Kirab Budaya “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa”, Pesona Para Pelestari dan Pecinta Budaya (seri 2- bersambung)

  • Post author:
  • Post published:December 27, 2022
  • Post category:Budaya
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Kirab Budaya “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa”, Pesona Para Pelestari dan Pecinta Budaya (seri 2- bersambung)
BUSANA ADAT BUPATI : Busana adat yang biasa dikenakan pejabat "Bupati" atau "Bupati Manca" zaman Mataram Surakarta (1745-1945) dan sebelumnya yang dikenakan Ketua Pakasa Cabang Jepara KRA Bambang Setiawan Adiningrat, menjadi pemandangan baru dan menarik ketika digelar di ruang publik dalam kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu (24/12). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kirab Budaya Jadi “Santapan” Para Penggila Viral Berbagai Peristiwa

IMNEWS.ID – KIRAB budaya yang digelar sebagai puncak event peringatan Hari Jadi 91 Tahun Pakasa dengan Pekan Seni Budaya dan Ekraf 2022 yang mewarnainya sejak tanggal 16 hingga 24 Desember, ternyata mendatangkan dampak positif bagi banyak pihak. Di antaranya adalah aspek daya tarik bagi kalangan generasi muda yang juga melahirkan berbagai keinginan atau sikap dalam mengapresiasinya, mulai hanya sekadar mendapatkan hiburan, pengetahuan seni, budaya, historis dan sebagainya serta ketertarikan untuk menjadi bagian dari kelembagaan-kelembagaan peserta kirab.

Salah satu ketertarikan untuk menjadi bagian dari kelembagaan peserta kirab, banyak terlukis melalui komentar, respon dan pernyataan-pernyataan spontan yang membanjir melalui berbagai media sosial, selain yang secara langsung terungkap di lapangan. Ungkapan-ungkapan kagum dan tertarik itu juga langsung disikapi dengan baik, misalnya oleh Sekretaris Pakasa Cabang Trenggalek KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo yang selama ini memimpin pengurus Pakasa cabang, termasuk memimpin kontingen cabang hadir di berbagai acara yang digelar selama berlangsungnya event peringatan Hari Jadi 91 Tahun Pakasa dengan Pekan Seni Budaya dan Ekraf 2022.

BREGADA SURAPRAJA : Pasukan korp musik Bregada Prajurit Surapraja yang ditampilkan Pakasa Cabang Jepara di sesi kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu (24/12), menjadi santapan visual warga Surakarta dan penggila viral berbagai platform medsos karena langka dan menarik. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Begitu kami tiba di tempat asal kami (Kabupaten Trenggalek-Red), langsung banyak komentar yang masuk memalui berbagai plarform media sosial di antara kami pengurus cabang, maupun di antara 100-an warga Pakasa yang habis tampil di event itu. Terutama kalangan generasi muda milenial, mengungkapkan kekagumannya. Di antara mereka tertarik ingin bergabung dengan Pakasa. Ini sangat positif dan kesempatan yang baik. Karena, dari mereka ini akan lahir generasi pelestari yang kami harapkan akan meneruskan upaya pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Mereka sangat tertarik dan ingin suatu saat bisa tampil seperti kami,” papar tokoh pemimpin cabang Pakasa paling muda usia yang kini baru 30-an tahun itu, saat dihubungi iMNews.id, tadi pagi.

Pesona daya tarik kirab event peringatan Hari Jadi 91 Tahun Pakasa dengan Pekan Seni Budaya dan Ekraf 2022 memang luar biasa dan langka terjadi, karena memang baru kali kedua diadakan Kraton Mataram Surakarta setelah peringatan yang pertama tahun 2021, dengan rute kirab yang berbeda, yaitu hanya dari halaman kompleks Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa ke arah depan Balai Kota Surakarta, lalu kembali ke kawasan kraton. Kirab yang tersaji dalam peringatan kedua pada Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, sabtu (24/12), mengambil start dari halaman Pamedan Pura Mangkunegaran, berjalan menyusuri jalan Ngarsapura, perempatan Pasar Pon ke arah perempatan Gladag, lalu kembali ke halaman Pendapa Pagelaran.

