Ketua Pakasa Jepara Gelar “Ruwatan” Kedua Putrinya, Pengurus Pakasa Ponorogo Jadi Tamu Istimewa

  • Post author:
  • Post published:December 31, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Ketua Pakasa Jepara Gelar “Ruwatan” Kedua Putrinya, Pengurus Pakasa Ponorogo Jadi Tamu Istimewa
LARUNG RUWAT : KRA Bambang S Adiningrat mengikuti doa wilujengan ritual "larung ruwat" yang dipimpin Modin Desa Semat di pantai Semat, Kecamatan Tahunan, seusai menggelar wayang "ruwatan" untuk kedua putrinya bersamaan dengan pertemuan rutin weton Sabtu Kliwon, di kediaman Pendapa Joglo Hadipuran Desa Sukodono, 30 Desember kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Kunjungan Silaturahmi Balasan, Karena Event “Grebeg Suro” Juga Didukung dan Dimeriahkan

JEPARA, iMNews.id – Pengurus Paguyuban Kawula Kraton Surakarta (Pakasa) Cabang Jepara menggelar tradisi pada weton Sabtu Kliwon “tutup kendang” atau penutup dengan kegiatan yang termasuk peristiwa istimewa, pada 30 Desember, kemarin. Kesempatan weton terakhir itu, diisi dengan gelar hajad ritual “ruwatan” yang diramu dengan ajang silaturahmi dengan tamu istimewa.

Tamu istimewa yang hadir bersilaturahmi sebagai kunjungan balasan itu, adalah beberapa tokoh pengurus Pakasa Cabang “Gebang Tinatar” dari Kabupaten Ponorogo (Jatim), yang dipimpin ketuanya, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat. Dia didampingi KRAT Sunarso Suro Agul-agul (Wakil Ketua Cabang) yang juga Ketua Paguyuban Reog “Katon Sumirat”.

Kunjungan silaturahmi balasan yang tampak istimewa itu, karena rombongan dari Pakasa Cabang “Gebang Tinatar” hadir mengenakan kostum khas kesenian reog yang juga kostum adat Kabupaten Ponorogo. Penampilan para tamu itu sangat ikonik dan identik wilayah kabupaten yang masuk zona “Mataraman” di sisi barat yang dekat Kraton Mataram Surakarta itu.

YANG DIRUWAT : Aquin Nasnia Setiawan Putri dan Rania Elka Aundira Setiawan Putri, dua putri “Kembang Sepasang” yang diruwat kedua orangtuanya pasangan KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) dan KMT Susanti Puspitaningrum, dalam sebuah ritual yang digelar di kediamnnya, Sabtu Kliwon (30/12). (foto : iMNews.id/dok)

KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa cabang Jepara yang dimintai konfirmasi iMNews.id siang tadi menyatakan, kesempatan pertemuan rutin pengurus Pakasa cabang pada weton Sabtu Kliwon, 30 Desember kemarin, dimaknainya dengan hajad ritual “ruwatan” kedua putrinya yang dalam terminologi budaya Jawa disebut “Kembang Sepasang”
“Karena anak yang termasuk ‘Kembang Sepasang’, masuk dalam kategori yang memiliki ‘sukerta’ atau noda secara spiritual kebatinan yang menempel pada sepasang anak perempuan. Dan, ‘sukerta’ itu harus dihilangkan dalam upacara adat ruwatan. Kemarin, setelah diguyur air dari beberapa sumber, air bekas bersama sukertanya dilarung ke laut pantai Semat”.

“Ruwatannya, dilakukan dalang sepuh Ki Suradi dari (Kabupaten) Tuban (Jatim). Sesudah ‘ruwatan’, dilakukan ‘larung ‘ruwat’ yang diiringi doa yang dipimpin pak Modin dari Desa Semat (Kecamatan Tahunan). Setelah itu, dilanjutkan dengan  doa, tahlil dan istighosah yang sudah menjadi ciri acara rutin weton,” ungkap KRA Bambang S Adiningrat.

MINIATUR REOG : Dengan kostum adat khas Ponorogo (Jatim), KRRA MN Gendut Wreksodiningrat didampingi KRAT Sunarso Suro Agul-agul, menyerahkan cinderamata miniatur reog kepada Petinggi Desa Sukodono dan KRA Bambang S Adiningrat dalam acara “ruwatan” yang digelar tuan rumah Ketua Pakasa cabang Jepara, Sabtu Kliwon (30/12), kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Disebutkan, hampir semua kegiatan weton tutup kendang itu berlangsung di halaman kediaman keluarga Ketua Pakasa cabang Jepara tersebut yang ada di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan. Tetapi, ritual “larung ruwat” dilakukan bersama ayah kedua putri yang diruwat di pantai Semat, yang ada di Desa Semat, tetangga Desa Sukodono di Kecamatan Tahunan.

