Junjung Tinggi Warga Berbudaya Jawa
JEPARA, smnusantara – Warga Paguyuban Kulawarga Keraton Surakarta (Pakasa) di beberapa cabang (kabupaten), menggelar acara menyambut Tahun Baru 2021 dengan menonjolkan ciri khasnya sebagai warga yang berbudaya (Jawa). Acara penyambutan yang dikemas dengan cara wungon, tirakatan dan doa wilujengan itu, hanya diikuti rata-rata 30-an orang, yang sebagian besar unsur pengurus cabang dan anak cabang, seperti dilakukan di Kabupaten Jepara, Ponorogo dan Trenggalek, Kamis malam (31/12), mulai pukul 21.00 WIB hingga Jumat dini hari pukul 00.00 WIB.
”Betul, tadi malam kira-kira 30-an orang yang sebagian besar pengurus cabang, berkumpul di rumah saya. Ya intinya, syukuran sekaligus prihatin atas yang terjadi selama 2020, terus berdoa memohon dan menaikkan harapan untuk tahun 2021. Tetapi, sebelum kemarin (Kamis 31/12), Pakasa cabang menggelar ritual tolak-balak,” ujar KRAT Bambang Setiawan Hadipuro selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara, menjawab pertanyaan smnusantara.com yang menghubungi via WA, tadi siang.
Hampir semua kegiatan Pakasa Cabang Jepara yang bersumber dari budaya Jawa itu, sering berlangsung di kediaman ketuanya di Joglo Hadipuran jalan Kramat No 2, Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Mulai dari sarasehan warga/pengurus, gldaen karawitan tiap weton Setu (Sabtua) Kliwon, ritual tolak balak hingga wungon, tirakatan dan kenduri wilujengan menyambut tahun baru, Kamis malam (31/12) kemarin.
Di tempat terpisah, Pakasa Cabang Ponorogo (Jatim) mengawali kegiatan menyambut Tahun Baru dengan mengajak pengurus Pakasa cabang beserta sejumlah anggotanya untuk berziarah ke leluhur keluarga besar warga Pakasa Gebang Tinatar, yaitu makam R Martopuro yang ada di Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, Ponorogo.
Rombongan ziarah yang berangkat dari kediaman Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, KRRA Gendut MN Wreksonagoro Hadipuro, Senin sore pukul 16.00 itu, sesampai makam ”Pelem Gurih” Desa Mangunsuman, langsung digelar doa tahlil yang dipimpin juru kunci makam MNg Supono Reksodipuro. Malamnya mulai pukul 21.00 WIB, diadakan wungon, tirakatan dan kenduri wilujengan yang berlangsung di kediaman KRRA Gendut, kira-kira 100 meter dari makam R Martopuro.
Jauh dari Suara Terompet
Di kediaman yang sekaligus menjadi kantor cabang Pakasa Ponorogo itu, sesudah kenduri dan santap makan bersama nasi dengan lauk sederhana yang disajikan di atas beberapa tampah, diteruskan dengan sambutan Ketua Cabang. Rangkaian acara menyambut Tahun Baru bagi warga Pakasa Ponorogo, selalu jadi satu dengan acara ziarah ke makam R Martopuro yang menjadi tokoh sentral dalam peringatan ”Meteng 7 Beruk Mantri Gudang Kopi Bungkal”.
”Apa yang dimaksud dengan Meteng 7 Beruk Mantri Gudang Kopi Bungkal itu ada ceritanya sendiri. Leluhur yang juga eyang kami, R Martopuro, adalah tokoh penting yang menjadi bagian perang Diponegoro,” ujar KRRA Gendut di tempat terpisah.
Acara serupa yang jauh dari suasana riuh dan heboh seperti layaknya publik secara luas dalam menyambut Tahun Baru seperti tahun-tahun lalu itu, juga diperlihatkan warga Pakasa Cabang Trenggalek. Acara yang sangat santun dan selalu menjunjung tinggi warga yang berbudaya Jawa itu, selain mencerminkan kepatuhan terhadap protokol Covid 19, juga jauh dari bisingnya suara kenalpot dan terompet.
Para pengurusnya yang berkumpul sekitar 20-an orang di kediaman Sekretaris Cabang, KRT Seviola Ananda, malam itu menggelar tirakatan, kenduri wilujengan, doa sekaligus wungon di Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek Kota, Kabupaten Trenggalek (Jatim) itu. (won)