Menjadi Ajang Lahirnya Karya Baru di Bidang Seni Budaya
IMNEWS.ID – KIRAB budaya dalam event peringatan “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa” yang digelar Kraton Mataram Surakarta dan diinisiasi Lembaga Dewan Adat sebagai penanggungjawab/penyelenggara serta Pengurus Pakasa Pusat (Punjer) selaku pelaksananya, memang pantas disebut memiliki pesona yang tinggi yang dipancarkan oleh para pesertanya yang menjadi pecinta dan pelestari seni budaya yang bersumber dari Mataram Surakarta. Salah satu yang menjadi daya tarik publik terhadap rangkaian kegiatan yang digelar selama lebih dari seminggu mulai tanggal 16 hingga 24 Desember itu, antara lain karena event itu telah menjadi ajang lahirnya berbagai karya baru di bidang seni yang berbasis budaya Jawa.
Salah satu karya baru di bidang seni-budaya yang dilahirkan organisasi Pakasa Cabang Jepara, adalah kesatuan prajurit adat yang dinamakan Bregada Prajurit Surapraja, yang di dalamnya lengkap dengan bregada korp musik (korsik). Bregada Prajurit “Sura Praja” dirintis embriyonya kira-kira setahun lalu dengan nama “Untara Praja”, saat Pakasa Kabupaten Jepara memulai sepak-terjangnya sehabis momentum upacara wisuda pemberian gelar kekerabatan di Pendapa Kabupaten Jepara, awal 2021 (iMNews.id, 22/2/2022).
Sebagai kelengkapan yang selalu dibutuhkan khalayak luas khususnya bagi masyarakat Kabupaten Jepara, KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang segera melaporkan dan memintakan izin kepada pengurus Pakasa Punjer dan Lembaga Dewan Adat (LDA) selaku induk semua elemen organisasi di luar struktur kelembagaan kraton. Melalui momentum kirab budaya yang menjadi puncak event peringatan “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa” yang digelar Kraton Mataram Surakarta, Sabtu (24/12/2022) itu, lahirnya Bregada Prajurit “Sura Praja” dinyatakan sah dan resmi menjadi milik Pakasa Cabang Jepara dalam sebuah upacara yang berlangsung di Pendapa Sitinggil Lor, seusai berlangsungnya kirab.
“Jadi, setelah benar-benar diakui besar manfaatnya bagi Pakasa cabang maupun bagi masyarakat Kabupaten Jepara, kami memintakan izin kepada Pakasa Punjer dan Kraton Mataram Surakarta (Lembaga Dewan Adat-Red) untuk disahkan sebagai bagian strategis dari Pakasa cabang. Ini juga tentu akan bermanfaat bagi kraton dalam upaya pelestarian budaya dan memperkuat legitimasi, untuk kelangsungan kraton agar berumur semakin panjang. Kami tentu sangat beruntung Bregada Sura Praja diizinkan kraton. Karena ini sudah terbukti menjadi daya tarik dan pesona publik secara luas, khususnya generasi muda, untuk ikut bergabung melestarikan budaya Jawa,” tandas KRA Bambang Setiawan.
Karya baru dari Pakasa Cabang Jepara itu, selain sudah lebih 10 kali menebar pesona di berbagai event di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Jepara, juga sudah terbukti bisa ikut mewarnai event Grebeg Suro Hari Jadi Kabupaten Ponorogo pada Agustus 2022, apalagi di event peringatan “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa” yang digelar Kraton Mataram Surakarta, belum lama ini. Di situ, tampak sekali dari 230-an anggota kontingen Pakasa Jepara yang hampir semuanya ikut turun ke jalan bergabung dalam kirab budaya, kira-kira 70 persennya adalah warga usia muda milenial yang menjadi generasi muda andalan Pakasa Jepara.
Penyusunan karya baru berupa Bregada Prajurit Sura Praja itu didukung dengan krop musik drum band dengan peralatan lengkap sekelas “marching band”, yang para pendukungnya sebagian besar adalah anggota Sanggar Seni Loka Budaya dari Padepon Joglo Hadipuran yang dipimpin Ketua Pakasa cabang. Dengan peralatan itu, juga disusun lagu atau gending yang diambil dari gending gamelan “Cara Balen”, yang khas Kraton Mataram Surakarta untuk mengiringi langkah Bregada Prajurit Panyutra saat mengantar hajad dalem berbagai ritual ke kagungandalem Masjid Agung, yang sudah diizinkan pula untuk mengiringi langkah prajurit “Sura Praja”.
Karya baru lain yang lahir dari ajang event yang masih langka di Kota Surakarta maupun di Tanah Air itu, adalah penyusunan karya tari klasik “Bedaya Trenggalih” yang diinisiasi Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim) dan tim penyusunnya diketuai KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo, yang tak lain adalah Sekretaris Pakasa cabang yang memimpin kontingen cabang di event itu. Karya tari ini tentu akan membanggakan publik secara luas, terutama warga Kabupaten Trenggalek dan jajaran Pemkabnya, termasuk pula warga Pakasa secara keseluruhan, dan tentunya bagi Kraton Mataram Surakarta.
Pakasa Cabang Ponorogo tentu menjadi salah satu cabang yang banyak menyumbangkan gagasan atas lahirnya karya-karya baru di bidang seni budaya berbasis budaya Jawa itu, misalnya karya konfigurasi atau formasi peringatan Hari Jadi Pakasa yang lahir pada tanggal 29 November 1931 itu. Tanggal, bulan dan tahun kelahiran Pakasa itu diwujudkan dengan 29 seniman “Jathilan” atau “Jaranan” yang cantik-cantik, 11 seniman “Bujang-Ganong”, 19 seniman pembawa “Dhadhak-Merak”, 31 sesepuh seniman reog, tiga pangarsa bagian dan seorang “Manggala” yang diperagakan Ketua Pakasa Cabang, yaitu KRRA MN Gendut Wreksodiningrat yang didukung “Sanggar Kawasita Art” dan Paguyuban Reog Pakasa “Katon Sumirat”. (Won Poerwono-bersambung/i1)