Pakasa Trenggalek Punya Makam Leluhur Keturunan PB I Tersebar di 11 Desa dan 5 Kecamatan

  • Post author:
  • Post published:February 25, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:9 mins read
You are currently viewing Pakasa Trenggalek Punya Makam Leluhur Keturunan PB I Tersebar di 11 Desa dan 5 Kecamatan
SEKALIAN ZIARAH : Gusti Moeng, KPH Edy Wirabhumi dan rombongan dari Kraton Mataram Surakarta berziarah di makam Kanjeng Jimat di Desa Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan, 2018. Sehabis melantik pengurus Pakasa Cabang Trenggalek, rombongan berziarah di makam Bupati Trenggalek KRMT Mangoen Nagoro II dan Mangoenredjo itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Disadran Dalam Sehari, Termasuk Makam Ketua Pertama Pakasa Cabang

TRENGGALEK, iMNews.id – Warga Pakasa Cabang Trenggalek punya makam tokoh leluhur yang berkaitan dengan Dinasti Mataram, tersebar di 11 desa dan lima kecamatan di wilayah kabupaten yang pernah menjadi wilayah Ponorogo sampai tahun 1800-an itu. Para tokoh itu banyak yang menjabat Bupati di berbagai wilayah di “brang wetan” yang kini dikenal wilayah Provinsi Jatim.

Makam para tokoh leluhur yang berasal dari Sinuhun Paku Buwana (PB) I (Pangeran Puger) pada zaman pemerintahan “negara” Mataram Islam berIbu Kota di Kartasura itu, Minggu (23/2) lalu, selesai diziarahi dalam sehari. KRAT Seviola Ananda (Ketua Pakasa Cabang Trenggalek), mengajak sekitar 30-an warganya berbagi tugas Nyadran di makam yang tersebar di 5 kecamatan itu.

Di Kecamatan Trenggalek Kota, ada lima lokasi yaitu makam Astana Galek, Astana Japura, Pasareyan Mbagong dan makam Astana Gedhong di Keluarahan Ngantru. Kemudian makam Marga Esis di Kelurahan Sondakan dan makam Cengkong di Kelurahan Tamanan. Sejumlah makam di satu kecamatan itu, banyak yang menyimpan jasad keturunan langsung atau tidak langsung dari Sinuhun PB I.

Di Astana Galek itu, ada makam Ki Ageng Galek atau Eyang Kawak, di Astana Gedhong ada makam Bupati ke-1 Trenggalek RT Sumotruno, kemudian RT Djojonagoro (Bupati ke-2 Trenggalek), RT Mertodiningrat II dan RNg Mertokusumo (Bupati Srengat Blitar). Di tengah hutan kota ada Astana Japura, KRAT Seviola dan warganya Nyadran di makam Eyang Patih RM Singoyudo itu.

PATIH SINGOYUDO : Pengurus dan warga Pakasa Cabang Trenggalek yang dipimpin ketuanya, KRAT Seviola, juga Nyadran di makam Eyang Patih RM Singoyudo di Astana Japura yang berada di tenhah hutan kota Kabupaten Trenggalek, Minggu (23/2). (foto : iMNews.id/Dok)

Di Astana Marga Esis (Kelurahan Sondakan), warga Pakasa Trenggalek menggelar ritual Nyadran di pusara Eyang Patih RNg Prawiroloyo. Sedangkan di Astana Girilaya, Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, tokoh yang disadran adalah KPAA Sosrodiningrat pejabat Bupati Trenggalek yang merangkap Bupati Tulungagung pada tahun 1932-1935, pada zaman Sinuhun PB X jumeneng nata.

Berikut Nyadran di Astana Margohayu di Desa Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan, di situ bersemayam Kanjeng Jimat atau KRMT Mangoen Nagoro II dan Mangoenredjo. Kedua tokoh ini adalah ayah dan anak yang sama-sama menjabat Bupati Trenggalek. Ada silsilah dalam prasasti yang terpasang di dinding makam, tertulis nama Sinuhun PB I dan keturunannya, termasuk 2 tokoh ini.

