Untuk Mengambil Momentum Peristiwa Konferensi Meja Bundar di Belanda
SURAKARTA, iMNews.id – Rapat koordinasi (Rakor) kedua Pakasa yang digelar secara zoom virtual oleh Pengurus Pakasa Pusat dari ndalem Kayonan, Baluwarti, Minggu malam (22/10/2022), diikuti 19 pengurus Pakasa cabang dari daerah masing-masing yang tersebar di Provinsi Jateng dan Jatim, telah menghasilkan beberapa keputusan. Di antaranya, adalah penentuan waktu pelaksanaan yang akan diambil tepat dengan momentum peristiwa penandatanganan naskah Konferensi Meja Bundar (KMB), 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda, yang maknanya sangat penting bagi Kraton Mataram Surakarta.
“Ya sekalian bisa memaknai beberapa hal. Hari Jadi ke-91 Pakasa yang kelahirannya 29 November bisa diperingati. Peristiwa KMB pada 27 Desember 1949 juga bisa diperingati. Warga Pakasa dari cabang-cabang juga bisa berkumpul untuk memperingati dua hari bersejarah sangat penting bagi Kraton Mataram Surakarta itu. Masyarakat adat akan terus dan selalu mengingat-ingat dan mengingatkan hal itu. Agar siapapun pengelola NKRI ini, memahami arti penting kraton bagi NKRI. Kemudian menjalankan apa yang sudah diamanatkan dalam konstitusi,” tandas Gusti Moeng selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), menjawab pertanyaan iMNews.id yang menghubunginya, tadi siang.
Gusti Moeng yang hadir dalam rakor zoom virtual itu, juga memberi kata pengantar, terutama yang bekait dengan penentuan waktu pelaksanaan hari jadi, yang semula diusulkan berlangsung pada pertengahan Desember, kemudian diputuskan berlangsung sekitar dua minggu terakhir bulan Desember. Penggeseran itu dimaksudkan, peristiwa peringatan Hari Jadi Pakasa tetap punya makna meski tidak tepat pada tanggalnya, sedangkan melalui peringatan itu juga bisa mengenang momentum penting bagi kraton dan segenap masyarakat adatnya, yaitu peristiwa KMB yang puncaknya terjadi pada 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda.
Usulan Pameran Keris
Sementara itu, rakor yang dipimpin Ketua Pengurus Pusat (Pangarsa Punjer) Pakasa, KPH Edy Wirabhumi, selain menentukan waktu pelaksanaan dari tanggal 23 Desember hingga 2 Januari (2023), juga memutuskan usulan Pakasa Cabang Ponorogo untuk diagendakan sebagai salah satu mata acara/kegiatan hari jadi. Yaitu atraksi kirab minimal 1000 warga masyarakat adat yang mengenakan busana “Jawi jangkep”, untuk memecahkan rekor jumlah pemakaian busana adat (Jawa) terbanyak agar mendapatkan penghargaan dari MURI.
Di tempat terpisah, KRMH Kusumo Wibowo selaku Koordinator Bidang Kirab yang dihubungi tadi siang menyebutkan, semua ketua Pakasa cabang dilibatkan dalam kepanitiaan hari jadi, untuk memudahkan koordinasi dalam setiap agenda sajian selama kegiatan peringatan berlangsung tiap harinya dari tanggal 23 Desember hingga 2 Januari (2023). Karena, dalam agenda pentas seni yang dijadwalkan tiap hari, direncanakan diisi bergantian dari tiap cabang Pakasa yang dikombinasikan dengan sajian dari Pakasa Punjer yaitu Kraton Mataram Surakarta.
“Mengenai jadwal kegiatan tiap harinya, termasuk jadwal kirab, sedang disusun. Juga rute kirabnya. Yang jelas, dari 19 cabang yang sudah terlibat rapat melalui zoom virtual kemarin, semua siap berpartisipasi. Ada cabang lain belum terhubung, tapi pasti akan menyusul. Yang kemarin itu, ada 870-an warga Pakasa yang berkumpul di tempat masing-masing, mengikuti jalannnya rapat. Durasi waktu yang dilonggarkan sampai 2 minggu-an itu, juga untuk mengakomodasi usulan adanya Pameran dan Bursa Tosan Aji serta basar UMKM,” jelas KRMH Kusumo Wibowo, putra tertua KGPH Puger (Pengageng Kusuma Wandawa/Pengageng Sasana Pustaka). (won-i1).
