Satu-satunya Lembaga Kursus Swasta yang Mengajarkan Budaya Jawa dan Sejarah Kraton Mataram
SURAKARTA, iMNews.id – Sanggar Pasinaon Pambiwara Kraton Mataram Surakarta menggelar upacara wisuda untuk 94 lulusan “babaran” (angkatan) 40 tahun ajaran 2023 di Bangsal Smarakata, Sabtu malam, (20/10/2024). Satu-satunya lembaga kursus swasta yang mengajarkan Budaya Jawa dan sejarah Kraton Mataram itu, kini sudah meluluskan lebih dari 3.500 juru pambiwara.
Dengan berlangsungnya upacara wisuda angkatan 40 itu, terhitung sudah kali kedua jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin GKR wandansari Koes Moertiyah bisa menggelar kembali program belajar-mengajar dan wisuda di dalam kraton, sejak yang pertama wisuda terhadap sejumlah lulusan angkatan 39 di tahun 2023 lalu.
Upacara wisuda yang kembali digelar di dalam kraton dalam dua kali berturut-turut yaitu tahun 2023 untuk “babaran” 39 yang belajar-mengajarnya di ndalem Kayonan, Baluwarti dan Sabtu malam (20/1) itu untuk angkatan 40 yang belajar-mengajarnya sudah di dalam kraton. Karena, jajaran “Bebadan Kabinet 2004” kembali bekerja penuh di dalam kraton sejak 17 Desember 2022.
Sejarah akan mencatat, proses perjalanan lembaga kursus swasta yang dikelola Yayasan Sanggar Pawiyatan Kabudayan itu bisa kembali masuk ke kraton pada peristiwa “insiden Gusti Moeng kondur ngedhaton”, 17 Desember 2022. Selama lebih lima tahun sejak 15 April 2017, sanggar berkegiatan di ndalem Kayonan karena kraton ditutup akibat ada insiden “mirip operasi militer”.
Menyaksikan jalannya upacara wisuda lulusan Sanggar Pasinaon Pambiwara yang didirikan di tahun 1993 yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku penanggungjawab, terkesan sangat unik karena merupakan lembaga pendidikan swasta satu-satunya dan hanya ada di Kraton Mataram Surakarta. Hingga kini, kraton sudah meluluskan lebih dari 3.500 juru pambiwara.
Sejak acara dimulai, para lulusan sebanyak 94 siswa berbaris di halaman depan Bangsal Marcukunda, tempat mereka menimba pengetahuan dan ketrampilan selama 6 bulan tentang beberapa cabang Budaya Jawa dan sejarah Mataram Surakarta. Semua lulusan yang akan diwisuda, mengenakan busana adat Jawa gaya Surakarta, baik yang lelaki dan perempuan.
Tak lama kemudian, gending tanda dipersilakan masuk ke ruang Bangsal Smarakata diperdengarkan secara live dari para abdi-dalem seniman kantor Mandra Budaya kraton, yang sebagian besar adalah siswa SMKN 8. Suara gending yang ditimpali dengan aba-aba-aba dari beberaa panitia yang juga alumni sebagai juru pambiwara, disambut dengan gerakan baris memasuki bangsal.
Dan pemandangan unik serta tak mungkin didapati di lembaga pendidikan manapun di luar kraton, para calon wisudawan harus mulai merendahkan badannya sampai dalam posisi jongkok, dan bersiap berjalan sambil jongkok atau “laku dhodhok”, untuk memasuki teras Bangsal Smarakata dan satu-persatu naik ke lantai dan duduk di bersila di ruang bangsal.
Cara berjalan seperti itu diulang ketika hendak diwisuda Gusti Moeng selaku Pangarsa Yayasan Sanggar Pawiyatan Kabudayan, dengan menyerahkan partisara kekancingan berisi keterangan kelulusan kepada masing-masing widudwan. Wisuda juga ditandai dengan pengalungan samir oleh KPH Edy Wirabhumi.
Hal serupa juga dilakukan KPH Raditya Lintang Sasangka selaku ketua sanggar, dan GKR Timoer Rumbai bertugas mengalungi samir. Tiap tanda wisuda dilakukan, diakhiri dengan foto bersama. Baik Gusti Moeng dan KPH Raditya Lintang Sasangka, bergiliran memberi sambutan. Para wisudawan menyajikan gending secara panembrama, berisi kisahnya sebagai lulusan sanggar. (won-i1).