TOKOH MUDA : Sekretaris Cabang KRAT Seviola yang memimpin Pakasa Cabang Trenggalek dan kontingen cabang pada sesi kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu (24/12) lalu, memancarkan pesona dan daya tarik kalangan generasi muda, karena usianya yang memang masih muda. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Rute yang jauhnya kurang lebih kurang dari 2 KM itu memang relatif pendek untuk membentangkan barisan peserta kirab yang jumlahnya seribuan orang, karena durasi waktu perjalanan dari garis start di lapangan Pamedan, hanya butuh waktu kurang dari 30 menit sudah bisa mencapai garis finish yaitu di depan halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. Meski rentang jarak rute kirab terlalu singkat atau pendek, apalagi untuk membentang jumlah barisan sepanjang itu, tetapi citra visual pemandangan yang atraktif dan sangat langka khususnya bagi warga Surakarta atau Sala atau Solo itu, sangat menarik karena sangat lain dengan biasanya, misalnya barisan kirab pusaka menyambut Tahun Baru Jawa 1 Sura yang selalu digelar mulai tengah malam.

Sebab itu, wajar saja apabila pemandangan yang atraktif penuh warna-warni bernuansa klasik tradisi yang khas sekali dengan nilai dan simbol sejarah Kraton Mataram Surakarta itu, citra visualnya sangat menarik dinikmati publik segala umur teruta,ma generasi muda milenial. Oleh sebab itu pula, hampir semua yang menyaksikan jalannya kirab langsung mengabadikan dengan HP di tangannya lalu membagikan kepada siapa saja melalui berbagai platform media sosial, karena bangsa Indonesia termasuk bangsa yang punya generasi muda milenial, penggila viral berbagai peristiwa langka, termasuk event kirab budaya Hari Jadi 91 Pakasa.

GENERASI MUDA : Kontingen Pakasa Cabang Trenggalek yang tampil di sesi kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu (24/12), juga banyak didukung kalangan generasi muda. Ini yang menjadi daya tarik kalangan generasi sebayanya untuk merespon dengan berbagai cara sesuai gayanya yang khas milenial. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dalam hal menangkap peluang ketertarikan publik menyaksikan lalu terdorong untuk menjadi bagian dari para pelaku dan pelestari seni budaya Jawa yang ada di organisasi-organisasi Pakasa cabang, tentu dirasakan bahkan dialami sendiri oleh para pengurus Pakasa Cabang Ponorogo. Karena Pakasa Cabang “Gebang Tinatar” di Kabupaten Ponorogo (Jatim) ini, malah sudah lebih dulu menggarap generasi muda utamanya dari kalangan sekolah dan pesantren, untuk menjadi simpatisan dan generasi muda Pakasa cabang, calon pelestari budaya Jawa yang berkembang di wilayahnya dan calon pelaku sekaligus penerus sejarah peradaban Mataram Surakarta di masa depan.

“Kirab kemarin itu sudah cukup bagus. Sudah meningkat kualitasnya dibanding kirab pada peringatan 90 Tahun Pakasa tahun 2021. Event seni budaya ini bisa dilanjutkan terus, dan ditingkatkan kualitasnya di tahu depan (2023). kalau di sana-sini ada kekurangannya, itu sangat wajar. Dan yang menjadi bagian dari evaluasi dalam pelaksanaan kirab budaya kemarin itu, adalah kurangnya jumlah petugas yang menata barisan kontingan dan mengatur urutan pemberangkatannya. Mudah-mudahan, semua bisa menjadi pelajaran berharga, untuk tampil lebih baik di tahun mendatang,” harap KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang “Gebang Tinatar”, saat dihubungi iMNews.id, kemarin. (Won Poerwono-bersambung/i1)