Paguyuban Pambiwara Nasionalpun Merapat ke Kraton Mataram Surakarta

  • Post author:
  • Post published:June 26, 2022
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read

Peringati Ultah di Sela-sela Wisuda Anggota yang Mendapat Gelar Kekerabatan

SURAKARTA, iMNews.id – Paguyuban Pasinaon Pambiwara Jawa (PPJ) yang berasal dari sejumlah wilayah di Tanah Air, baru setahun berdiri dan kini langsung merapat ke Kraton Mataram Surakarta melalui Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku ketuanya. Organisasi yang belum terstruktur sesuai tingkatan daerahnya itu, Sabtu siang (25/6) menggelar ulang tahun (ultah)nya yang pertama sekaligus mengikuti upacara wisuda atas gelar kekerabatan yang diterima dari kraton melalui LDA yang berlangsung di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa.

Menurut KP Budayaningrat selaku salah seorang yang menginisiasi berlangsungnya upacara wisuda siang itu, warga Paguyuban PPJ yang datang dari beberapa wilayah di Indonesia ini, rata-rata adalah pendatang dari Jawa yang sudah menetap di beberapa pula di luar Jawa puluhan tahun, bahkan sejak dimulainya program transmigrasi di masa lalu. Mereka tetap menjalankan adat tradisinya di perantauan, terutama ketika menyelenggarakan upacara pernikahan yang menggunakan adat dari asalnya, yaitu adat jawa.

PESINDEN GECUL : Di antara para anggota paguyuban PPJ yang diwisuda, adalah seorang pesinden “gecul” (lucu), Nyi Eka Suranti asal Kabupaten Kebumen, yang tampak mendapat kalungan samir dari KPHA Sangkoyo Mangun Kusumo di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Sabtu siang (25/6). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Maka tidak aneh, mereka yang bergabung dalam paguyuban itu rata-rata adalah para perias dan juru pranatacara atau pambiwara. Karena, dalam upacara perkawinan adat Jawa, unsur yang penting dua hal itu. Dalam soal adat perkawinan itu, memang sangat sulit hilang ketika berada di luar masyarakat adatnya. Justru banyak yang tetap rindu dan terus melestarikan. Ini modal yang baik dalam rangka merawat kebhinekaan dan memperkuat ketahanan budaya itu,” jelas KP Budayaningrat menjawab pertanyaan iMNews.id, siang itu.

Disebutkan, ada lebih dari 100 nama yang diusulkan mendapatkan gelar kekerabatan mulai dari “Penewu” (Mas Ngabehi atau MNg) hingga “Bupati Sepuh” Kanjeng Raden Tumenggung atau KRT), yang siang itu diwisuda GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, setelah mengucapkan sumpah menjalankan “Apa sing dadi gawa-gawene” oleh Pengageng Karti Praja KPHA Sangkoyo Mangun Kusumo. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek, Jabar, Lampung, Palembang, Jatim dan beberapa wilayah di Sulawesi dan Papua.

POTONG TUMPENG : Gusti Moeng memotong tumpeng peringatan 1 tahun paguyuban PPJ yang disaksikan KRAT Aditya Sarwadi Purbohadipura (Ketua PPJ), seusai upacara wisuda penyerahan kekancingan gelar kekerabatan kepada warga paguyuban itu, di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Sabtu siang (25/6). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dalam wisuda sekaligus penyerahan kekancingan berisi gelar kekerabatan, silih berganti dilakukan Gusti Moeng dan beberapa sentanadalem yang mengalungkan samir kepada para wisudawan. Usai wisuda, dilanjutkan dengan ultah pertama PPJ dengan potong tumpeng yang dilakukan Gusti Moeng dan diserahkan kepada Ketua PPJ KRAT Aditya Sarwadi Purbohadipuro. Suguhan tari Gambyong PKJT, Gunungsari dan tari Ngremo garapan baru berurutan disuguhkan oleh Korwil PPJ Klaten dan Surabaya.

“Saya selaku Ketua LDA mewakili kraton menyampaikan teruma kasih kepada penjenengan semua, yang tetap ingat dan menjalankan adat tradisi budaya yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Saya berharap penjenengan semua tetap terus bersemangat dalam upaya melestarikan budaya Jawa, walau berada di tempat yang jauh dari kraton. Dan apa yang sudah diberikan kraton kepada penjenengan semua, adalah tanda pemberian tugas dan kewajiban sesuai isi sumpah ‘Nindakaken apa sing dadi gawa-gawene’. Sekaligus, saya mengucapkan selamat ultah PPJ yang pertama,” tandas Gusti Moeng yang disambut tepuk-tangan sekitar 200 yang hadir di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, siang kemarin. (won-i1)