“Bapak Perdamaian Dunia” Punya Empat Tanda Jasa dari NKRI
IMNEWS.ID – KALAU data-data yang ditemukan Dr Purwadi (peneliti sejarah Lokantara Jogja-Pusat) dan Dr Widodo Aribowo (pengajar di Akademi Seni Mangkunegaran) menyebut bahwa Sinuhun Paku Buwana (PB) III layak disebut sebagai “Bapak Perdamaian” di bumi Mataram Surakarta, memang begitulah faktanya. Karena, kebesaran hati seorang pemimpin untuk “berbagi kekuasaan” di antara dirinya dengan kedua pamannya, yaitu Pangeran Mangkubumi (Perjanjian Giyanti-1755) dan Raden Mas Said (Perjanjian Salatiga-1757), bisa dipahami sebagai upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah yang sebelumnya pernah terjadi.
Menurut kedua peneliti sejarah itu, upaya Sinuhun PB III itu benar-benar terbukti, karena setelah itu tidak pernah terjadi perang saudara di antara keturunan Dinasti Mataram, sampai waktu yang panjang atau berakhirnya kedaulatan politik negara “Mataram Surakarta” di tahun 1945. Sepak terjang Sinuhun PB III sebagai “Bapak Perdamaian” ini mungkin saja belum ditemukan kelengkapan data sebagai persyaratan pengajuan permohonan sebagai Pahlawan Nasional, sebagai gelar yang sudah ditetapkan Sinuhun PB VI dan PB X, tetapi Sinuhun PB XII kini sudah siap menjadi tokoh ketiga yang sangat layak menerima gelar Pahlawan Nasional karena sejumlah persyaratan yang diperlukan sudah lebih dari cukup, termasuk gelar “Bapak Perdamaian” dunia.
“Bapak Sinuhun (PB XII-Red) punya empat tanda jasa dari NKRI. Satya Lencana Perang Kemerdekaan ke-1 dan ke-2 yang sekaligus diberikan oleh Menteri Pertahanan RI pada 17 Agustus 1958. Piagam Bhakti Pembinaan Angkatan Perang RI oleh Presiden Soekarno pada 5 Oktober 1958 dan Tanda jasa Pahlawan Perang Gerilya oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1958. Karena tanggal 1 November 1945 beliau mendapat pangkat dari TNI Letnan Jenderal (Letjen), maka pada 8 Juni 1968 diterima sebagai anggota Veteran Pejuang Kemerdekaan. Kemudian, Piagam dan Medali Perjuangan Angkatan 45, diterima 26 September 1995”.
“Jadi, permohonan kami agar beliau mendapatkan anugerah Pahlawan Nasional, jelas tidak ngayawara (berlebihan-Red). Bahkan, beberapa waktu sebelum beliau wafat, kraton mendapat tamu seorang tokoh dari India, dari sebuah Foundation yang bergerak di bidang perdamaian dunia, namanya Sri Chinmoy. Sinuhun PB XII menerima penghargaan sebagai Bapak Perdamaian Dunia,” tandas GKR Wandansari Koes Moertiyah dalam wawancara dengan para awak media, menyinggung riwayat singkat Sinuhun PB XII yang dibacakan di sela-sela ritual khol ke-15 ‘Sang Pahlawan Sinuhun Amardika’ di Pendapa Sitinggil Lor, Sabtu siang (iMNews.id, 12/11/2022).
Berdasar data historis, filosofis, sosiologis dan landasan yuridis, permohonan gelar Pahlawan Nasional terhadap Sinuhun PB XII jelas “tidak ngawur”, “tidak asal-asalan” serta tidak berlebihan atau “ngayawara”. Karena, penelitian untuk kebutuhan itu dilakukan secara sistematis, integral dan komprehensif serta jauh dari unsur subjektivitas, misalnya seperti yang dibahas dalam sebuah seminar tentang permohonan gelar itu oleh Kelompok Pengembangan dan Pengkajian Budaya Jawa (Kembang Jiwa) di Klaten pada 23 Mei 2013, kemudian forum serupa yang digelar kalangan intelektual kampus di Bulak Sumur, tahun 2014.
Mencermati data-data dan fakta serta terpenuhinya segala persyaratan yang diperlukan, tak aneh apabila pengurus Pakasa Cabang Gebang Tinatar Ponorogo, Cabang Trenggalek dan Cabang Nganjuk (Jatim), kemudian Ketua Pakasa Cabang Jepara, Pati dan Cabang Grobogan serempak menyerukan agar pemerintah RI segera mengabulkan permohonan gelar Pahlawan untuk Sinuhun PB XII. Menurut KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Ponorogo), KRA Bambang Setiawan Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) dan KRAT Sukoco (Ketua Pakasa Nganjuk), pemerintah RI sudah tidak perlu ragu-ragu dengan jasa-jasa, karya dan prestasinya, Sinuhun PB XII sangat layak menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional.
“Sumbangan Sinuhun PB XII (atas nama Kraton Mataram Surakarta) terhadap bangsa dan NKRI, tak bisa dinilai dengan uang. Jasa-jasa beliau secara materiil dan nonmateril, karya-karya para leluhur Mataram di berbagai bidang yang bermafaat untuk masyarakat luas, diinisiasi untuk bangsa dan NKRI. Luar biasa. Maklumat 1 September itu, menginspirasi kraton-kraton lain di Nusantara untuk ikut bergabung ke NKRI. Atas dasar itu, Pakasa Cabang Gebang Tinatar sangat mendukung dan berharap, pemerintah RI segera mengambulkan permohonan gelar Pahlawan Nasional tersebut,” tegas KRT Gaguk Hermanto Hadinagoro (Bendahara Cabang) dan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Cabang) yang dihubungi iMNews.id secara terpisah, kemarin.
Harapan serupa juga disampaikan KRA Bambang Setiawan Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara), KRAT Mulyadi Puspopustaka (Ketua Pakasa Pati), KRMRAP Joko Wasis Sontonagoro (Ketua Pakasa Grobogan), KRAT Eko Budi Tirtonagoro (Ketua Pakasa Banjarnegara) dan dua tokoh dari Jatim masing-masing KRAT Ola (Pj Ketua Pakasa Trenggalek) dan KRAT Sukoco (Ketua Pakasa Nganjuk). Mereka menyatakan sangat mendukung upaya permohonan gelar Pahlawan Nasional untuk Sinuhun PB XII, dan mendesak agar pemerintah RI segera menganugerahkan gelar tersebut, karena “Sinuhun Amardika” itu sangat layak mendapatkan gelar tersebut. (Won Poerwono-bersambung/i1)