Malamnya Khataman Alqur’an Rutin Rabu Pahing di Bangsal Smarakata
SURAKARTA, iMNews.id – Rabu pagi (22/11) besok, akan berlangsung kegiatan kerjabhakti di sekitar kompleks Pendapa Sitinggil Lor dan Pendapa Magangan Kraton Mataram Surakarta, yang akan diikuti lebih dari seratusan warga masyarakat adat di antaranya elemen abdi-dalem Pakasa, misalnya 50-an orang dari Mantingan, Kabupaten Ngawi.
Kerjabhakti ini merupakan kelanjutkan dari yang berlangsung beberapa hari lalu, dipusatkan di Alun-alun Lor, menjelang apel siaga aparat gabungan untuk pengamanan tahapan Pemilu 2024. Saat itu, terdapat sekitar seratusan orang dari berbagai elemen, di antaranya TNI dan Polri serta jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin KPH Adipati Sangkoyo Mangunkusumo.

“Kerjabhakti untuk persiapan Hari Jadi 92 Tahun Pakasa, berarti akan kedua kali Rabu (22/11) besok. La, yang besok itu ada warga (embrio) Pakasa Cabang Ngawi dari Kecamatan Mantingan, yang habis menggelar ritual di kawasan situr Pagerwojo, Mantingan. Lokasi yang menjadi sasaran kerjabhakti, di kompleks Pendapa Sitinggil Lor dan Pendapa Magangan”.
KRMH Suryo Kusumo Wibowo dan KRT Darpo Arwantodipuro selaku koordinator lapangan (korlap) persiapan peringatan Hari Jadi 92 Tahun Pakasa yang dihubungi iMNews.id secara terpisah, sore tadi membenarkan beberapa rencana itu. Yemi Triana (abdi-dalem staf Pengageng Sasana Wilapa), juga membenarkan data jumlah peserta bekerjabhakti, juga peserta khataman Alqur’an itu.

“Abdi-dalem saking Mantingan ugi badhe ndherek kerja-bhakti wonten kraton, Rabu enjing, jam 08.00. Panggenan ingkang badhe kangge kegiatan Hari Jadi Pakasa, badhe dipun resiki sesarengan. Saking Mantingan kinten-kinten wonten 50-an ingkang badhe sowan ndherek kerjabhakti,” ujar Suyono Sastroredjo menjawab pertanyaan iMNews.id, kemarin.
Berkait dengan lokasi longkungan Pendapa Magangan, sudah lebih dari tiga kali dibersihkan dan ditata ulang dalam gerakan kerjabhakti mulai 17 Desember 2022, setelah dibiarkan lebih 5 tahun (2017-2022) mangkrak sebagai gudang, tempat menaruh berbagai limbah bangunan, bahkan untuk mengubur seekor dari kagungan-dalem mahesa keturunan Kiai Slamet.

Seperti pernah disinggung Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat) di sela-sela ujian nasional siswa Pasinaon Tata-busana dan Paes Kraton Mataram Surakarta, beberapa waktu lalu, lingkungan Pendapa Magangan ditunjuk sebagai lokasi ideal untuk kegiatan belajar-mengajar para siswa sanggar paes penganti Jawa gaya Surakarta.
Namun, setelah beberapa kali dibersihkan dan ditata-ulang dalam gerakan kerjabhakti resik-resik kraton, masih ada material logam berukuran panjang beberapa batang dan lembaran sirap kayu jati bekas dari beberapa bangunan di kraton yang pernah direnovasi dalam 2017-2022 yang masih menghiasi lingkungan di situ.

Menurut Gusti Moeng, pihaknya akan mencari tempat secara khusus yang cukup untuk menaruh bekas talang yang masih bertumpuk di halaman dan ribuan lembar genting sirap yang ditumpuk di sekeliling teras Pendapa Magangan. Setelah barang-barang limbah sisa renovasi bisa dipindahkan, tempat itu akan menjadi pusat kegiatan sanggar pasinaon tata-busana dan paes di kraton.
Setelah kerjabhakti pagi hingga siang, malamnya (Rabu, 22/11) mulai pukul 19.00 WIB akan berlanjut kegiatan khataman Alqur’an rutin tiap Rabu Pahing yang seperti biasanya, menggunakan tempat salah sati di antara Bangsal Smarakata dan Sasana Parasedya. Menurut Yemi Triana, diperkirakan akan hadir 150-an santri dan ulama dari berbagai lokasi akan mengikuti acara religi ini.

“Pakasa Cabang Kudus juga sudah mendapat dhawuh timbalan untuk hadir dalam pisowanan khataman Alqur’am, Rabu Pahing, 22/11 besok. Kami akan datang berombongan, sekitar 5 orang. Saya sendiri juga sowan. Karena, kami berencana fokus untuk membawa rombongan lebih besar pada Hari Jadi 92 tahun Pakasa, 25-26 November,” ujar KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro.
(Plt) Ketua Pakasa Cabang Kudus yang dimintai konfirmasi iMNews.id, sore tadi, menjelaskan, pihaknya akan fokus untuk membawa rombongan lebih besar saat tampil pada berbagai kegiatan peringatan Hari Jadi 92 Tahun Pakasa yang dipusatkan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa pada 25-26 November.