Sedangkan kedua putri Ketua Pakasa Cabang Jepara yang disebut punya sukerta “Kembang Sepasang” itu adalah Aquin Nasnia Setiawan Putri dan adiknya, Rania Elka Aundira Setiawan Putri. Kedua putri yang juga aktif mengikuti kirab budaya di berbagai kesempatan di dalam dan di luar Jepara itu, lahir dari KMT Susanti Puspitaningrum istri KRA Bambang.
Pentas wayang “ruwatan” dengan lakon “Murwakala” itu, juga disaksikan para anggota paguyuban seni  seperti Pepadi Jepara dan anggota kelompok kesenian dari kabupaten setempat, bahkan dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati. Pentas wayang “ruwatan” sudah termasuk paling langka dan nyaris tidak dikenal di kalangan masyarakat zaman ini.

KUNJUNGAN SILTARUAHMI : KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) saat mendukung kirab budaya pada event “Grebeg Suro” tahun 2022, sempat menyerahkan cinderamata replika keris yang diterima Bupati Ponorogo dan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat serta putra mahkota KGPH Hangabehi di rumah dinas Bupati. (foto : iMNews.id/dok)

Menurut KRA Bambang, upacara adat “ruwatan” ini digelar untuk mewujudkan sikap dan kecintaan keluarganya sebagai bagian dari masyarakat adat. Apalagi, sebagai pamong sekaligus pimpinan organisasi Pakasa Cabang “Nguntara Praja” Kabupaten Jepara, yang menjadi tangan panjang Pakasa Punjer dalam upaya pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta.

Mewakili keluarga dan pengurus Pakasa Cabang Jepara, ia menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran 170-an tamu undangan terutama warga Pakasa, pamong desa, pamong wilayah anggota Forkompimcam. Terutama Petinggi atau kepala Desa Sukodono yang baru kali ini mau hadir, walau tiap tahun Pakasa Cabang rutin menggelar kegiatan sejak beberapa tahun lalu.

“Secara khusus, saya menyampaikan terima kasih kepada rombongan pengurus Pakasa Cabang “Gebang Tinatar” yang dipimpin KRRA MN Gendut Wreksodiningrat. Beliau dan rombongan menjadi tamu istimewa kami, untuk mengeratkan tali silaturahmi. Karena sudah menjadi satu keluarga dalam Pakasa Kraton Mataram Surakarta. Terima kasih cinderamata miniatur reognya,” ungkap KRA Bambang.

PELATIH KORSIK : MNg Rahmat Gito L, instruktur korsik drumband prajurit Sura Praja yang ikut mengawal ratusan prajurit Pakasa Cabang Jepara dalam kirab budaya “Grebeg Suro” Hari Jadi Kabupaten Ponorogo tahun 2022, sempat berfoto bersama KRRA MN Gendut Wreksodiningrat dan KRAT Sunarso Auro Agul-agul, Sabtu (30/12) kemarin.(foto : iMNews.id/dok)

Dalam kesempatan itu, pengusaha mebel kayu jati ukir yang punya showroom di Jepara dan Jakarta itu meminta maaf, karena dalam hajadan ritual “ruwatan” ini tidak mengundang pengurus Pakasa cabang secara khusus dari Kudus dan Pati anggota “Tiga Serangkai”. Kehadiran Pakasa Cabang Ponorogo, adalah rencana lama membalas kunjungan yang baru bisa diwujudkan kemarin.

Seperti diketahui, kehadiran rombongan tamu istimewa dari Pakasa Cabang “Gebang Tinatar”, merupakan kunjungan silaturahmi balasan atas kehadiran rombongan Pakasa Cabang “Nguntara Praja” Kabupaten Jepara di Kabupaten Ponorogo. Kunjungan dalam dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 2022 dan 2023, juga didukung beberapa bregada prajurit dari Kraton mataram Surakarta.

Pakasa cabang Jepara menurunkan ratusan anggota Bregada Prajurit Nguntara Praja dan Bregada Korsik Sura Praja, untuk memeriahkan kirab budaya “bedhol pusaka” dalam event “Grebeg Suro” yang digelar Pemkab setempat bersama Pakasa Cabang Ponorogo, dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang jatuh tiap bulan Sura di tahun 2022 dan 2023. (won-i1).