Safari “Tour de Ruwah” yang dipimpin KRAT Seviola di hari Minggu (23/2) itu, lalu menuju Desa Winong, Kecamatan Tugu untuk Nyadran sesepuh desa bernama Kyai Mulyosani. Berikut, rombongan pindah ke KRAT Hasta Surantara, ketua pertama Pakasa Cabang Trenggalek yang meninggal 2 tahun lalu, juga dua warga Pakasa yang mendahului yaitu MNg Mubani Hadiprodjo SPd dan MNg Purwani.

Khusus makam Kanjeng Jimat atau KRMT Mangoen Nagoro II dan Mangoenredjo di Astana Pajimatan Margohayu di Desa Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan, di tahun 2018 pernah diziarahi rombongan dari Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin Gusti Moeng. Ziarah itu bersamaan dengan pelantikan dan penetapan pengurus Pakasa Cabang Trenggalek yang diketuai KRAT Hasta Surantara (alm).

BUPATI KE-II : Pengurus dan warga Pakasa Cabang Trenggalek yang dipimpin ketuanya, KRAT Seviola, juga Nyadran di makam Bupati ke-1 Trenggalek RT Rumotruno dan Bupati ke-2 RT Djojonagoro, RTA Mertodiningrat (Bupati Ponorogo), RT Mertodiningrat II dan RNg Mertokusumo (Bupati Srengat Blitar) di Astana Gedhong, Minggu (23/2). (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, Pakasa Cabang Banjarnegara yang dipimpin ketuanya, KRAT Eko Budi Tirtonagoro, justru sedang bersiap-siap untuk menggelar Sadran Agung di 4 lokasi makam. Yiatu “makam” Adisara yang disebut sebagai “makam” Sunan Kalijaga di Desa Glempang,  Kecamatan Mandiraja. Kemudian makam Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Gumelem di Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Banjarnegara.

Sedangkan sisa dua lokasi yang ritual Nyadrannya akan diselesaikan dalam sehari, Kamis (27/2) oleh tim-tim yang bertugas, adalah makam Mbah Sepang di Desa Kemranggon, Kecamatan Susukan dan makam Adipati Wirasaba (Adipati Warga Hutama I) di Desa Klampok, Kecamatan Purworejo Klampok, Banjarnegara. Nyadran di semua lokasi itu, selalu disertai kirab dan sajian seni khas.

“Semua sudah siap. Tinggal pelaksanaan oleh masing-masing kelompok petugasnya di semua lokasi makam. Nyadrannya secara serentak, Kamis (27/2) itu, tetapi ritualnya dipusatkan di lokasi makam Adisara, Desa Glempang. Rabu (26/2) besok sebelum Nyadran, Pakasa mengikuti kirab budaya peringatan HUT ke-454 Kabupaten Banjarnegara,” ujar KRAT Eko Budi kepada iMNews.id.

Di tempat terpisah, KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus) dalam percakapan dengan iMNews.id sampai siang tadi menyebutkan, pengundian hadiah untuk memeriahkan event ritual “Mapag Wulan Siyam”, Minggu (23/2) lalu, hingga hari ini belum bisa rampung. Karena, dari 21 pemenang yang sudah diumumkan, baru tiga orang yang datang.

SEMPAT DISKUSI : Ketua Pakasa Cabang Jepara, KP Bambang S Adiningrat sempat berdiskusi dengan beberapa tokoh setempat saat menengok pembangunan cungkup makam Eyang Abdul Syukur di Desa Poncol, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Minggu (23/2). (foto : iMNews.id/Dok)

Seperti diketahui, Pakasa Cabang Kudus yang menggelar event ritual “Mapag Wulan Siyam” atau menyambut datangnya bulan Ramadhan di “markas kerja” Kafari Group di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Minggu (23/2) dimeriahkan dengan hadiah hadir. Hadiah itu ada 21 tetapi untuk menjadi pemenanganya harus diundi, melalui nomer seri uang kertas yang dibagi-bagikan panitia.

Ada 21 nomer seri uang kertas Rp 50 ribuan yang diumumkan lewat nomer WA dan cara lain sebagai pemenangnya. Ada 21 hadiah itu, untuk 1 orang hadiah umroh, 6 hadiah uang @ Rp 1 juta, 10 hadiah uang @ Rp 300 ribu dan 4 hadiah uang @ Rp 3 juta. Jumat (28/2) batas waktu pencocokan nomer pemenangnya, tetapi sampai siang tadi hanya 3 orang yang mengambil hadiah @ Rp 300 ribu. (won-i1)