Banyak Studi Penelitian yang Dilakukan Para Mahasiswa, Melayani Kepentingan Pembimbingnya

  • Post author:
  • Post published:May 10, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Banyak Studi Penelitian yang Dilakukan Para Mahasiswa, Melayani Kepentingan Pembimbingnya
POSKO TUGUR : Dhita dan teman-teman mahasiswa program PKM dari Fakultas Hukum Unair (Surabaya), sedang menikmati suasana di "Posko" tugas "Tugur" para sentana dan abdi-dalem di teras Nguntarasana Kraton Mataram Surakarta, tempat akan digelar doa tahlil yang batal diikutinya, Kamis malam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Mahasiswa PKM Unair Beruntung, Sempat Menyaksikan Latihan Seni “Laras Madya”

SURAKARTA, iMNews.id – Begitu jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng yang efektif sejak 1 Januari 2023, aktivitas penelitian berbagai program mulai S1, S2, S3 dan program-progam lain marak sekali. Gelombang studi penelitian para mahasiswa silih-berganti berdatangan, sejak beberapa “Bebadan” dan sanggar aktif kembali dalam dua tahun terakhir.

Media iMNews.id mencatat, para mahasiswa dari sekitar 20 perguruan tinggi negeri dan swasta secara terpisah melakukan studi penelitian di kraton dalam 2 tahun terakhir. Begitu juga seratusan mahasiswa Fakultas Hukum beberapa universitas negeri ternama di Tanah Air, juga melakukan studi lapangan di Kraton Mataram Surakarta di tahun ajaran 2023.

“Tetapi, di antara para mahasiswa yang melakukan penelitian itu, membawa surat pengantar dari kampusnya berisi daftar pertanyaan yang kurang begitu jelas apa yang dimaksudkan dan apa keinginannya. Setelah kami usut, ternyata pertanyaan itu pesanan dari pembimbingnya. Atau kurang-lebih, ya untuk kepentingan pembimbingnya itu sendiri”.

“Terlepas latar-belakang apa yang menjadi alasan para mahasiswanya ‘yang dititipi’ pertanyaan itu, tetapi secara umum itu karena alasan ketidaktahuan kalangan kampus terhadap eksistensi Kraton Mataram Surakarta. Mungkin saja, para pembimbing itu tidak punya jawab saat ditanya mahasiswanya, tetapi malu bertanya langsung ke kraton,” ungkap KP Budayaningrat.

SENI LANGKA : Dhita dan teman-teman mahasiswa program PKM dari Unair Surabarya, gagal mengikuti doa tahlil di teras Nguntarasana, tetapi beruntung bisa menyaksikan latihan kesenian langka khas Kraton Mataram Surakarta. Mereka bahkan berfoto bersama para seniman di Bangsal Smarakata, tempat latihan, Kamis malam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

KP Budayaningrat selaku “dwija” Sanggar Pasinaon Pambiwara Kraton Mataram Surakarta, saat dimintai konfirmasi iMNews.id siang tadi sangat menyayangkan adanya fenomena itu. Tetapi menurutnya kondisi itu bisa dimaklumi, karena kalangan perguruan tinggi pernah menjadi bagian dari upaya “cuci otak” masyarakat dari generasi ke generasi tentang sejarah kraton.

Dia juga membenarkan bahwa dalam beberapa generasi, dunia pendidikan tinggi seperti “dibutakan” dari eksistensi Kraton Mataram Surakarta dari berbagai peran dan jasanya terhadpa NKRI. Sehingga, hampir semua kalangan kampus tidak banyak tahu tentang kraton, berbagai hal tentang budaya Jawa dan karya-karya para Raja, Pujangga Surakarta dan para “Empu”-nya.

Disebutkan, beberapa waktu lalu ada rombongan mahasiswa yang datang mengajukan 50 pertanyaan kepada beberapa nara-sumber tentang tema “Tepa-Selira”, di antaranya Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA). Melalui para mahasiswa itu, Gusti Moeng meminta agar dosen yang menyuruh para mahasiswa datang sendiri ke kraton dan tidak memperalat mahasiswanya.

“La wong mau mencari gelar doktor, kok yang diminta melakukan penelitian para mahasiswanya. Itu berarti hanya memperalat para mahasiswanya. Sedangkan dia yang akan menikmati program doktor dari hasil penelitian ini. Kok kesannya, kraton hanya dijadikan objek untuk meraih sesuatu demi keuntungan pribadi dosennya,” tegas Gusti Moeng yang ditirukan KP Budayaningrat.

TERIMA KUNJUNGAN : KP Budayaningrat selaku dwija dari Sanggar Pasinaon Pambiwara, banyak ditugasi melayani studi lapangan/penelitian kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan siswa SMA/SMK. Ketua MGMP Bahasa Jawa SMA se-Jateng itu, usai memberi ceramah tentang budaya Jawa di Bangsal Smarakata, beberapa waktu lalu. (foto : iMNews.id/dok)

Sementara itu, lima mahasiswa program PKM dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis malam (9/5) datang ke kraton setelah menyelesaikan tugas wawancara dengan tiga nara sumber dalam dua hari sebelumnya, Selasa dan Rabu (7-8/5). Kedatangan para mahasiswa itu ingin mengikuti ritual doa tahlil di teras Nguntarasana, rutin tiap Kamis malam Jumat.

Tetapi, para mahasiswa itu batal mengikuti doa tahlil bersama para sentana dan abdi-dalem petugas “Tugur”, karena mulainya di atas pukul 21.00 WIB. Kedatangan mereka pukul 19.30 WIB, sempat bersilaturahmi dengan para petugas “Tugur” dan masih beruntung, bisa menyaksikan latihan seni “Laras Madya” dan berfoto bersama para senimannya di Bangsal Smarakata. (won-i1).