Gusti Moeng Titip Pesanggrahan, Agar Situs Cagar Budaya itu Dirawat
SUKOHARJO, iMNews.id – Markas TNI AD Grup 2 Kopassus di Kandang Menjangan, (Kecamatan) Kartasura, semalam menggelar peringatan ultahnya ke-70 korpnya bersama warga masyarakat kecamatan setempat yang dimotori Komunitas Greget Kartasura, menampilkan dalang muda Ki Danang Suseno, salah seorang anak almarhum dalang kondang Ki Manteb Soedarsono. Dalam kesempatan itu, Gusti Moeng selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) mewakili Karaton Mataram Surakarta yang diundang dalam acara itu, menitipkan “pesanggrahan” Kandang Menjangan yang ada di ujung belakang asrama sekaligus markas itu untuk dijaga dan dirawat kelestariannya, mengingat sudah ditetapkan sebagai situs cagar budaya.
“Kami hanya meneruskan amanat suwargi bapak saya, Sinuhun PB XII yang dulu pernah menitipkan Pesanggrahan Kandang Menjangan ini kepada Gubernur Soeryo. Pesanggrahan ini sudah dilindungi UU cagar budaya (BCB). Jadi kami menitipkan kepada prajurit TNI AD Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan ini untukmenjaga dan merawat kelestariannya, untuk anak-cucu kita. Semoga di ultahnya yang ke-70 ini, Kopassus menjadi prajurit negara yang benar-benar melindungi bangsa dan rakyatnya,” pinta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, selaku Ketua LDA mewakili Karaton Mataram Surakarta, dalam sambutannya di pembukaan upacara peringatan ultah itu, semalam.
Panggung pertunjukan wayang kulit tempat mementaskan lakon “Mbangun Candi Sapta Arga” yang sekaligus menjadi tempat upacara peringatan ultah ke-70 Kopassus, berada di ruang terbuka dekat beberapa bangunan Pesanggrahan Kandang Menjangan, yang letaknya di ujung belakang kompleks markas dan asrama TNI AD Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Lokasi pesanggrahan di dalam markas itu, hanya berjarak sekitar 1 KM dari situs bangunan bekas pusat pemerintahan “Nagari” Mataram Kartasura yang persis berada di arah timur markas.
Pentas malam itu mirip pesta kebun, benar-benar menghirup udara segar di tempat terbuka, yang dinaungi sejumlah pepohonan di sekitar pesanggrahan, membuat suasana untuk menyaksikan aksi Ki Danang Suseno menjadi nyaman. Lampu hias warna-warni di sekitar tempat pertunjukan dan upacara, termasuk yang menyinari bangunan pesanggrahan, hingga benar-benar menampakkan keindahan malam sebuah markas prajurit korp Sandi Yuda, yang dikenal mumpuni dalam segala aksi perang di segala medan, hingga sangat berkesan bagi KRAT Hendri Rosyad Wrekso Puspito, seorang pemerhati kraton dan budaya Jawa, yang sempat hadir di acara itu, semalam.
“Saya benar-benar kagum melihat keindahan markas Kopassus semalam. Apalagi dalam suasana yang merakyat, bersama warga Kartasura nanggap wayang kulit. Saya merasa krasan duduk menikmati wayang dalam suasana yang mendapat pancaran aura Pesanggrahan Kandang Menjangan. Insya Allah, doa yang disampaikan Dan Grup 2 (Kol Inf Sabdono Budi Wiyanto) bisa wayangan tiap peringatan ultah di sini, dikabulkan. Saya juga berharap demikian. Sudah sangat tepat, kalau Grup 2 Kopassus ultah nanggap wayang kulit. Ini bagian dari syi’ar budaya,” tandas KRAT Hendri menjelaskan saat diminta tanggapannya oleh iMNews.id, semalam.
Dalam sesi wawancara dengan para awak media, Dan Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kol Inf Sabdono Budi Wiyanto kembali menyinggung sambutannya dalam pembukaan, bahwa semua prajurit Grup 2 siap untuk menjaga kelestarian Pesanggrahan yang sudah ditetapkan sebagai situs cagar budaya itu. Sementara Gusti Moeng juga kembali menitipkan situs pesanggrahan kepada para prajurit, agar menjaga warisan leluhur Mataram itu, serta berharap prajurit Kopassus benar-benar menjadi prajurit sejati yang tangguh dan bisa mengayomi seluruh rakyat Indonesia.
“Prajurit Kopassus siap melaksanakan amanat untuk menjaga dan merawat pesanggrahan. Karena ini sudah menjadi situs cagar budaya. Doakan agar kamis bisa menggelar wayangan rutin tiap tahun. Ini adalah bagian dari tugas prajurit. Ini benar-benar menyatu antara prajurit TNI dengan rakyat, warga Kartasura,” ungkap Kol Inf Sabdono Budi Wiyanto, yang mendapat giliran berbicara setelah Gusti Moeng, dalam konferensi pers bersama wakil Komunitas Greget Kartasura, semalam.
Malam itu, pertunjukan wayang kulit atau keramaian pertama di markas Kopassus atau justru untuk skala wilayah lebih luas lagi yang berlangsung di penghujung masa pandemi, juga diikuti keramaian pasar malam seperti pertunjukan wayang kulit yang digelar di masayarakat, sebelum pandemi. Di situ ada bazar dalam skala terbatas yang melibatkan para pedagang kecil dari masyarakat sekitar, dan yang menarik ada pedagang kerajinan wayang kardus yang ternyata masih digemari anak-anak zaman milenial, bahkan laris-manis. (won-i1)