Digelar Tanpa Kehadiran Kraton, Tetapi Didukung Pakasa Cabang Kudus dan Cabang Jepara
PATI, iMNews.id – Ritual haul wafat Sunan Prawoto yang digelar panitia setempat, Minggu (28/1), menjadi giliran ketiga kegiatan ritual religi yang membuka lembaran tahun 2024 di bulan Januari ini. Ritual yang dipusatkan di makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang ada di Astana Pajimatan Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo itu sama-sama jatuh di bulan Rejeb tahun Jawa.
Bulan Rejeb/Rajab menurut kalender Jawa/Hijriyah, menjadi saat yang baik bagi masyarakat adat di tiga desa yang berada di dua kecamatan terpisah di Kabupaten Pati. Karena, Kamis (11/1) atau 28 Jumadilakhir Tahun Jimawal 1957, sudah sukses berlangsung haul Ki Bagus Kuncung di Desa Jatiroto dan Selasa (23/11), berlangsung meriah haul Syeh Jangkung di Desa Landoh, Kecamatan Kayen.
Makam Ki Bagus Kuncung Haryo Mataram berada di Desa Jatiroto, sementara makam Syeh Jangkung/Kyai Ageng Saridin ada di Desa Landoh yang keduanya berada di wilayah yang sama, Kecamatan Kayen. Kedua ritual haul dihadiri Gusti Moeng dan rombongan dari kraton, dan haul Syeh Jangkung jatuh pada 11 Rejeb Tahun Jimawal 1957 atau 11 Rajab Tahun 1445 Hijriyah.
Kalangan pengurus Pakasa Cabang Pati yang dimintai konfirmasi iMNews.id menyebutkan, event ritual haul Sunan Prawoto yang digelar Minggu (28/1) atau 16 Rejeb/Rajab Tahun Jimawal 1957/Hijriyah 1445 kemarin mendapat kunjungan luar biasa. Pengunjung dan peziarah di Astana Pajimatan Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, seimbang dengan Syeh Jangkung dan Kyai Ageng Ngerang.
Namun, event ritual haul tidak bisa dihadiri rombongan dari Kraton Mataram Surakarta, baik jajaran pejabat “Bebadan Kabinet 2004” maupun utusan kecil bersama beberapa bregada prajurit kraton termasuk korsik drumbandnnya. Karena, hari-hari ini semua sudah sibuk mempersiapkan upacara adat tingalan jumenengan Sinuhun PB XIII yang akan digelar, 6 Februari ini.
“Kemarin (Minggu, 28/1), kraton tidak bisa hadir dan tidak bisa mengirim utusan ke acara haul Sunan Prawoto di Pati. Karena, semua sudah sibuk persiapan tingalan jumenengan yang digelar 6 Februari. Salah satunya, latihan tari Bedaya Ketawang juga sudah dimulai dari kemarin. Maka, Gusti Wandan (Gusti Moeng-Red), tidak bisa meninggalkan kraton,”, ujar Yemi Triana.
Penjelasan staf kantor Sasana Wilapa yang dimintai konfirmasi iMNews.id di kantornya, kemarin itu, juga mirip keterangan dari KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro selaku “Plt” Ketua Pakasa Kudus yang dihubungi di waktu dan tempat terpisah hingga kemarin. Dirinya bersama rombongan ikut hadir di haul Suan Prawoto, tidak berjumpa Gusti Moeng atau rombongan dari kraton.
“Saya diundang paniti haul Sunan Prawoto mendadak, tetapi bukan dari Pakasa Cabang Pati. Saya diundang atas nama Pakasa Cabang Kudus. Kalaupun tidak diundang resmi, saya akan hadir membawa rombongan, karena menghormati Kanjeng Mul (KRAT Mulyadi Puspopustoko-Red) selaku Ketua Pakasa Cabang Pati. Tahun lalu, yang mengundang resmi kami Ketua Pakasa Pati”.
“Waktu haul Ki Bagus Kuncung dan Syeh Jangkung, saya tunggu-tunggu kok tidak ada undangan dari Kanjeng Mul atau Pakasa Cabang Pati. Tapi di haul Syeh Jangkung saya berketetapan untuk hadir. Begitu pula saat haul Sunan Prawoto, Minggu (28/1) kemarin. Saya ingin menghormati Kanjeng Mul. Karena, Pakasa Pati sudah hadir di Kudus ketika kami undang,” ujar KRA Panembahan Didik.
Di event ritual haul Sunan Prawoto (Prawata-Red), bahkan tak hanya rombongan Pakasa Cabang Kudus yang hadir di acara yang digelar sesama anggota “Tiga Serangkai” Pakasa “Gunung Muria”, tetapi juga Pakasa Cabang Jepara. Pakasa Cabang Kudus membawa rombongan 20-an orang dipimpin KRA Panembahan Didik, sementara rombongan Pakasa Jepara 40-an orang dipimpin KRT Suhartono.
“Rombongan dari Pakasa Cabang Jepara ada sekitar 40-an orang yang kami utus hadir di acara haul Sunan Prawoto yang digelar Pakasa Cabang Pati. KRT Suhartono Darmonagoro selaku Korcab Pakasa (Kecamatan) Mayong (Jepara), kami utus untuk memimpin rombongan. Saya sendiri tidak bisa hadir, karena sedang menerima tugas di luar kota,” ujar KRA Bambang S Adiningrat.
KRA Bambang selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dimintai konfirmasi iMNews.id kemarin juga menyebutkan, Pakasa cabang yang dipimpinnya juga terpaksa mengutus rombongan yang dipimpin KMT Susanti Purwohadiningrum, hadir di acara haul Syeh Jangkung, di Astana Pajimatan Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Selasa (23/1), karena dirinya sedang bertugas di luar kota.
Dalam pengamatan KRA Panembahan Didik, dari penyelenggaraan haul di tiga lokasi di kabupaten Pati yang dihadiri di bulan Januari tahun 2024 ini, haul Syeh Jangkung dan Sunan Prawoto hampir sama dengan event ritual haul Kyai Ageng Ngerang di tahun 2023 lalu. Dirinya menyatakan salut, karena jumlah pengunjung begitu banyak dan kurang lebih sama antara ketiganya.
Menurutnya, sebenarnya dirinya atas nama Pakasa, trah darah-dalem Sunan Kudus dan selaku pengelola tiga majlis taklim, juga diundang hadir bersama rombongan pada Minggu (28/1) itu. Tetapi, rombongan utusan sebanyak 20-an orang yang diharap hadir di acara kirab haul Sunan Kudus, tidak mau berangkat, sedangkan dirinya harus hadir memenuhi undangan haul Sunan Prawoto.
“Maksud saya, berbagi tugas. Saya dan rombongan ke Sunan Prawoto, dan rombongan 20-an orang saya utus ke Sunan Kudus. La, kok tidak mau berangkat karena tidak bersama saya. Ya sudah, yang ke Sunan Kudus batal. Saya sudah janji hadir di Pati,” tutur KRA Panembahan Kudus yang mengaku, Pakasa cabangnya belum punya kesibukan ikut mengelola haul di wilayah Kabupaten Kudus. (won-i1).