Terpaksa Pinjam Pendapa Kecamatan untuk Latihan Persiapan Pentas

  • Post author:
  • Post published:November 12, 2021
  • Post category:Regional
  • Reading time:2 mins read

Ancaman Serius Terhadap Upaya Pelestarian Budaya

SOLO, iMNews.idSANGGAR Pawiyatan Beksa Keraton Mataram Surakarta yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah sebagai ketuanya, sampai berjalan 4 tahun ini belum mendapat solusi sejak keraton ditutup sebagai kelanjutan insiden ‘’mirip operasi militer’’ yang terjadi 15 April 2017. Untuk menggelar latihan persiapan pentas seni yang akan digelar di ndalem Joyokusuman, Gajahan, Pasarkliwon, Minggu malam (14/11), Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta itu terpaksa meminjam tempat di pendapa Kecamatan Pasarkliwon.

‘’Ya, ironis sekali. Sanggar Pawiyatan Beksa keraton kok sampai pinjam-pinjam tempat di luar. Tetapi, faktanya ‘kan memang seperti itu. Jadi intinya, upaya pelestarian seni budaya yang notabene bersumber dari keraton dan telah menjadi milik bersama bangsa ini, mendapat ancaman serius dalam upaya pelestariannya. Semua pasti melihat ini. Tapi, saya tidak tahu, kenapa pada diam?,’’ ucap Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta yang akrab disapa Gusti Moeng, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.

Untuk persiapan pentas seni yang digelar bersama Dinas Kebudayaan Pemkot Surakarta, pihaknya sudah menggelar beberapa kali latihan, di antaranya dengan meminjam pendapa Kecamatan Pasarkliwon yang jaraknya hanya 500-an meter dari kompleks keraton. Serangkaian latihan harus dipersiapakn, karena ada kerjasama dengan Dinas Kebudayaan untuk membangkitkan kehidupan seni budaya di Kota Budaya ini, yang salah satunya untuk menggairahkan kembali daya tarik wisata yang terpuruk dua tahun akibat pandemi Corona.

Sajian seni yang dikemas untuk digelar di ndalem Joyokusuman, Minggu malam (14/11), adalah fragmen wayang orang yang biasanya berjudul ‘’Srikandi-Mustokoweni’’, tetapi oleh sang sutradara yaitu KRT Sidik Suradi Wibaksonagoro dan Wardoyo, diberi judul ‘’Pusaka Praja Murca’’. Fragmen berdurasi sekitar 75 menit itu, akan dibuka dengan sajian tari khas keraton berjudul ‘’Srimpi Ludira-Madu’’ yang langsung dipersiapan Gusti Moeng selaku instrukturnya, berdurasi 20 menit.

‘’Semua yang terlibat adalah kalangan abdidalem adalah para pengrawit dari Mandra Budaya dan penari Sanggar Pawiyatan Beksa Keraton Mataram Surakarta. Kira-kira da 50-an orang yang terlibat. Mudah-mudahan, ini menjadi awal kebangkitan kalangan seniman yang sudah terlalu lama menganggur, tak bisa mendarmabhaktikan kemampuannya berkesenian,’’ ungkap KRT Sidik. (won)