hanya unsur pengurus dan warga Pakasa. Karena unit Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja, sedang fokus untuk hadir di acara ‘Grebeg Nyadran Agung’ di Kabupaten Banjarnegara,” ujar KRA Bambang S Adiningrat, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan, pasukan Prajurit Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja Pakasa Jepara diundang untuk memeriahkan kirab budaya dalam rangka ritual “Sulih Langse” dan nyadran di Astana Pajimatan Adisara, Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, yang digelar Rabu-Kamis, 6-7 Maret. Upacara adat itu digelar bersama oleh beberapa elemen, termasuk Pakasa Cabang Banjarnegara.
Menurut KRA Bambang, Pakasa Cabang Jepara akan mengirim pasukan prajurit dan unit korsik drumband beranggotakan lebih 50 orang untuk memandu prosesi kirab dari kediaman juru-kunci makam menuju lokasi makam sejauh kurang lebih 1 KM meter. Ketua Pakasa Cabang (Kabupaten) Banjarnegara, KRAT Eko Budi Tirtonagoro yang dihubungi iMNews.id, membenarkan rencana itu.
Seperti surat undangan yang ditandatangani Sudarpono selaku Ketua Panitia “Grebeg Sadran Agung Adisara 2024” dan brosur susunan acara yang dikirim Pakasa Cabang Jepara kepada iMNews.id, kemarin, terlihat ada beberapa acara yang diagendakan untuk mengisi acara ritual “Sulih Langse” makam “Grebeg Sadran Agung Adisara” itu.
Yaitu festival Ebeg atau “jaran kepang” atau “jaran dor” dan sajian pementasannya, suguhan tari “Lengger Banyumasan”, kenduri budaya, kenduren sadran, pameran pusaka keris dan sebagainya, pentas musik Ngapak Banyumasan dan parade musik Hadrah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sajian Ebeg dan tari Lengger Banyumasan, dipentaskan di halaman dalam kompleks makam.
Ritual religi “Grebeg Sadran Agung Adisara”, sudah menjadi agenda rutin tahunan masyarakat adat sekitar makam jauh sebelum ada kepengurusan Pakasa Cabang Banjarnegara. Bahkan, kegiatan ini menjadi destinasi wisata yang mengundang wisatawan religi semakin banyak, setelah digarap serius kerjasama antara masyarakat adat dengan Dinas Pariwisata Pemkab setempat. (won-i1).