Untuk Bahan Pengganti Kayu yang Rusak di Panggung Sangga Buwana
SURAKARTA, iMNews.id – Kraton Mataram Surakarta menggelar donga wilujengan dimulainya penggergajian balok atau gelondong kayu jati dari hutan lindung Danalaya (Wonogiri), di tempat penggergajian umum di Cuplik, Desa Sonorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Sukoharjo. Beberapa batang gelondong sudah diantar ke penggergajian beberapa hari lalu, tetapi wilujengan baru dilakukan Selasa (29/7) pagi tadi.
Abdi-dalem staf kantor Sasana Wilapa, Yemi Triana yang menyiapkan uba-rampe wilujengan, membenarkan saat dimintai konfirmasi iMNews.id, Selasa (29/7) siang tadi. Begitu pula Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) yang dihubungi secara terpisah, petang tadi, juga membenarkan ritual donga wilujengan dimulainya penggergajian kayu jati yang berasal dari hutan Danalaya (Wonogiri) itu.

Yemi Triana adalah abdi-dalem yang bertugas menyiapkan segala perlengakapan atau uba-rampe wilujengan yang diantar dari kraton menuju tempat penggergajian, kawasan dusun Cuplik yang jaraknya sekitar 20 KM dari kraton. Sedangkan KRMH Suryo Kusumo Wibowo yang dihubungi secara terpisah, membenarkan dirinya ikut menunggu dan mengikuti donga wilujengan yang dipimpin abdi-dalem RT Irawan Wijaya Pujodipuro itu.
Selain KRMH Suryo Kusumo Wibowo (Wakil Pengageng Sasana Prabu), ikut mnunggi wilujengan pagi tadi tampak KPH Bimo Djoyo Adilogo (Bupati Juru-Kunci Astana Pajimatan Wonogiri), diikuti beberapa abdi-dalem. Donga wilujengan berlangsung di tempat penggergajian, dan berlangsung di atas gelondong kayu yang hendak digergaji, sebagai alas duduk maupun menata tampah berisi uba-rampe wilujengan.

Beberapa gelondong kayu jati berukuran sedang hingga kecil yang diambil dari hutan lindung “milik” Kraton Mataram Surakarta yang ada di Desa Watusomo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonigiri, beberapa waktu lalu. Hampir semua yang diambil adalah batang pohon yang sudah lama roboh karena berbagai sebab, yang ditinjau Gusti Moeng dalam ziarah yang dilakukan beberapa bulan lalu.
Walaupun menjadi hutan lindung yang dilindungi UU Cagar Alam, tetapi hutan Danalaya juga tidak luput dari upaya penjarahan (ilegal logging) pada beberapa sepanjang waktu, sejak NKRI berdiri dan setelah itu, terutama saat krisis ekonomi terjadi di tahun 1998. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan gelondong jati di hutan Danalaya yang bergaris tengah minimal 100 cm, sudah sangat langka.

Walau berukuran sedang, satu gelondong jati yang bisa diambil kraton beberapa waktu lalu, bisa dimanfaatkan untuk mengganti material kayu yang sudah lapuk bahkan hancur di bangunan menara Panggung Sangga Buwana. Menara yang dibangun Sinuhun PB III itu, masih berdiri tegak hingga kini, walau sudah mengalami beberapa renovasi kecil-kecilan secara mandiri oleh kraton.
Kini, menara itu kembali mengalami renovasi secara mandiri dan memerlukan material kayu jati yang harus didapatkan dari hutan lindung kagungan-dalem alas Danalaya. Karena berukuran sedang, diyakini kurang maksimal kualitasnya, terutama daya tahannya menghadapi perubahan cuaca. Tetapi itulah yang bisa dilakukan jajaran Bebadan Kabinet 2004 dalam merawat kraton secara serius.

Sementara itu, Pakasa Cabang Jepara kini sedang mempersiapkan agenda kegiatan gelar kirab prajurit untuk pemecahan rekor MURI. Kegiatan itu akan digelar di tengah kota Kabupaten Jepara, pada 30 Agustus, sekaligus untuk memeriahkan peringatan 17-an. Sedangkan Pakasa Cabang Kudus, Senin (28/7) malam mengikuti rapat pembubaran panitia khol wafat Pangeran Puger, di aula Sentana Balai Desa Demaan, Kecamatan Kota.
KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus) yang dimintai konfirmasi siang tadi menyebutkan, rapat pembubaran panitia juga disertai evaluasi. Dia mengusulkan, pada ritual khol wafat Pangeran Puger tahun 2026 panitia bisa menghadirkan rombongan dari Kraton mataram Surakarta, termasuk para prajuritnya untuk memandu kirab budaya. (won-i1)
