Mendapat Sentuhan Estetika Kraton, Dua Event Ritual Religi Terasa “Njawani”
KUDUS, iMNews.id – Untuk kali pertama, kirab budaya ikon event ritual haul (khol) wafat Pangeran Puger yang digelar panitia setempat di tahun 2025 ini, mendapat dukungan Pakasa Cabang Kudus. Ada 60-an warga Pakasa mengenakan busana adat Jawa dan berbagai atribut properti khas ikonnya, memberi sentuhan “njawani” dan membuat pemandangan berbeda pada khol 17 Sura tahun Dal 1959 ini.
Selain sentuhan yang “njawani” khas estetika Kraton Mataram Surakarta, hadirnya warga Pakasa Cabang Kudus pada prosesi kirab menempuh rute sejauh sekitar 3 KM itu, sangat menambah daya tarik yang menyaksikan. Karena, KRRA Panembahan Didik Gilingwesi Alap-alap Singonagoro (Ketua Pakasa Cababng Kudus) juga menghadirkan kekuatan beberapa ikon Pakasa Kudus, yaitu songsong bersusun dan replika keris.
KRRA Panembahah Didik Singonagoro itu menyebutkan, ada 40-an warga Pakasa yang membawa songsong bersusun, sedangkan sisanya bertugas membawa replika keris dan keris Kiai Singkir berukuran jumbo serta pangombyong. Daya tarik yang “njawani” ini sengaja diperkenalkan Pakasa Cabang Kudus, agar masyarakat sekitar makam di Desa Demaan, Kecamatan Kota itu, mengenal ritual itu berkait dengan Kraton Mataram Surakarta.
Tidak hanya tatacara menjalankan ritual khol sesuai protokol baku kraton, tetapi masyarakat luas juga diharapkan mengenal latar-belakang dan asal-usul tokoh yang sedang diperingati khol wafatnya. Yaitu, erat kaitannya dengan Kraton Mataram Surakarta, terutama pada saat berIbu Kota di Kartasura. Oleh karena itu, Budaya Jawa harus menjadi bagian dalam kegiatan ritual dan pendukungnya.

“Kemarin, karena masih terbatas, Pakasa Cabang Kudus hanya menurunkan sekitar 60 warga yang ikut kirab. Tetapi, dengan penampilan khas Pakasa Kudus, kami harapkan pemandangan kirab menjadi sedikit berbeda dan memberi daya tarik lebih, serta memberi edukasi positif kepada masyarakat luas. Yaitu edukasi tentang Budaya Jawa dan pemahaman tentang keterkaitan antara tokoh, ritual dan lembaga kraton”.
“Kami hanya membawa satu replika keris ‘ligan’ dan satu keris lengkap dengan warangka. Itu saja sudah berat. Harus ada yang menggantikan membawanya kalau menempuh jarak lebih 1 KM. Karena, beratnya paling sedikut 54 kg. Dan keris Kiai Singkir yang berukuran jumbo itu, juga sudah berat. Lebih dari 10 kg. Mudah-mudahan, tahun depan bisa lebih lengkap,” harap KRRA Panembahan Didik yang juga Juru-Kunci II makam Pangeran Puger.
Ketua Pakasa Cabang Kudus yang juga Ketua Pamong Makam Kyai Glongsor atau KRT Prana Kusumadjati itu juga menyebutkan, pengurus Pakasa cabang untuk pelaksanaan khol Pangeran Puger pada 17 Sura Tahun Dal 1959 di tahun 2025 ini hanya menyesuaikan keputusan panitia penyelenggara. Karena, Pakasa cabang dilibatkan, setelah dirinya ditetapkan sebagai Juru-Kunci II makam Pangeran Puger, di saat khol tinggal pelaksanaan.
Dia berharap, pelaksaan khol tahun depan akan lebih terasa lagi warnanya yang “njawani” dan terasa nuansa tatacara ritual yang selama ini berlaku di Kraton Mataram Surakarta. Berkait dengan tugas-tugas itu pihaknya juga mengharapkan, kalangan pengurus makam dan yayasan didorong agar segera mendapatkan pengesahan sebagai abdi-dalem kraton, melalui Pakasa Cabang Kudus.

