Cabang Ngawi Kerahkan 20 Dhadhak-Merak dan 220-an Pasukan, Imbangi Pakasa Cabang Jepara
SURAKARTA, iMNews.id – Kesenian Reog khas Kabupaten Ponorogo (Jatim) tetap akan menghebohkan suasana puncak peringatan HUT ke-93 Pakasa di Kota Surakarta, 14-15 Desember. Suasana heboh untuk memeriahkan Festival Seni Budaya Kraton Nusantara (FSBKN) itu, bisa dipastikan terjadi saat berlangsung kirab budaya kontingen peserta FSBKN dan Pakasa cabang.
Kehebohan di Kota Surakarta khususnya sepanjang rute (sementara) dari Pura (Kadipaten) Mangkunegaran ke kompleks Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa/halaman Kamandungan Kraton Mataram Surakarta itu, selain ada barisan kontingen peserta FSBKN anggota DPP MAKN, juga ada kontingen utusan Pakasa cabang dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim.
Tak hanya barisan warga Pakasa yang akan mengenakan busana adat Jawi-jangkep gaya khas Mataram Surakarta, tiap kontingen Pakasa cabang akan diikuti warga Pakasa yang mengenakan busana adat masing-masing daerah. Misalnya busana atau kostum “Panaragan” khas Kabupaten Ponorogo, yang identik dengan kostum seni Reog khas kabupaten di “ujung kulon” Jatim itu.
Walau kesenian Reog identik dengan masyarakat Ponorogo, tetapi hingga siang tadi iMNews.id belum mendapat kepastian data tentang jumlah unit Reog yang akan dikirim Pakasa Cabang Ponorogo ke ajang HUT ke-93 Pakasa sekaligus event FSBKN khususnya kirab budaya, Sabtu 14 Desember. Karena KRAT Sunarso Suro Agul-agul yang dihubungi, hingga kini belum merespon.
KRAT Sunarso Suro Agul-agul adalah Ketua Paguyuban Reog Pakasa Karaton Surakarta Hadiningrat (katon Sumirat) yang juga Wakil Ketua Pakasa Cabang Ponorogo. Paguyuban Reog Katon Sumirat berkantor di Sekretariat Pakasa Cabang Ponorogo, tetapi memiliki anggota kesenian Reog yang ada di berbagai daerah misalnya Kabupaten Ngawi, Magetan, Pacitan dan sebagainya.
Soal pengerahan unit-unit kesenian Reog di Pakasa Cabang Ponorogo, memang ada di tangan KRAT Sunarso Suro Agul-agul kewenangannya. Tetapi KP MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Ponorogo yang dimintai konfirmasi secara terpisah, siang tadi menyebutkan cabangnya akan mengerahkan 260 warga Pakasa yang terdiri beberapa bagian atau “bregada”.
Kontingen cabang Ponorogo sebanyak itu, terdiri dari penari Jathilan 29, penari Bedhaya Majakirana 7, pemakai Jawi-jangkep dalam formasi 29 (orang), 11, 31 yang menunjuk tanggal lahir, bulan dan tahun kelahiran Pakasa (29/11/1931). Selain ada koordinator, juga ditambah para “pangombyong”. Jumlah itu masih ditambah petugas “among tamu” 12 orang.
Di luar kirab, Pakasa Cabang Ponorogo juga membawa para petugas yang akan mengurus stand UMKM “Kopi Ponorogo”. Kontingen juga diikuti tim SAR 8 orang. Sedangkan Bregada Ngesti Swara dikerahkan 60, Beregada Kuncen Caruban 30 dan Bregada Pakasa Bali 20 orang. Jumlah itu bisa bertambah atau sebaliknya, tergantung pengerahan jumlah Dhadhak-Merak (Reog).
“Yang berkait dengan jumlah Reog (Dhadhak-Merak), silahkan konfirmasi dengan KRAT Suro Agul-agul. Beliau ketua Paguyuban Katon Sumirat,” jelas KP MN Gendut Wreksodiningrat menjawab pertanyaan iMNews.id, di sela-sela kesibukannya mengikuti Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Hotel Ambarukmo, Jogja (6-8 Desember), Sabtu siang tadi.
Sementara itu, Pakasa Cabang Ngawi sudah pasti akan mengirim kontingen berisi 220 orang yang akan dipimpin KRT Suyono S Adiwijoyo (Ketua Harian Pakasa Cabang Ngawi), sebagai penanggungjawab kontingen. Jumlah itu terbagi untuk barisan Jawi-jangkep 50 orang, Bregada Warok Jogorogo 60, Bregada Surowido 20 ditambah among tamu dan tim SAR sekitar 20 orang.
