Warga Komunitas “Pager Wojo” dan “Keduk Beji” Resmi Membentuk Pengurus Pakasa Cabang Ngawi

  • Post author:
  • Post published:January 4, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Warga Komunitas “Pager Wojo” dan “Keduk Beji” Resmi Membentuk Pengurus Pakasa Cabang Ngawi
PEKIK MERDEKA : KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer, seusai memberi sambutan penetapan pengurus Pakasa Cabang Ngawi di Pendapa "Wedya Graha" Pemkab Ngawi, mengakhirinya dengan pekik "Merdeka", yang disambut dengan teriakan yang sama oleh semua yang hadir mengenakan busana adat Jawa, Kamis siang tadi.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Diketuai Wakil Bupati dan Ditetapkan Pangarsa Punjer, Siang tadi

NGAWI, iMNews.id – Terjalinnya kembali tali silaturahmi, hubungan kultural dan historis antara masyarakat Kabupaten Ngawi (Jatim) dalam beberapa peristiwa yang terjadi di wilayah kabupaten dan di Kraton Mataram Surakarta, berakhir dengan pembentukan dan penetapan kepengurusan Pakasa Cabang (Kabupaten) Ngawi di awal tahun 2024 ini.

Bertempat di Pendapa “Wedya Graha” kompleks perkantoran Pemkab Ngawi, Kamis (4/1) siang tadi, kepengurusan Pakasa cabang Ngawi ditetapkan KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer. Acara “pengukuhan” yang akan dilanjutkan dengan pelantikan di waktu terpisah tidak lama lagi, berlangsung setelah didahului upacara wisuda abdi-dalem penerima gelar kekancingan.

MENERIMA TONGKAT : Wakil Bupati Ngawi, Dr Dwi Rianto Jatmiko MH MSi seusai menerima gelar kekerabatan “KRT” dan tongkat kepemimpinan Pakasa cabang Ngawi, memberikan pidato sambutannya di acara wisuda yang digelar di Pendapa Wedya Graha”, Kabupaten Ngawi, Kamis (4/1) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Upacara di pendapa kabupaten siang tadi, diikuti sekitar 100 orang yang sebagian besar para pengurus Pakasa Cabang Ngawi dan anggota, ditambah kehadiran pengurus Pakasa beberapa cabang seperti dari Kabupaten Ponorogo, Magetan, Trenggalek, Madiun Raya dan Kabupaten Sragen (Jateng). Acara itu juga disaksikan Wakil Bupati Dr Dwi Rianto Jatmiko MH MSi dan beberapa kepala dinas.

Ada 94 warga kabupaten setempat yang diwisuda menjadi abdi-dalem sekaligus anggota Pakasa Cabang Ngawi. Termasuk Wakil Bupati yang mendapat gelar kekerabatan Kangjeng Raden Tumenggung (KRT) dan ditetapkan sebagai Ketua Umum Pakasa Cabang Ngawi. Sedang Suyono Sastrorejo (Ketua Komunitas Pager Wojo), mendapat gelar “KRT” dan ditetapkan sebagai Ketua Harian Pakasa cabang.

KETUA HARIAN : Sebagai Ketua Harian dalam kepengurusan Pakasa Cabang Ngawi yang ditetapkan Pangarsa Pakasa Punjer di Pendapa “Wedya Graha” Kabupaten Ngawi, Kamis (4/1) siang tadi, Suyono Sastrorejo juga mendapat gelar kekerabatan “KRT” dan tongkat kepemimpinan dari KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Jalannya upacara wisuda dan penetapan “Pamong Pakasa Cabang Ngawi” dipandu dengan konser karawitan secara “live” yang dipuji Pangarsa Pakasa Punjer dan Pangarsa Lembaga Dewan Adat, cukup bagus komposisi tabuhannya. Dalam sambutannya, kedua tokoh dari “Bebadan Kabinet 2004” itu menyebut, sajian gending-gendingnya cukup meyakinkan dari asal-usulnya, yaitu dari kraton.

Selain sajian gending yang memandu setiap pergantian acara, upacara itu juga diselingi dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bahkan, usai memberikan pidato sambutan penetapan pengurus Pakasa cabang, KPH Edy Wirabhumi mengajak semua undangan untuk meneriakkan yel-yel “Merdeka….merdeka….merdeka”.

SUASANA “SURAKARTA” : Suasana di Pendapa “Wedya Graha” Kabupaten Ngawi, saat berlangsungnya upacara wisuda abdi-dalem yang mendapat gelar kekerabatan dan penetapan pengurus Pakasa Cabang Ngawi, Kamis (4/1) siang tadi, benar-benar tak ada bedanya dengan suasana serupa yang ada di Surakarta, apalagi di Kraton Mataram Surakarta. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dalam sambutan, KPH Edy Wirabhumi menjelaskan, keberadaan organisasi Pakasa-lah yang bisa menyambung kembali tali silaturahmi antara Kraton Mataram Surakarta dengan masyarakat di bekas wilayahnya sebelum 1945. Organisasi yang didirikan Sinuhun PB X di tahun 1931 itu, kini bisa dijaga dan dipelihara lagi sebagai wadah untuk melestarikan budaya yang bersumber dari kraton.

Sementara GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, kembali meneruskan “sesorahnya” tentang proses kelahiran NKRI dan “nasib kraton”. Di situ dia mengajak agar para caleg dan calon gubernur, bupati atau calon wali kota, bisa menyempatkan diri belajar tentang konstitusi UUD 45 agar tahu isinya dan melaksanakan tugas di tempat masing-masing sesuai amanat konstitusi.

SERAHKAN PARTISARA : Gusti Moeng menyerahkan partisara kekancingan kepada para abdi-dalem secara bergiliran, sedangkan KPH Edy Wirabhumi mengalungkan samir yang menggenapi sebagai tanda wisuda terhadap para warga anggota Pakasa Cabang Ngawi itu. Upacara berlangsung di Pendapa “Wedya Graha” Kabupaten Ngawi, Kamis (4/1) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sementara itu, Wakil Bupati Dr Dwi Rianto Jatmiko MH MSi dalam sambutannya mengajak masyarakatnya untuk tetap memelihara budaya asli bangsa, yaitu budaya Jawa untuk wilayah yang hingga kini masih dekat dengan kraton. Dengan terbentuknya pengurus Pakasa cabang, pelestarian budaya akan lebih baik dan bisa berkembang.

Masyarakat Kabupaten Ngawi di lokasi yaitu di Desa Tawun, Kecamatan Kasreman punya tradisi “Bersih Desa” yang disebut “Keduk Beji” bersaman dengan haul di makam Kyai Ageng Metawun. Sedangkan di Kecamatan Mantingan, ada situs “Pager Wojo” yang selalu menggelar ritual “Grebeg Mantingan” dan beberapa kali dihadiri utusan dari kraton, di antaranya Gusti Moeng. (won-i1).