Tahun 2021 Semangat Trenggalek Mengembangkan Pakasa

  • Post author:
  • Post published:January 1, 2021
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read

Prestasi Bidang Seni Budaya Sesuai Gawa-Gawene

TAHUN 2021 merupakan kesempatan yang sudah dirancang kalangan warga Paguyuban Kulawarga Keraton Surakarta (Pakasa) Cabang (Kabupaten) Trenggalen (Jatim), untuk mewujudkan harapannya mempercepat pengembangan organisasi Pakasa. Terbentuknya pengurus di tingkat anak cabang yang ada di tiap kecamatan, menjadi cita-cita yang segera bisa diwujudkan.

”Pakasa Cabang Trenggalek, baru setahun terbentuk kepengurusannya. Sekarang sudah ada 40 abdidalem anggota cabang. Sebentar lagi akan tambah 7 orang. Mudah-mudahan, upaya kami menggelar berbagai kegiatan seni budaya, bisa menarik minat warga kabupaten untuk ikut bergabung”. 

”Karena kegiatan dan tujuannya, hanya ngleluri atau melestarikan seni budaya Jawa peninggalan leluhur,” ujar Sekretaris Pakasa Cabang, KRT Seviola Ananda Hadinagoro (35), yang dibenarkan KRT Hastha Surantara Mangun Doyodipuro (Ketua) di tempat terpisah, menjawab pertanyaan smnusantara.com, tadi pagi. 

Terbentuknya Pakasa Cabang Trenggalek, tidak lepas dari peran para tokoh pengurus Pakasa Cabang Ponorogo, yang jauh lebih dulu terbentuk dan sudah memiliki anggota sampai ratusan bahkan ribuan orang. Dua kabupaten yang bersebelahan di Provinsi Jatim yang dikenal sebagai bagian wilayah ”Mataraman” ini, sama-sama punya ikatan moral, sosial dan kultural karena dulu merupakan wilayah Keraton Mataram Kartasura (1703-1742), yang kemudian menjadi Mataram Surakarta (1742-1945) sampai NKRI lahir 17 Agustus 1945.

Hanatebi Gawa-Gawene

Dalam dekade terakhir sampai 2020, seakan menjadi dekade kebangkitan Pakasa yang pernah dibentuk Sinuhun Paku Buwono (PB) X pada tahun 1932. Pakasa adalah kanal berlabuhnya warga peradaban yang mulai sadar dan bangkit untuk mencintai seni budaya Jawa peninggalan leluhur, baik melalui pendekatan berbagai aktivitas kesenian tradisional yang berkembang di daerah setempat, maupun aktivitas Sanggar Pasinaon Pambiwara, yang puncaknya berupa wisuda abdidalem penerima kekancingan gelar kekrabatan.

Dalam rangka ”Hanetebi apa sing dadi gawa-gawene” yang menjadi bagian lafal ikrar sebagai abdidalem (Pakasa) itu pula, Pakasa Trenggalek yang sudah terbentuk kepengurusan cabangnya berupa yang mengembangkan diri dengan menebar pengaruh positif rata ke wilayah kabupaten. Dan pengaruh positif itu, sudah ditunjukkan dengan prestasi sebagai juara Festival Tari Klasik yang digelar Pemkab Setempat di bulan November 2020.

”Mugi-mugi ing tahun 2010 Pakasa Trenggalek langkung ngrembaka lan moncer malih. Ingkang langkung penting, mugi-mugi virus Corona enggal sirna saking bumi Nusantara. Suasana enggal pulih lan normal malih, supados warga Pakasa ingkang bade leladi wonten ing seni budaya langkung lancar. Karatondalem enggal pulih lan samsaya kuncara malih,” harap KRT Seviola, pemeran Prabu Klana dalam sajian Klana Sembunglangu sebagai juara festival tari itu.

Lebih Mengedepankan Kebaikan

Selain beberapa kegiatan untuk memperkenalkan kembali seni budaya Jawa, warga Pakasa cabang juga menggelar doa wilujengan yang secara simbolis sebagai rasa syukur sekaligus prihatin atas semua yang dijalani selama tahun 2020, dan menyambut Tahun Baru 2021 serta memohon kepada Sang Pencipta untuk mengabulkan permohonannya.

Rasa prihatin, syukur dan harapan itu, disampaikan KRT Hastha Surantara Mangun Doyodipuro (Ketua Cabang) dalam sambutannya di sela-sela doa wilujengan pergantian tahun yang digelar di kediaman KRT Seviola, Kelurahan Sumbergodong, Kecamatan dan Kabupaten Trenggalek, Kamis malam (31/12) mulai pukul 21.00 WIB. Karena menyesuaikan protokol kesehatan Covid 19, acara doa itu hanya diikuti 20-an orang, yang sebagian besar pengurus cabang.

Doa wilujengan yang dipimpin abdidalem Pakasa, RT Teguh Hadipuro malam itu, diikuti semua yang hadir mengepung sesaji nasi ingkung dan beberapa uba rambe termasuk lauknya yang sangat sederhana. Seusai didoakan, semua yang tersaji disantap bersama-sama semua yang hadir, dan wungon atau tirakatan berakhir setelah Tahun Baru datang tepat pukul 00.00 WIB.

”Mudah-mudahan, di tahun 2021 Pakasa di tingkat cabang dan pusat (Karaton Mataram Surakarta) makin berkembang. Warga bangsa secara luas khususnya yang mengaku wong Jawa, jangan sampai melupakan sejarah. Adat-istiadat Jawa lebih dihormati, kita harus lebih bertaqwa, tawakal dan lebih mengedepankan kebaikan,” harap KRT  Hastha. (Won Poerwono)