Pengurus Pakasa Cabang Pacitan Gelar Pertemuan untuk Pembinaan Semangat “Pasuwitan”

  • Post author:
  • Post published:May 13, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Pengurus Pakasa Cabang Pacitan Gelar Pertemuan untuk Pembinaan Semangat “Pasuwitan”
MEMBACAKAN IKRAR : KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang "Bhumi Wengker" sedang membacakan ikrar "pasuwitan" sebagai anggota Pakasa cabang terhadap Kraton Mataram Surakarta yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Jawa, dalam pertemuan pembinaan, Minggu siang (5/5) . (foto : iMNews.id/dok)

Cabang Akan Ikut Dukung Ritual “Bersih Desa”, Kecamatan Punung, Bulan Juni

PACITAN, iMNews.id – Pengurus Pakasa “Bhumi Wengker” Kabupaten Pacitan (Jatim), menggelar pertemuan bersama seluruh warganya di kediaman seorang anggota, Nurul Hidayat yang tinggal di tengah kota Kabupaten Pacitan, Minggu siang (12/5).
Pertemuan diisi upaya edukasi pembinaan tentang semangat “pasuwitan” sebagai abdi-dalem Kraton Mataram Surakarta.

KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro selaku Ketua Pakasa “Bhumi Wengker” dan KRT Samsul Hadi Dwijonagoro (Sekretaris Pakasa cabang), bergantian memberi sambutan dan penjelasan. Selain masalah organisasi dan keanggotaan, pertemuan juga membahas rencana cabang yang akan ikut mendukung ritual “Bersih Desa” Gondosari, Kecamatan Punung, bulan Juni mendatang.

“Khusus untuk sesi edukasi dan pembinaan, kami menekankan semangat, motivasi dan wawasan menjadi abdi-dalem. Yiatu harus konsisten dan setia ‘hanetebi gawa-gawene, ingkang sampun saha badhe kadhawuhaken’. Kami juga selalu megingatkan, agar abdi-dalem Pakasa selalu menjaga etika, tata-krama, unggah-ungguh, suba-sita dalam kehidupannya, di mana saja”.

“Kami menekankan agar warga Pakasa harus menjadi teladan yang baik di manapun, dari lingkungan terkecil (keluarga) dan luas (masyarakat), untuk menjaga nama baik Kraton Mataram Surakarta. Karena, warga Pakasa adalah insan pilihan. Segala atribut dan dentitasnya, tidak bisa didapat dari lembaga pendidikan tingkat apapun,” tandas KRAT Heru.

SOAL ADMINISTRASI : KRT Samsul Hadi Dwijonagoro selaku Sekretaris Pakasa Cabang Pacitan (Jatim), saat mendapat kesempatan berbicara soal administrasi keorganisasian warga cabang dalam pertemuan pembinaan yang digelar di kediaman salah seorang anggota, Nurul Hidayat, Minggu siang (5/5). (foto : iMNews.id/dok)

Dia menambahkan, warga Pakasa adalah insan yang terpilih karena tidak setiap orang mendapatkan kesempatan mendapatkan kehormatan itu. Sebab itu, setiap warga abdi-dalem Kraton Mataram Surakarta yang terwadahi dalam organisasi pakasa, harus mengemban amanah itu sebaik-baiknya. Dan kalau tulus dan ikhlas mengemban amanah itu, pasti akan mendatangkan “berkah”.

Tetapi, kalau amanah itu digunakan untuk hal-hal yang menyimpang atau negatif, pasti akan berdampak buruk dalam kehidupannya, selain mencoreng nama baik lembaga Pakasa dan kraton. Oleh sebab itu, lanjutnya, gelar kekerabatan itu selain amanah, menurutnya juga “sakral” karena berasal dari kraton, dan untuk mendapatkannya perlu “laku batin”.

Sementara itu, KRT Samsul Hadi Dwijonagoro dalam arahan di bidang keorganisasian menjelaskan prpgres perkembangan organisasi. Dia juga berharap fungsi-fungsi di organisasi cabang bisa berjalan baik dan lancar sesuai bidang masingnya. Semua fungsi itu, adalah bentuk konsekuensi untuk menjalankan tugas pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton.

