Beberapa Pakasa Cabang Gelar Berbagai Kegiatan “Tutup Sura”

  • Post author:
  • Post published:July 28, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Beberapa Pakasa Cabang Gelar Berbagai Kegiatan “Tutup Sura”
AKSI SENIMAN : Aksi para seniman Reog Ponorogo yang sudah "diadaptasi" Kabupaten Magetan dan menjadi warga Pakasa Cabang Magetan dalam gelar seni "Tutup Sura", Sabtu (26/7) lalu, semakin menjadi reog sebagai pertunjukan indah dan menarik perhatian karena "inovasi" yang dilakukan.(foto : iMNews.id/Dok)

Mulai dari Jamasan Pusaka, Ritual Khol Hingga Gelar Seni Reog

MAGETAN, iMNews.id – Sampai di akhir bulan Sura Tahun Dal 1959 atau Muharam Tahun 1447 Hijriyah, Jumat 25 Juli, beberapa Pakasa cabang masih mempunyai agenda kegiatan dalam rangka pelestarian Budaya Jawa. Berbagai kegiatan mulai dari jamasan pusaka, ritual khol tokoh leluhur hingga kirab budaya digelar di sisa hari yang disebut “Tutup Sura” itu.

Di Pakasa Cabang Magetan (Jatim) misalnya, pengurus cabang setempat menggelar kegiatan pentas seni reog Ponorogo yang sudah “digarap” khas kabupaten setempat. Gelar seni berlangsung di lapangan Desa Baleasri, Kecamatan Margoyoso, Sabtu (26/7) siang itu menampilkan enam Dhadhak-Merak, lima penari Jathilan Cantik dan tiga Bujang-Ganong.

PERLENGKAPAN JAMASAN : Berbagai perlengkapan ritual jamasan pusaka sudah disiapkan warga Pakasa Cabang Banjarnegara yang menangani secara teknis jamasan itu, Sabtu (26/7) di rest area batas kota Desa Tunggoro, Kecamatan Sigaluh yang menggelar bersama beberapa paguyuban. (foto : iMNews.id/Dok)

“Jadi hanya gelar seni reog saja dalam rangka menutup bulan Sura. Ajang pertunjukan di lapangan desa siang itu, disaksikan lebih 500 warga desa dan dan dihadiri beberapa pejabat dan anggota DPRD. Tidak ada wilujengan atau kirab budaya. Jadi, langsung pertunjukan seni reog, karena Pakasa Magetan anggota Paguyuban Reog katon Sumirat,” ujar KRT Supri Hadinagoro.

Penjelasan Ketua Harian Pakasa Cabang Magetan saat dimintai konfirmasi iMNews.id, Senin (28/7) sore tadi, juga membenarkan penuturan KRT Cahyo Reksoyudo, salah seorang pamong Paguyuban Reog Katon Sumirat, kemarin. Kegiatan yang digelar siang itu, merupakan agenda “Tutup Sura” Pakasa Cabang Magetan tahun 2025 yang dihadiri KRA Sunarso Suro Agul-agul (Ketua Paguyuan Katon Sumirat).

SERAHKAN SONGSONG : KRRA Panembahan Didik Singonagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus) menyerahkan songsong kepada RT Samudi menjelang kirab. Karena, pengurus Pakasa Cabang Pati itu panitia khol tokoh leluhur di Desa Jaten, Kecamatan Margoyoso, yang menggelar kirab budaya, Sabtu (26/7). (foto : iMNews.id/Dok)

Kesempatan terakhir di bulan Sura yang banyak dimaknai dengan berbagai kegiatan dan disebut “Tutup Sura” itu, juga dilakukan Pakasa Cabang Banjarnegara. Agenda “Jamasan Pusaka” digelar Pamong Desa Tunggoro, Kecamatan Sigaluh, Sabtu (26/7), digelar bersama oleh beberapa paguyuban abdi-dalem yang salah satunya Pakasa cabang yang melakukan teknis jamasan.

“Yang menggelar kegiatan ini pamong desa bersama beberapa paguyuban abdi-dalem. Karena, di Kabupaten Banjarnegara ada beberapa paguyuban abdi-dalem. Kebetulan, yang ‘disambati’ Pakasa Cabang Banjarnegara. Lokasinya di rest area batas kota,” ujar KRAT Eko Budi Tirtonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara yang dihubungi secara terpisah, siang tadi.

ANTUSIASME WARGA : Salah satu penampilan kelompok peserta kirab yang membawa banner identitas acara khol tokoh leluhur Bupati Juwana (1760-1790), adalah gambaran antusiasme warga Desa Jaten, Kecamatan Margoyoso dalam menyemarakkan event kegiatan tradisi adat setempat, Sabtu (26/7). (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Pati di Kecamatan Margoyoso juga menggelar agenda kegiatan yang bisa dikategorikan “Tutup Sura”. Yaitu khol “Kyai Kanjengan” Kajen atau “Kyai Toemenggoeng” Soerowikromo (Boepati Djoewana 1760-1790), Sabtu (26/7) sore. Panitia setempat menggelar ritual khol yang disertai kirab budaya mengundang “tamu” dari luar Pati.

Salah satu “tamu” dari luar Kabupaten Pati yang diundang panitia adalah Pakasa Cabang Kudus, rombongan kecil yang dipimpin langsung KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro. Rombongan tamu ini ikut kirab tanpa properti kirab khas daerahnya yaitu songsong bersusun dan replika keris berukuran besar, seperti yang sering diperlihatkan di berbagai event.

DI MARGOYOSO : Ritual khol “Kyai Toemenggoeng” Soerowikromo (Boepati Djoewana 1760-1790) di Desa Jaten, Kecamatan Margoyoso, Sabtu (26/7) sore, juga menunjukkan kepada publik bahwa para leluhur yang makamnya di situ, dulu pernah menjadi pejabat “Boepati Djoewana”, kecamatan tetangga di Kabupaten Pati. (foto : iMNews.id/Dok)

“Kemarin Pak Menggung (Raden Tumenggung) Samudi batal meminjam replika keris. Katanya, belum disiapkan petugasnya. Karena, bobotnya paling ringan 50 kg dan panjangnya rata-rata 3 meter. Kalau kirabnya lebih dari 1 KM, pasti njarem semua di badan. Tetapi, kemarin saya menyerahkan songsong Tumenggung kepada pak menggung Samudi,” ujar KRRA Panembahan Didik Singonagoro yang dihubungi iMNews.id, petang tadi.

Agenda kegiatan “Tutup Sura”, juga dilakukan Pakasa Cabang Ponorogo, Rabu (23/7) berupa kirab pusaka di Pesanggrahan Bantarangin. Kirab yang rutin digelar di akhir bulan Sura itu, selalu dimeriahkan hadirnya para prajurit kraton. Walau di tengah masyarakat agenda kegiatan spiritual kebatinan dan religi marak di akhir Sura, tetapi Kraton Mataram Surakarta tidak ada agenda adat “Tutup Sura”. (won-i1)