Dinamika Pertumbuhan “Pakasa Reborn” Ketika Memperingati Ultahnya yang Ke-93
MALANG, iMNewes.id – Setelah diawali Pakasa Cabang Pati yang menggelar donga wilujengan ultah ke-93 Pakasa di kompleks makam Syeh Jangkung, Desa Landoh, Kecamatan Kayen, (Minggu, 24/11) dan Pakasa Cabang Kudus di malam menjelang 29 November, sejumlah cabang lain di beberapa daerah juga menggelar ritual serupa untuk memperingati kelahiran Pakasa.
Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin KRA Panembahan Didik Gilingwesi, mengambil hari peringatan menurut hitungan kalender Jawa, yaitu Kamis Wage malam (28/11) yang sudah masuk hitungan Jumat Kliwon, 29 November, tepat di hari kelahiran Pakasa. Sangat bervariasi, menjadi ciri pertumbuhan “Pakasa Reborn” di zaman milenial, walau sudah berusia 93 tahun.
Tiga cabang yang melaporkan kepada iMNews.id menggelar donga wilujengan peringatan HUT ke-93 Pakasa silih-berganti sepanjang hari, tepat pada 29 November, adalah Pakasa Cabang Malang Raya, Pakasa Cabang Trenggalek, Pakasa Cabang Klaten dan Pakasa Cabang Pacitan. Nuansa Jawa dalam ritualnya kental sekali, tetapi masing-masing punya armosfer yang berbeda.
Namun, mengawali berbagai peristiwa peringatan tepat 29 November kemarin, adalah gelar kenduri donga wilujengan yang digelar jajaran “Bebadan Kabinet 2004” di Bangsal Smarakata, Jumat siang yang dipimpin Gusti Moeng. Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat itu mewakili Pangarsa Pakasa Punjer (KPH Edy Wirabhumi) yang sedang ke luar kota.
Peringatan HUT Pakasa di punjer yaitu Kraton Mataram Surakarta, jelas menjadi habitatnya karena Sinuhun PB X (1893-1939) yang menginisiasi dan melahirkannya pada 29 November 1931. Tetapi, peringatan HUT berupa donga wilujengan yang digelar Pakasa Cabang Klaten di sekretariat/kediaman ketuanya, KP Prabanagara, juga punya cirikhas atmosfer habitat sendiri.
Resepsi dan ritual peringatan HUT Pakasa di cabang yang menjadi “gudangnya” berbagai jenis kesenian tradisional Jawa itu, semua yang hadir disuguhi seni Laras Madya dan Macapat. Peneliti sejarah diminta hadir untuk “seseorah” di situ. Tetapi Gusti Moeng yang diharap hadir, kemarin menyatakan tidak bisa berangkat karena kondisi kesehatannya tidak baik.
Dua cabang Pakasa lainnya yang menggelar resepsi dan ritual peringatan HUT kemarin siang, adalah Pakasa Cabang Pacitan dan Pakasa Cabang Malang Raya (Jatim). Peringatan HUT yang digelar Pakasa Cabang “Bhumi Wengker” Kabupaten Pacitan yang dipimpin langsung ketuanya, KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro, yaitu wilujengan di kediaman ketuanya sebagai habitatnya.
Menurut KRAT Heru Arif, peringatan HUT yang digelar dalam suasana sederhana tetapi tidak mengurangi nuansa sakralnya ritual peringatan itu. Atas nama pengurus dia berharap, Pakasa bisa “ngrembaka” dan “kuncara” dan “hanjayeng bawana”.
Resepsi dan ritual dalam dua tahap malam Jumat (28/11) dan Jumat siang (29/11), dilakukan Pakasa Cabang Malang Raya.
Cabang Pakasa Malang ini juga punya gaya dan cara sendiri untuk mengekspresikan peringatan HUT ke-93 Pakasa, yaitu ritual di Candi Singosari dan Candi Sumber Awan Singosari yang dimulai pukul 20.00 WIB, Kamis malam (28/11). Ritual di dua tempat itu masing-masing dipimpin Resi KRT Soeprijanto Reksonagoro dan sesepuh lain bersama pengurus Pakasa cabang.
Kalau tahap pertama peringatan berbentuk ritual donga secara spiritual kebatinan sambil pasang sesaji mulai pukul 21.00 WIB di dua candi, menurut KRAT Sony Joko Purnomo Hadinagoro (Sekretaris cabang), tatacara peringatan berlanjut tahap 2. Yaitu donga wilujengan yang dipusatkan di Candi Sumber Awan, sekitar 6,5 KM dari Candi Singosari, Jumat siang (29/11).
Sementara itu, dua cabang Pakasa yaitu Cabang Kabupaten Trenggalek dan Cabang “Gebang Tinatar” Kabupaten Ponorogo, menggelar resepsi dan ritual peringatan HUT, Jumat malam, 29 November di daerah masing-masing. Ketua Pakasa Cabang Trenggalek, KRAT Seviola Ananda menyebutkan, kenduri wilujengan peringatan HUT digelar di aula Dinas Parbud setempat.
Sama-sama menggelar wilujengan Jumat malam atau semalam yang dalam kalender Masehi masih 29 November, juga dilakukan Pakasa Cabang Ponotogo pimpinan KP MN Gendut Wreksodiningrat di kediamannya Ndalem Mangunsuman, Kecamatan Kota, Kabupaten Ponorogo. Saat dimintai konfirmasi iMNews.id sebelumnya, disebutkan donga wilujengan diikuti 100-an warganya.
KP MN Gendut menyatakan ada beberapa isi acara peringatan HUT, Jumat malam, selain kenduri, donga wilujengan ada pula donga secara spiritual kebatinan khas Ponorogo, yaitu “Singgah-singgah Kala Singgah”. Doa tolak-bala itu sangat khas Jawa selain simbol lain yang “nJawani”, yaitu nasi tumpeng, satu berukuran besar dan 93 tumpeng berukuran kecil.
Giliran Pakasa Cabang Jepara, KP Bambang S Adiningrat selaku ketuanya, secara terpisah menjelaskan bahwa pengurus cabang mengagendakan menggelar resepsi dan ritual peringatan Sabtu (30/11) ini. Selain donga wilujengan, belum ada kabar lebih lanjut keseluruhan isi acaranya yang akan digelar di Padepokan Sanggar Loka Budaya/Sekretariat Pakasa Cabang Jepara itu. (won-i1)