Karena Pakasa Cabang Kudus terlibat dalam ritual religi khol Pangeran Puger untuk kali pertama, maka menurut KRAA Panembahan Didik Singonagoro belum banyak yang bisa “disumbangkan”. Keterlibatan untuk mendukung, baru sebatas ikut kirab dan hadir di rangkaian acaranya yang digelar tanggal 10-13 Juli ini. Dan karena Sabtu (11/7) ini kraton menggelar upacara adat, pengurus Pakasa memprioritaskan sowan ke kraton.
Meski begitu, Pakasa Cabang Kudus masih sempat mengirim utusan untuk hadir pada khol wafat Bupati Jepara, Adipati Tjitrasoma I-VII yang digelar yayasan keluarga besar trah di makam Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Kamis (10/7) siang kemarin. KRRA Panembahan Didik Singonagoro tidak hadir, tetapi ada rombongan yang dipimpin istrinya ikut kirab dan ritual “Pasang Luwur”.
Rombongan yang dipimpin KMT Emmy Susilowati itu ikut kirab, tetapi tidak membawa serta atribut properti kirab khas ikon Pakasa Kudus, karena jumlahnya kurang dari 10 orang. Dalam barisan kirab, tampak Dr Purwadi (Ketua Lokantara Pusat di Jogja) iktu gabung Pakasa Kudus membawa banner identitas barisan. Peneliti sejarah dari Jogja ini sempat melaporkan ke iMNews.id, tentang kedatangannya di Jepara.
Selain memberi support Pakasa Jepara yang siang kemarin menurunkan 60-an prajurit Bregada Ngutara Praja, Korsik Sura Praja dan Bregada Kodim Jepara, Dr Purwadi juga memberi semangat Pakasa Kudus. KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) menjelaskan, Pakasa cabang mendukung khol Adipati Tjitrasoma I-VII dalam beberapa tugas, turunnya prajurit pemandu kirab dan abdi-dalem “Kanca-Kaji”.

“Pak Purwadi (Dr Purwadi-Red) juga di sini. Kami mengagendakan pada event Grebeg Mulud nanti, bisa menghadirkan Gusti Moeng dan KGPH Hangabehi. Karena, dari sisi waktu lebih memungkinkan,” ujar KP Bambang S Adiningrat menjawab iMNews.id, kemarin. Di tempat terpisah, KRAT Eko Budi Tirtonagoro (Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara) juga mengabarkan, pihaknya habis mendampingi KP Bambang berziarah di makam Adipati Wirasaba.
Secara terpisah, Ketua Pakasa cabang Banjarnegara itu menjelaskan, KP Bambang dan rombongan pengurus Pakasa Jepara, termasuk sang istri, berkunjung di kediamannya sebelum berziarah ke makam Adipati Warga Utama (Adipati Wirasaba). Rombongan juga didampingi untuk singgah di kediaman Kades Klampok, Banjarnegara. Sementara, Sabtu sore ini, sejumlah ketua Pakasa cabang diundang rapat di Pakasa Punjer, kraton.
Rapat sejumlah ketua Pakasa di Punjer, dibenarkan Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pamngarsa LDA) sambil mengingatkan jadwal upacara adat “pengetan adeging Mataram Surakarta 17 Sura”, yang digelar di gedhong Sasana Handrawina, sabtu (12/7) malam ini. Ada 500-an warga masyarakat adat di berbagai elemen terutama Pakasa cabang, yang diundang mengirim perwakilannya, hadir pada ritual “Jenang Suran”, malam ini.
Sementara itu, kalangan pengurus Pakasa cabang juga sudah siap mengirim utusan perwakilan untuk hadir pada ritual peringatan berdirinya Surakarta Hadiningrat itu, malam ini. Bahkan, bagi cabang Pakasa yang lokasinya jauh dari Surakarta, sudah berangkat siang tadi dan pukul 15.00 WIB tadi, sudah ada yang mengabarkan datang. Di antaranya adalah rombongan Pakasa Cabang Kudus.

“Karena, Punjer meminta Pangarsa cabang datang lebih awal, karena akan ada rapat sebelum upacara adat Jenang Suran. Rapatnya sore sekitar pukul 16.00 WIB. Yang diundang pangarsa sejumlah cabang. Maka, kami berangkat pukul 11.00 WIB tadi, dan pukul 15.00 WIB tadi bisa sampai kraton. Kalau soal yang dibahas, saya kurang tahu,” ujar KRRA Panembahan Didik Singonagoro yang dimintai konfirmasi, siang tadi.
Perihal materi yang dibahas dalam rapat, memang bisa berupa apa saja, mengingat pengurus Pakasa Punjer sedang dalam proses menata-ulang kepengurusan Pakasa cabang, terutama bagi yang habis masa bhaktinya selama 5 tahun di tahun 2024 dan 2025 ini. Seperti Pakasa Cabang Blitar (Jatim) misalnya, sudah habis tahun 2024, tetapi belum mendapat jawaban/petunjuk dari surat permohonan yang dikirim. (won-i1)