Untuk memainkan 20 unit Reog atau Dhadhak-Merak dalam kirab, cabangnya menurunkan 60 orang “pembarong” yang dipimpin RT Suwari Darmodipuro dan tari Jathilan 20 yang dipimpin JH Budi Santoso. Sedangkan untuk sajian wayang kulit yang dibawakan MNg Warseno Gondoprojo, disiapkan personel 10 orang, sajian tari Ngawi Ramah 10 dan tari Orek-orek 10 orang.
Dalam panggung kesenian yang disiapkan panitia, Pakasa Cabang Ngawi juga akan menyajikan tari Garuda Nusantara yang didukung 10 orang ditambah pengrawit 10 orang serta perias 5 orang. Untuk mengisi pameran, unit UMKM dan potensi kerajinan khas Ngawi juga disiapkan. Menurut KRT Suyono, kontingen Ngawi dimobilisasi terpisah dari Pakasa Ponorogo.
Melihat potensi kekuatan Pakasa Ngawi yang menyiapkan 20 unit Reog dan para seniman pendukungnya, tengah Kota Surakarta pasti akan heboh. Terlebih ditambah dengan tampilnya kontingen utusan kraton/kesultanan/kedatuan/pelingsir adat anggota DPP Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN) sebanyak 50-an lembaga, yang juga anggota FKIKN pimpinan Gusti Moeng itu.
Belum lagi, ketika Paguyuban Reog Katon Sumirat mengerahkan potensi Reog yang ada di wilayah Pakasa Cabang “Gebang Tinatar”, akan semakin riuh suasana malem Minggu (14/12) di tengah Kota Surakarta. HUT ke-93 Pakasa dan FDBKN akan menjadi sajian hiburan spektakuler dan kolosal “penuh warna” untuk masyarakat Surakarta yang belum pernah ada di kota ini.
Terlebih, Pakasa Cabang Jepara akan menirim kontingen berkekuatan 250-an orang yang akan dipimpin ketuanya sendiri, KP Bambang S Adiningrat. Jumlah anggota kontingen itu, didominasi pasukan Pakasa Nguntara Praja dan Prajurit Sura Praja yang selama ini didukung kalangan siswa SMK Bhakti Praja, Jepara. Pameran potensi “Kota Ukir”, jelas disiapkan juga.
“Pakasa Jepara sudah mengirim jumlah dan rinciannya. Di antaranya peserta kirab 160-an terdiri dari Bregada Nguntara Praja dan Bregada Sura Praja. Sedangkan untuk pentas wayang kulit 40 orang, sajian tari Bambangan-Cakil 4 orang. Kalau diminta ikut pameran industri kerajinan, kami juga sudah siap,” ujar KP Bambang S Adiningrat secara terpisah siang tadi.
Sajian wayang kulit dari Pakasa Cabang Jepara, akan dibawakan dalang Ki Mehong dari Kecamatan Bangsri, Jepara dengan lakon “Semar Maneges”. Sampai sejauh ini belum ada informasi pembagian giliran, mana yang lebih dulu tampil antara wayang kulit dari kontingen Pakasa Cabang Ngawi dan sajian Pakasa Cabang Jepara dalam tiga hari, 13-15 Desember itu.
Dari Pakasa Cabang Bhumi Wengker Pacitan juga dilaporkan KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro (Ketua cabang) bahwa cabangnya juga akan menyertakan Bragda Seni Kethek Ogleng sebagai kesenian khas Kabupaten Pacitan, selain Kabupaten Ponorogo dan Wonogiri. Kontingen Cabang Pacitan akan hadir dalam HUT ke-93 Pakasa, 14-15 Desember nanti.
Dari Pakasa Cabang Kudus juga dilaporkan ketuanya, KRA Panembahan Didik Gilingwesi yang dimintai konfirmasi terpisah siang tadi. Pakasa cabangnya akan mengirim sekitar 40 orang, tetapi sampai sekarang baru mendapat 29 orang. Menurutnya, hari Sabtu (14/12) yang dijadwalkan untuk kirab HUT ke-93 Pakasa, bukan hari libur, banyak anggota cabang masih bekerja.
Soal keris yang direncanakan akan digunakan untuk mengansitipasi kalau ada tanda-tanda hujan akan datang, sampai siang tadi Ketua Pakasa Cabang Kudus itu masih berusaha mencari pinjaman. Cabangnya akan menurunkan kontingen berikut atribut simbol khasnya berupa payung bersusun sedikitnya 21 buah, atau untuk 33 orang kalau jumlah anggota kontingen 40 orang.
Sementara itu, KPP Haryo Sinawung Waluyoputro selaku panitia menyebutkan, Jumat (6/12) kemarin panitia mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah perwakilan lembaga/instansi terkait dengan pelaksanaan kirab dan pentas kesenian dalam rangka HUT ke-93 Pakasa dan FSBKN, 14-15 Desember. Tetapi untuk rutenya, bisa Mangkunegaran-kraton atau Taman Sriwedari-kraton. (won-i1)