KRA Panembahan Didik harus menentukan prioritas pengiriman utusan atau kontingen untuk beberapa kegiatan hingga hari jadi Pakasa di tahun 2023 ini, karena untuk memobilisasi rombongan dari Kudus ke Kraton Mataram Surakarta butuh biaya yang tidak sedikit. Terlebih, kegiatan sowan ke kraton dalam setahun ini selama kepengurusan Pakasa terbentuk, sudah lebih dari 5 kali.
“Apalagi, puncak acara peringatan tanggal 19 November, ‘kan diserahkan ke masing-masing Pakasa cabang untuk menggelar acara di masing-masing daerah. Kalau selain wilujengan, itu juga butuh biaya tidak sedikit. Yang selama ini jadi hambatan, jarak Kudus sampai kraton sudah jauh, tetapi ditambah kemacetan di jalan hingga 7 jam baru bisa sampai,” tunjuknya.

Untuk itu, lanjut KRA Panembahan Didik, persiapan keberangkatan rombongan Pakasa Cabang Kudus saat hendak menuju kraton pada peringatan hari jadi Pakasa, 25-26 November, akan dicermati seefisien mungkin agar 40-an anggota rombongan tidak terlalu lelah dalam perjalanan.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya (iMNews.id, 20/11), dalam rangka peringatan hari jadi Pakasa tahun ini hanya akan digelar dalam dua hari, yaitu Sabtu (25/11) berupa kegiatan pentas seni penampilan tiap kontingen cabang dan kirab budaya bersama semua cabang dan punjer yang diagendakan digelar Minggu (26/11).

Kendala pembiayaan mobilitas untuk mengangkut rombongan tiap ada timbalan pisowanan di kraton selama ini, juga sangat dirasakan KRAT Mulyadi Puspopustoko yang memimpin Pakasa Cabang Pati sebagai ketuanya. Menurutnya, hingga kini sudah lebih lima kali cabang Pati mengikuti pisowanan berbagai kegiatan yang digelar di kraton, dengan rombongan paling sedkit 6 orang.
Untuk mewujudkan mobilitas mengirim utusan di berbagai jenis pisowanan itu, lebih sering urunan semua peserta untuk membiayai perjalanan dan makan sampai ke tujuan, Kraton Mataram Surakarta, begitu pula sekembalinya. Namun, diakui tidak setiap saat semua anggota rombongan siap berpatungan, karena rata-rata anggotanya adalah abdi-dalem juru kunci makam.

“Untuk hari jadi Pakasa nanti, kelihatannya Pakasa Cabang Pati bisa absen. Karena, untuk membiayai angkutan mobil satu saja, baru ada 3-4 orang yang sanggup. Itu jelas urunannya menjadi besar tiap orang. Karena itu, di antara 3-4 orang ini sudah ada yang menyatakan tidak sanggup. Kalau nanti ada yang bisa menggenapi, ya berangkat. Kalau tidak ada, ya sudah. Absen”.
KRAT Mulyadi lebih jauh menjelaskan, hingga kini Pakasa Cabang Pati belum bisa berkembang seperti yang diharapkan, yaitu membentuk pengurus anak cabang di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Pati, yang tentu juga harus didahului dengan menambah jumlah warga yang bisa menjadi abdi-dalem untuk menjadi pengurusnya.

Beratnya pengembangan organisasi Pakasa cabangnya, menurut juru kunci Makam Kyai Ageng Ngerang itu, juga karena banyak kendalanya, di antaranya hingga kini belum mendapat kopi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi (AD/ART). Padahal, itu yang menjadi persyaratan untuk didaftarkan di Kantor Kesbangpol Pemkab Pati sebagai ormas legal.
Legalnya ormas di tingkat cabang, dianggap akan memudahkan pengembangan organisasi, karena salah satunya bisa datang dari dukungan Pemkab melalui berbagai bentuk, seperti yang kini dialami Pakasa cabang Magelang pimpinan KRT Bagiyono Rumeksonagoro. Dukungan itu bahkan bisa berupa program kegiatan yang bisa memperkuat eksistensi organisasi.

“Kami sampai sekarang masih menunggu kopi AD/ART itu, sebagai syarat pengesahan sebagai ormas terdaftar di Kesbangpol Pemkab Pati. Itu bisa membantu kami mempercepat pengembangan organisasi. Selain itu, kendala kami karena situasi dan kondisi kami rata-rata profesinya hanya juru-kunci makam. Itupun ada makam yang basah dan kering,” jelas KRAT Mulyadi.
Berkiat dengan rencana hadir di peringatan hari jadi Pakasa, Suyono Sastroredjo selaku ketua Komunitas Pagerwojo, Mantingan akan mengerahkan sampai 100-an warganya ikut tampil terutama dalam kirab, yaitu Warok Jogorogo yang menjadi andalan seni reog Mantingan. Penampilan dua hari hari jadi, akan mendukung event Gebyar UMKM 2023 yang diinisiasi Satgas Pangan Nasional. (won-i1).