Tahun Baru 2023, Lembaran Baru Bagi Sinuhun dan Gusti Moeng

  • Post author:
  • Post published:January 3, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
Gusti Moeng dan Sinuhun PB XIII
GUSTI MOENG DAN SINUHUN : Gusti Moeng dan Sinuhun PB XIII tampak berjabat tangan dan dipegang erat RAy Herni, tokoh kerabat dari Jakarta yang menginisiasi mempertemukan sekaligus mendamaikan kedua kakak dan adik kandung seibu keturunan Sinuhun PB XII itu, tadi sore.(foto : iMNews.id/dok)

Diinisiasi Seorang Kerabat Dekat, Keduanya Sepakat Berdamai

SURAKARTA, iMNews.id – Tahun Baru 2023 yang sampai Selasa (3/1) ini baru berjalan 3 hari, benar-benar menjadi lembaran baru bagi dua pihak yang selama ini dipersepsikan publik sedang berseteru sejak 2017. Dengan diinisiasi seorang kerabat dekat trah dari Sinuhun PB X bernama RAy Herni, Gusti Moeng bisa bersilaturahmi sekitar 60 menit dengan Sinuhun PB XIII di kediamannya Sasana Narendra, sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB. Setelah berdialog santai sekitar 60-an menit, pertemuan diakhiri dengan “kesepakatan damai” di antara “kedua pihak” yang hanya disaksikan lima orang.

“Ya intinya, setelah dijembatani mbakyu Herni, sore tadi terjadi pertemuan antara saya dan Sinuhun (PB XIII) di Sasana Narendra. Pertemuan dan dialog terjadi di meja makan dekat kamar tidur Sinuhun. Saya yang muda mendahului meminta maaf atas semua kesalahan yang selama ini terjadi. Selain mohon dimaafkan, saya juga matur agar masa lalu yang sudah lewat. apapun, sudah tidak perlu dibicarakan lagi. Intinya, sekarang sudah masuk lembaran baru, mari kita lalui bersama. Kita segera bisa bekerja mengurus kraton dan tugas-tugasnya. Saya juga matur, nandalem sudah tidak perlu menggalih apa-apa. Nanti saat tingalandalem yang sudah dekat, akan kami persiapkan semuanya,” jelas Gusti Moeng di depan para awak media yang mengikuti konferensi pers di sisi Kori Sri Manganti, sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB.

SEUSAI BERDIALOG : Gusti Moeng beserta KPH Edy Wirabhumi yang menjadi saksi perdamaian, juga istri Sinuhun sebagai saksi, berfoto bersama RAy Herni dan KGPH Purubaya seusai dialog dan dicapai perdamaianan antara kakak dan adik kandung seibu keturunan Sinuhun PB XII itu, sore tadi.(foto : iMNews.id/dok)

Dalam konferensi pers, Gusti Moeng menjadi pembicara tunggal untuk menjelaskan semua yang baru dialami saat bertemu Sinuhun PB XIII, maupun proses yang menginisiasi terjadinya pertemuan itu. Konferensi pers yang disaksikan Gusti Devi (putri Sinuhun PB XIII), RAy Herni dan KPH Edy Wirabhumi selaku pimpinan Lembaga Hukum Kraton Surakarta (LHKS) yang juga Ketua Pakasa Pengurus,  Pusat juga memberi kesempatan kepada RAy Herni untuk ikut menjelaskan sebagai tokoh penginisiasi proses pertemuan “damai” dan bersepakat untuk memulai lembaran baru sebagai sebuah keluarga yang utuh itu.

Lebih lanjut dijelaskan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) yang juga Pengageng Sasana Wilapa itu, setelah dirinya bersepakat dengan Sinuhun untuk berdamai, akan segera bertemu dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming. Karena, Wali Kota pernah menyebutkan, bahwa pemerintah akan memberi bantuan revitalisasi Kraton Mataram Surakarta, tetapi harus disaksikan “kedua pihak”, yaitu Gusti Moeng dan semua pengikut elemen Lembaga Dewan Adat serta para pengageng bebadan dan jajaran, kemudian Sinuhun PB XIII yang tentu saja dengan para pengikutnya.

MEMBERI KETERANGAN : Gusti Moeng disaksikan Gusti Devi, KPH Edy Wirabhumi dan RAy Herni (paling kiri), saat memberi keterangan kepada para awak media di sisi Kori Sri Manganti, tentang perdamaiannya dengan Sinuhun yang dicapai sore tadi, atas inisiasi RAy Herni. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Saat dialog dan berbincang-bincang, memang hanya saya, Sinuhun dan mbakyu Herni. Termasuk berjalan cukup lama, sekitar 60 menit. Setelah saya matur, minta maaf dan menjelaskan semuanya, beliau hanya manthuk-manthuk (mengangguk-angguk, tanpa bicara-Red)). Di depan Sinuhun saya juga matur, Wali Kota Gibran yang mengabarkan bahwa pemerintah akan memberi bantuan revitalisasi kraton, sekarang pihaknya sudah siap, pemerintah dipersilakan untuk membenahi kraton,” ujar Gusti Moeng yang dibenarkan RAy Herni di depan para awak media,” ujar Gusti Moeng yang berhenti dan tidak melanjutkan penjelasannya saat menyebut kata”kedua pihak” seperti yang diinginkan Wali Kota untuk menjadi saksi pengucuran bantuan tersebut.

Dalam kesempatan seusai konferensi pers, RAy Herni yang dimintai konfirmasi secara terpisah menyatakan hampir tidak ada hambatan saat bersilaturahmi dengan Sinuhun hingga dicapai kesempatan damai, sore tadi. Namun dia menjelaskan, semula dirinya hampir putus asa karena sudah beberapa hari “mudik” ke Solo dan niatnya ingin menjajagi kemungkinan bisa mempertemukan Gusti Moeng dengan Sinuhun, tetapi nyaris tertutup kesempatan untuk itu.

BERBAGI FOTO : Sehabis memberi keterangan kepada para awak media, Gusti Moeng, Gusti Devi dan RAy Herni saling berbagai foto bersejarah setelah berhasil menginisiasi pertemuan antara Gusti Moeng dan Sinuhun PB XIII dan dicapainya perdamaian di antara keduanya di Sasana Narendra, sore tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Semula, katanya, dirinya sudah berpamitan hendak kembali ke Jakarta tanggal 5 Januari ini, tetapi dari kontak-kontak yang terus dilakukan dengan Gusti Moeng maupun pihak Sinuhun, menunjukkan ada perkembangan semakin baik. Disebutkan, dari lima kali kontak terutama dengan pihak Sinuhun PB XIII, hanya kontak sekali dengan Gusti Moeng sudah bisa meyakinkan untuk bertemu dan tiga kali dengan pihak Sinuhun, baru bisa meyakinkan.

“Akhirnya, ya habis shalat Azar tadi, kami semua diberi waktu untuk sowan dan langsung bertemu. Alhamdullillah, semuanya berjalan lancar seperti yang kita harapkan. Saya sangat senang dan bahagia, karena bisa mempertemukan dua pihak ini. Bagaimanapun Sinuhun adalah sang kakak kandung, dan Gusti Moeng adalah adik kandung. Sepertinya tidak baik kalau diterus-teruskan begini. Saya berpikir, ini semua harus diakhiri, secepat mungkin. Alhamdulillah bisa tercapai sore ini,” ungkap RAy Herni dengan ekspresi yang ceria di depan para awak media saat diwawancarai di teras Bangsal Smarakata, sore tadi. (won-i1)