Dia juga mengingatkan, bulan depan Pakasa cabang akan ikut bergotong-royong mendukung ritual tradisi “Bersih Desa” Gondosari, Kecamatan Punung. Masyarakat adat setempat yang dipimpin Nyi MT Indah Wahyuningtyas selaku Kades Gondosari itu, sudah berjalan tradisi itu bertahun-tahun, dan akan ditingkatkan kualitas sajian serta formasinya dengan dukungan Pakasa.

BERFOTO BERSAMA : Semua warga yang hadir dalam pertemuan pembinaan anggota Pakasa Cabang “Bhumi Wengker” Pacitan di kediaman Nurul Hidayat, salah seorang warga cabang, sempat diajak berfoto bersama sebagai dokumentasi kegiatan cabang, Minggu (5/5). (foto : iMNews.id/dok)

Dalam kesempatan ini, KRAT Heru Arif selaku Ketua Pakasa Cabang “Bhumi Wengker” menyampaikan ucapan “Selamat” dan “Sukses” kepada segenap warga dan anggota Paguyuban Reog “Katon Sumirat” yang merayakan HUT ke-2 tepat 5 Mei tahun 2024 ini. Pihaknya mengapresiasi dan ikut bangga atas perayaan dan peringatan HUT yang baru saja digelar di Kabupaten Ponorogo itu.

Menurutnya, Paguyuban Reog Katon Sumirat telah menjadi elemen daerah dan Kraton Mataram Surakarta, yang ikut mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa. Terlebih, kesenian reog sudah didaftarkan di Unesco sekitar 3 tahun lalu, yang kini tinggal menunggu keputusan penetapannya sebagai salah satu warisan dunia (heritage) tak benda (intangable).

Harapan Ketua Pakasa Cabang Pacitan agar kesenian reog Ponorogo terus berkembang menjadi salah satu kekayaan bangsa dan kemajuan peradaban, kini sudah terbukti dengan keberadaan unit-unit seni reog yang ada di sejumlah daerah dan beberapa provinsi seperti Jateng dan DKI. Bahkan, dimiliki juga sejumlah warga Malaysia asal Kabupaten Ponorogo (Jatim).

Di tempat terpisah, secara khusus Ketua Pakasa Cabang “Nguntara Praja” Kabupaten Jepara, KRA Bambang S Adiningrat juga menyampaikan ucapan selamat mempringati HUT kedua bagi Paguyuban Katon Sumirat yang dipimpin KRAT Sunarso Suro Agul-agul sebagai koordinator paguyuban. Pakasa Jepara berharap, Paguyuban Katon Sumirat terus berkarya dan berkembang untuk bangsa.

BERAKSI DI KRATON : Saat kelahirannya di Kraton Mataram Surakarta tiga tahun lalu, Paguyuban Reog Katon Sumirat yang beranggotakan grup-grup reog dari beberapa kabupaten di Jatim, mengeluarkan belasan “dhadhak-merak” untuk “beraksi” menyemarakkan peringatan HUT ke-90 Pakasa di halaman Kamandungan. (foto : iMNews.id/dok)

Seperti diketahui, peringatan HUT Paguyuban Reog Katon Sumirat yang diinisiasi berdirinya oleh Pakasa Cabang Ponorogo pimpinan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat, digelar Minggu (5/5) di pendapa Kabupaten Ponorogo. Selain Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan ucapan selamatnya melalui video, ada hal yang menarik dan membanggakan dari peringatan HUT itu.

Saat berlangsung peringatan HUT, sekaligus dideklarasikan penggunaan busana kostum khas warok reog Ponorogo, yaitu busana “Ponoragan” atau “Panaragan”. Busana khas dan ikonik simbol Kabupaten Ponorogo itu, diharapkan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat bisa digunakan sebagai busana harian dan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Kabupaten Ponorogo. (won-i1)