Bupati Pertama yang Dilantik Pada Zaman ”Nagari” Mataram Kartasura
PONOROGO, iMNews.id – Senin Lusa (21/3), Gusti Moeng selaku Ketua LDA sekaligus Pengageng Sasana Wilapa akan memimpin rombongan dari Keraton Mataram Surakarta untuk berziarah atau ”nyadran” di makam Bathara Katong, bupati pertama yang dilantik Sinuhun Amangkurat di zaman ”nagari” Mataram Kartasura. Agenda nyadran ke Kabupaten Ponorogo (Jatim) di bulan Ruwah ini, merupakan rangkaian kegiatan khusus berziarah di makam-makam leluhur Dinasti Mataram, yang tersebar di beberapa daerah yang kini masuk wilayah Provinsi Jateng dan Jatim.
Makam Bathara Katong yang kini masuk wilayah Kabupaten Ponorogo (Jatim), selalu menjadi rangkaian agenda nyadran Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta. Selama sebulan penuh di bulan Ruwah (kalender Jawa) yang nyaris utuh berada di bulan Maret (Masehi) ini, sudah disusun rangkaian agenda nyadran di berbagai daerah yang memiliki makam para leluhur Dinasti Mataram, bahkan sudah ada beberapa yang dilaksanakan.
”Yang baru saja, yaitu Kutha Gedhe (Jogja) dan Imogiri (DIY), Kamis (17/3). Nyekar di dua tempat itu sudah memakan waktu sehari sendiri. Di dalam kompleks makam Imogiri ‘kan harus jalan kaki. Padahal, di deretan makam Pakubuwanan dan Sultan Agung, misalnya, beda tempat. Selain itu, harus ada upacara doa, tahlil dan dzikir,” papar KPH Edy Wirabhumi yag mengikuti rangkaian agenda nyadran sampai di Kutha Gedhe dan Imogiri, menjawab pertanyaan iMNewas.id, kemarin.
Setelah Kutha Gedhe dan makam raja-raja Astana Pajimatan Imogiri, sesuai agenda yang disusun, Senin Lusa (21/3) jadwal nyadran giliran ke makam Bathara Katong yang ada di Kabupaten Wonogiri. Sama dengan ketika nyadran di tempat-tempat lain, kedatangan rombongan Gusti Moeng untuk nyadran juga diikuti oleh para abdidalem yang tergabung dalam organisasi Pakasa Cabang setempat, termasuk Pakasa Gebang Tinatar atau Cabang Kabupaten Ponorogo yang diketauai KRA MN Gendut Wreksodiningrat.
Setelah dari Kabupaten Ponorogo, agenda nyadran Gusti Moeng berikutnya adalah tanggal 24/3 di kompleks makam Ki Ageng Selo, di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Dari awal bulan Ruwah, makam leluhur Dinasti Mataram yang sudah diziarahi di antaranya kompleks makam Ki Ageng Henis di Laweyan, Surakarta, makam Sri Makurung Handayaningrat dan Pujangga Yasadipura di Banyudono, Boyolali dan makam Sinuhun Amangkurat Agung di Kabupaten Slawi/Tegal.
Ritual nyadran atau ”Ruwahan” yang selaku dilakukan masyarakat adat yang terwadahi oleh LDA Keraton Mataram Surakarta rutin setiap tahun, telah menjadi tradisi di kalangan warga peradaban Jawa sebelum memasuki bulan puasa atau Ramadan. Khusus di lingkungan Keraton Mataram Surakarta, setiap menjalani agenda nyadran, Gusti Moeng mengajak para abdidalem jurusuranata yang bertugas memimpin doa, tahlil dan dzikir di makam-makam yang dikunjungi.
Bahkan, sebelum agenda nyadran atau ”nyekar” dijalani, digelar pentas wayang kulit purwa dengan lakon ”Murwa Kala”, seperti yang digelar Gusti Moeng di ndalem Kayonan beberapa waktu lalu, menghadirkan abdidalem dalang Nyi KMT Rumiyati Anjangmas asal Kartasura, Sukoharjo, untuk menyajikan lakon itu. Tradisi seperti ini, sebelum hilang dari masyarakat pedesaan karena dituding ”syirik” dan ”musyrik”, selalu menjadi kegiatan rutin dalam rangka kerja bhakti gotong-royong bersih-bersih kubur, ketika datang bulan Ruwah, sebagai persiapan memasuki bulan Ramadan. (won-i1)