Pakasa Cabang Ponorogo Sanggarkan Pusaka Singabarong

  • Post author:
  • Post published:March 13, 2021
  • Post category:Regional
  • Post comments:0 Comments
  • Reading time:3 mins read

PONOROGO, iMNews.id – Pengurus Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) Cabang Ponorogo (Jatim) semalam menggelar ritual untuk menyanggarkan pusaka keris Singabarong, dalam sebuah prosesi dari tempat penyimpanan semula di Desa Tegalsari, Jetis, Ponorogo menuju maskas Pakasa cabang Gebang Tinatar yang ada di Jalan Batoro Katong IV/3, Ponorogo. Prosesi ritual berlangsung mulai pukul 19.00 hingga tengah malam itu, dalam suasana aturan ketat protokol Covid 19.

”Ini salah satu upaya wong Jawa, dalam menghadapi kesulitan di tengah kehidupan. Misalnya karena pandemi Corona yang belum menyingkir dari bumi Nusantara. Juga masalah keraton (Keraton Surakarta) yang belum juga selesai”.

”Kami hanya ngleluri apa yang sudah dilakukan nenek-moyang dulu. Selain upaya-upaya riil sesuai penalaran dan aturan yang ada, upaya lain secara spiritual kebatinan dan keagamaan juga harus ditempuh. Tujuannya, jelas untuk kebaikan semuanya,” tegas Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, KRA MN Gendut Wreksodiningrat, menjawab pertanyaan iMNews.Id, tadi siang.

Disebutkan, prosesi ritual menyanggarkan pusaka yang oleh warga Pakasa setempat disebut ritual ”Lung-Tinampan” keris Singabarong itu, baru kali ini digelar dan mengambil waktu Jumat Pahing antara pukul 19.00 hingga tengah malam. Sebelumnya, pusaka itu berada di kediaman sesepuh Desa Tegalsari, Jetis, KRT Ismani Joyo Mustiko yang juga sesepuh Pakasa cabang.

Dalam ritual itu, pusaka keris Singabarong diarak dengan beberapa kendaraan menuju kantor pengurus cabang, Pendapa Pakasa Gebang Tinatar yang juga kediaman KRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Cabang) di Jalan Batoro Katong IV/3, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

Pusaka tersebut disanggarkan di Pendapa Pakasa Gebang Tinatar, sebagai bentuk ritus doa untuk memohon kepada Sang Pencipta, agar pageblug Corona segera menyingkir dari bumi Nusantara, begitu pula segera berakhir perselisihan yang terjadi di Keraton Surakarta.

”Melalui ritual itu, kami memohon kepada Sang Maha Agung Allah SWT, agar Keraton Surakarta diberi jalan terang untuk kembali kuncara. Semua persoalan yang terjadi di antara putra/putridalem dan kerabat, agar cepat selesai dan rukun kembali. Kemudian bersama-sama merawat keraton dan menjalankan tugas kewajibannya kepada bebrayan agung,” pinta KRA MN Gendut, seperti isi sambutan yang disampaikan dalam ritual semalam.

Prosesi ritual menyanggarkan pusaka keris Singabarong yang baru kali pertama, karena ada pageblug dan persoalan di keraton yang sudah 14 tahun belum selesai itu. Prosesi hanya diarak 17 orang dari kediaman KRT Ismani Joyo Mustiko di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis.

Menempuh perjalanan sejauh 6 KM atau sekitar 30 menit, rombongan tiba di Pendapa Pakasa Gebang Tinatar, Kecamatan Siman, juga disambut 17 orang yang melakukan prosesi menerima pusaka lalu membawa ke dalam pendapa.

Sesudah upacara serah-terima atau ”lung-tinampan” keris selesai, KRA MN Gendut memberi sambutan. Kenduri wilujengan dan doa panyuwunan dipanjatkan, lalu bersantap bersama dengan menu sederhana yang sudah didoakan saat kenduri. (won)

Leave a Reply