Pakasa Cabang Magelang Hadirkan RM Restu Setiawan untuk “Ceramah”
SURAKARTA, iMNews.id – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-92 Pakasa Punjer di Kraton Mataram Surakarta kembali digelar dalam balutan religi yang bertajuk “Pakasa Karaton Surakarta Bermunajat”, sebagai “kelanjutan” dari kegiatan perayaan dan peringatan yang dipusatkan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa dalam sehari, Minggu (26/11) lalu.
Namun, kegiatan peringatan yang kenthal sekali warna religiusnya dan digelar bersama Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah, Sabtu malam Minggu (23/12) ini, terkesan “tiba-tiba” pelaksanaannya, karena baru mulai diketahui kalangan terbatas lewat grup WA, sekitar 2-3 hari sebelum digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, semalam.
Walau terkesan “tiba-tiba”, tetapi para peserta yang hadir dalam acara “Pakasa Karaton Surakarta Bermunajat” semalam termasuk banyak. Selain yang duduk di atas tikar di lebih separo ruang Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, banyak pula peserta yang duduk dengan alas seadanya di halaman pendapa.
Tepat pukul 20.00 WIB, acara itu dimulai setelah rombongan Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, Pangarsa Pakasa Punjer dan para sentana dan abdi-dalem jajaran “Bebadan Kabinet 2004” tiba di panggung yang dipasang di sisi barat pendapa. Rombongan dari jajaran “Bebadan” berjalan kaki dari kraton menuju pendapa, setelah melewati kompleks Sitinggil Lor.
Walau undangan disebar secara terbatas lewat WA grup dalam 2-3 hari sebelum pelaksanaan, tetapi acara yang diinisiasi KRAT Sunarso Suro Agul-agul (Ketua II Pakasa Cabang Ponorogo) itu juga dihadiri sejumlah pengurus Pakasa cabang. Tampak Ketua Pakasa cabang Jepara KRA Bambang S Adiningrat bersama 20-an rombongannya yang sudah hadir sejak pukul 15.00 WIB.
KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Ponorogo juga hadir bersama rombongannya, juga tampak pengurus Pakasa Cabang Sragen. Sedangkan Pakasa cabang Kudus yang dipimpin KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro tidak bisa hadir, tetapi mengutus sebelas warga yang mewakilinya hadir di acara tersebut.
“Saya minta izin tidak bisa hadir, karena badan sedang kurang enak. Tetapi kami akan segera hadir memenuhi dhawuh pisowanan dari Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat. Karena, Rabu (27/12), ada undangan khataman Alqur’an di kraton dan kami akan hadir bersama rombongan. Insya Allah kami diberi kesehatan,” ujar KRA Panembahan Didik.
Pakasa Cabang Kudus sudah menggelar wilujengan peringatan HUT ke-92 Pakasa, Minggu (10/12) lalu dengan mengundang sekitar 300-an warga cabang dan pengurus cabang tetangga dari anggota “Tiga Serangkai” yaitu Pakasa Cabang Pati dan Pakasa Cabang Jepara. Sedangkan Pakasa Jepara sudah menggelar seminggu awak Desember, sementara Pakasa Pati tidak mengadakan.
“Nanti, kalau susunan pengurus cabang Kudus secara lengkap sudah dilantik dan ditetapkan, akan akan mengundang tamu untuk menggelar syukuran. Mudah-mudahan, awal tahun 2024 ini sudah bisa dilantik/ditetapkan. Kami akan mengundang pengurus Pakasa Jepara, Pati, Demak dan pihak pejabat dari kalangan pemerintah,” tambah “Plt” Ketua Pakasa Cabang Kudus itu.
Perihal acara “Pakasa Karaton Surakarta Bermunajat” itu terkesan “tiba-tiba”, selain informasi tentang rencana penyelenggaraan yang begitu pendek dari pelaksanaannya, juga mengesankan acara itu terputus dari peringatan HUT ke-92 Pakasa yang sudah dinyatakan hanya bisa dilangsungkan dalam sehari, Minggu (26/11) lalu.
Baik sebelum kegiatan peringatan dan perayaan HUT disederhanakan menjadi sehari maupun sesudah itu, sama sekali tidak ada informasi tentang akan adanya “Pakasa Karaton Surakarta Bermunajat”. Namun, pengurus Pakasa Punjer hanya menegaskan bahwa peringatan tepat pada tanggal 29 November, diserahkan kepada masing-masing Pakasa cabang untuk menggelar doa wilujengan.
Kegiatan peringatan dalam suasana religi semalam, juga terkesan mendadak dari sisi kesiapan koordinasi dalam kepanitiaannya. Karena, KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer yang dimintai konfirmasi iMNews.id soal kejelasan acara itu, justru menyarankan untuk menghubungi KRAT Sunarso Suro Agul-agul yang sama sekali tidak merespon saat dihubungi nomer WAnya.
Meski begitu, acara religi semalam berlangsung lancar dan aman dan semakin menandaskan cirikhas dan identitas Kraton Mataram Surakarta yang kenthal nuansa spiritiual religi Islamnya, termasuk semua elemen pendukungnya, khususnya Pakasa. Tetapi, akibat faktor koordinasi, ada yang tampak kurang lengkap dari sisi wajah representasi kraton yang tampil.
Malam itu, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng hadir selaku pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, didampingi KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer dan Pimpinan Lembaga Hukum Kraton Surakarta (LHKS), juga GKR Ayu Koes Indriyah. Sejumlah sentana dan abdi-dalem jajaran “Bebadan Kabinet 2004” juga banyak yang hadir.
Namun, kalangan tokoh generasi yang belakangan mulai dimunculkan tidak kelihatan dalam acara yang sangat strategis dan kuat aspek legitimasinya itu. Tokoh putra mahkota KGPH Hangabehi, GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani, KRMH Bimo Djoyo Adilogo, GRAy Devi Lelyana Dewi, KRMH Suryo Manikmoyo dan KRMH Suryo Kusumowibowo justru tidak ada yang tampak.
Di tempat terpisah, KRT Bagiyono Rumeksonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Magelang menjelaskan, acara peringatan dan perayaan HUT ke-92 Pakasa Punjer yang digelar sekaligus dengan peringatan setahun Pakasa Cabang Magelang di Balai Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Sabtu (23/12) berlangsung lancar, aman dan mengesankan.
“Karena, selain kenduri wilujengan dan potong tumpeng, ada acara lanjutannya yang sangat bermanfaat bagi warga Pakasa cabang. Kami menghadirkan mas RM Restu untuk berceramah soal bimbingan teknis tatacara berbusana adat Jawa, gaya Surakarta. Kami masih perlu banyak belajar. Karena banyak yang tidak paham tatacara berbusana adat Jawa gaya Surakarta,” ujar KRT Bagiyono.
Dalam presentasi soal tatacara berbusana adat Jawa, dihadirkan kandidat doktor RM Restu Budi Setiawan selaku Ketua Sanggar Paes dan Tatabusana Pengantin Adat Jawa Kraton Mataram Surakarta. Pembekalan soal tatacara berbusana adat ini sangat penting diberikan, karena rata-rata warga Pakasa cabang bergabung tanpa melalui proses pembelajaran secara khusus untuk itu. (won-i1).