Kali Pertama Tokoh dari Keraton Surakarta ”Diterima” Publik
BOYOLALI, iMNews.id – Kamis siang besok (4/11), pembangunan patung Pahlawan Nasional dari Keraton Mataram Surakarta, Sinuhun Paku Buwono (PB) VI, diresmikan Bupati Boyolali di kawasan objek wisata Selo, yang menjadi bagian kawasan objek wisata Keteb (Magelang)-Selo (Boyolali). Peresmian patung yang terbuat dari perunggu dan berdiri di persimpangan jalan Kecamatan Selo yang juga diberi nama ”Simpang PB VI” itu, dijadwalkan berlangsung dalam sebuah upacara yang akan dihadiri Bupati Boyolali bersama jajaran Pemkab Boyolali dan rombongan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah.
Seleku Ketua LDA, GKR Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id tadi siang menjelaskan, LDA inisiator pembangunan patung sekaligus untuk mengabadikan jasa-jasa Sinuhun PB VI di kawasan objek wisata Selo. Kawasan yang sebelumnya memiliki pesanggrahan dan goa itu, adalah situs peninggalan sejarah, karena menjadi tempat bertemunya Sinuhun PB VI, Pangeran Diponegoro dalam berbagai kesempatan mengatur strategi perjuangan melawan Belanda, khususnya dalam perang Diponegoro, 1825-1830.
Menurut Gusti Moeng, masyarakat adat Keraton Mataram Surakarta yang dipimpinnya telah lama mendambakan sebuah pengakuan dan penghargaan nyata yang setimpal terhadap Keraton Mataram Surakarta dan sejumlah tokoh-tokohnya. Karena, peran dan jasa-jasa Keraton Mataram Surakarta beserta sejumlah tokoh-tokoh terutama pemimpinnya, sangatlah besar terhadap keberadaan negara dan bangsa ini, di antaranya Sinuhun PB VI (1823-1830) yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
”Sepanjang sejarah berdirinya NKRI sejak Sinuhun PB XII menyatakan menggabungkan ‘nagari’ Mataram Surakarta ke dalam NKRI (17/8/45), baru kali ini pemerintah (publik) menerima. Memberi pengakuan dan penghargaan yang setimpal terhadap eksistensi dan jasa-jasa Keraton Mataram Surakarta’’.
‘’Dalam hal ini, melalui jasa-jasa para tokoh nasional dari keraton. Tentu saja, kami bangga dan berterimakasih, Pemkab Boyolali bisa menjadi tangan panjang pemerintah, memberi penghargaan terhadap ketokohan Sinuhun PB VI dan Keraton Mataram Surakarta’’.
‘’Mudah-mudahan, pemerintah melalui pemimpin di daerah, bisa mewujudkan penghargaan serupa terhadap tokoh-tokoh keraton lainnya. Karena, Sinuhun PB X juga Pahlawan Nasional. Sinuhun PB XII, juga sudah beberapa tahun lalu kami usulkan menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Gusti Moeng sebelum memimpin haul atau khol wilujengan peringatan wafat ibundanya, KRAy Pradapaningrum, di ndalem Kayonan, Baluwarti, tadi siang.
Seperti diketahui, Sinuhun PB VI yang meninggal karena ditembak Belanda setelah menjalani pengasingan di Ambon, menurut pengamat sejarah RM Restu Setiawan, tak bisa dipisahkan dari kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830). Dalam kisah perjuangan ”membela hak-hak” rakyat dari tangan penjajah itu, selama ini memang dikesankan bahwa Pangeran Diponegoro begitu patriotik dan gigih berjuang (bersama Kyai Mojo dan Sentot Prawirodirjo).
Padahal selama perjuangannya selalu bersinergi dan didukung sepenuhnya oleh Sinuhun PB VI, selain sebagai sudara dekat, pemimpin nagari Mataram Surakarta itulah yang ”menyeponsori” kebutuhan logistik perjuangan Pangeran Diponegoro, selain bersinergi untuk mengatur strategi perjuangan bersdama Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa pula. (won)