Diisi Lomba Macapat dan Lomba “Nyamping” yang Diikuti Belasan dari 100-an yang hadir
SURAKARTA, iMNews.id – Organisasi Putri Narpa Wandawa yang menjadi wadah perjuangan kaum perempuan kali pertama yang lahir di era “nagari” Mataram Surakarta tahun 1931, tepat tanggal 5 Juni, Rabu siang tadi memperingati hari kelahirannya yang ke-93 tahun. Organisasi yang dilahirkan pada zaman Sinuhun PB X (1893-1939) itu, kini eksis lagi dan diketuai GKR Timoer Rumbai KD.
Peringatan HUT atau hari kelahiran yang digelar di ndalem Kayonan, Baluwarti, siang tadi, dihadiri sekitar 100 orang dan diisi kegiatan lomba macapat dan “nyamping” yang diikuti para anggota Putri Narpa Wandawa dari beberapa cabang di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Perayaan sederhana itu, juga diisi dengan doa wilujengan sebelum diteruskan dengan potong tumpeng.
Jalannya peringatan ultah itu, justru dimulai dengan kegiatan lomba macapat yang dinilai tim juri yang diketuai KP Siswanto Adiningrat, Wakil Pengageng Sasana Wilapa. Berikutnya, dilanjutkan lomba “nyamping” yang penilaiannya disertai parade di “catwalk”. Jalannya parade peserta “nyamping” ini, dinilai langsung seorang dwija dari Sanggar Pawiyatan Ngadi-Busana.
Yang menarik, saat para peserta lomba “nyamping” bergantian beraksi di atas “catwalk”, ilustrasi musiknya adalah langgam keroncong “Putri Sala (Solo)”, yang dinyanyikan langsung oleh Gusti Moeng diiringi organ tunggal. Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA itu bahkan sempat bernyanyi di awal acara, untuk mengisi waktu sambil menunggu kedatangan Gusti Timoer.
Sambil menunggu kehadiran Ketua Putri Narpa Wandawa yang juga putri terutua Sinuhun Suryo Partono (PB XIII) itu, Gusti Moeng mengisinya dengan “sesorah” mengenai sejarah perjalanan organisasi wanita yang diinisiasi kelahirannya oleh dua putri Sinuhun PB X, yaitu GRAy Prapti Padmonagoro dan GRAy Wuryaningrat pada tanggal 5 Juni 1931 itu.
Selain aksi tarik suara Gusti Moeng sebagai lustrasi vokal mengiringi parade aksi peserta lomba “nyamping” atau ngadi busana, ada lagi satu hal yang menarik. Yaitu keikutsertaan seorang anggota Putri Narpa Wandawa yang sudah berusia 94 tahun bernama nyonya Sumardjo. Dia ikut beraksi di “catwalk”, dan terpilih menjadi juara 2 lomba “nyamping” atau ngadi-busana itu.
Di saat parade peserta lomba “nyamping” sedang beraksi, GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani tiba di tempat upacara. Karenanya, acara diteruskan dengan doa wilujengan yang dipimpin abdi-dalem juru-suranata RT Irawan Wijaya Pujodipuro, menyanyikan lagu ultah sambil tiup lilin yang dilakukan bersama GKR Timoer dan Gusti Moeng diteruskan pemotongan tumpeng.
GKR Timoer menyerahkan piala kepada juara I lomba macapat, sedang Gusti Moeng menyerahkan piala kepada juara I lomba nyamping. Selesai itu, GKR Timoer menyampaikan sambutan ultah organisasi yang dipimpinnya. Sedangkan Nyonya Siti Fatimah Ambarkusumo selaku Ketua Perkumpulan Organisasi Wanita (POW) Surakarta, juga berkesempatan mengucapkan selamat di sela-sela sambutannya.
Peringatan HUT Putri Narpa Wandawa ke-93 itu, seakan memiliki kesamaan tema dengan acara kunjungan silaturahmi rombongan 100-an orang anggota Komunitas Wanita Berkebaya Bersanggul Indonesia (KBWWI), yang diterima Gusti Moeng di gedhong Sasana Handrawina, Minggu pagi (2/5). Karena, warga KWBBI punya visi dan misi yang sama dengan Putri Narpa Wandawa.
Organisasi Putri Narpa Wandawa, sejak dilahirkan 93 tahun lalu, banyak menghadapi tantangan dalam perjalanannya, hingga berubah sifat keorganisasiannya dari yang sebelumnya bernama “gerakan perjuangan” merintis kemerdekaan, menjadi semacam organisasi kemasyarakatan di masa kini. Begitu pula dengan Pakasa, yang lahir pada 29 November 1931. (won-i1).