Cabang Magelang Sabtu (23/12), Mengundang Para Pejabat Lembaga Pemerintah
KUDUS, iMNews.id – Setelah tertunda sekitar seminggu karena mengurus keluarga yang hendak bertugas ke luar negeri, akhirnya pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Kudus menetapkan akan menggelar doa wilujengan peringatan Hari Jadi ke-92 Pakasa pada Minggu, 10 Desember, yang didahului dengan prosesi kirab.
KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro selaku “Plt” Ketua Pakasa Cabang Kudus saat dikonfirmasi iMNews.id tadi siang menyebutkan, doa wilujengan peringatan hari jadi Pakasa akan digelar di gedung Balai Warga Perumahan Gerbang Harapan Gondangmanis, sebagai sekretariat Majlis Taklim Alap-alap Gilingwesi.

“Kalau ada kegiatan majlis taklim seperti biasa ya di rumah Padepokan Lembah Pedangkungan. Tetapi, wilujengan hari jadi Pakasa ini kami pilih rumah di Majlis Taklim Alap-alap Gilingwesi, Desa Gondangmanis (Kecamatan Bae) saja. Karena, lingkupnya masih kecil. Ini sebagai perkenalan kepada masyarakat desa. Karena baru kali ini ada kegiatan budaya”.
“Saya menggelar kegiatan budaya di Desa Gondangmanis ini, kali pertama untuk memperkenalkan budaya (Jawa) yang bersumber dari Kraton Surakarta. Karena skalanya kecil, kami adakan untuk tingkat desa saja. Kirabnya nanti, ya hanya berputar di dalam desa. Kami belum berani keluar di jalan besar. Nanti saja kalau Pakasa cabang sudah ditetapkan,” ujar KRA Panembahan.

Menurutnya, selain untuk kegiatan kirab lebih gampang rute yang dilaluinya, lokasi yang akan dijadikan tempat wilujengan peringatan Hari Jadi ke-92 Pakasa di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae itu dipilih agar bisa menampung undangan lebih banyak. Karena, pengurus cabang Kudus akan mengundang pengurus Pakasa Cabang Pati dan Cabang Kabupaten Jepara.
Seperti pernah diungkapkan dan dibenarkan KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Cabang Pati dan KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara, di antara “Tiga Serangkai” pimpinan Pakasa tiga cabang bertetangga di kawasan Gunung Muria ini, sudah bersepakat untuk menjadikan tradisi saling mengundang kalau pengurus cabang sedang menggelar acara.

Menurut tiga pimpinan cabang Pakasa yang dihubungi secara terpisah itu, rata-rata sudah lebih sekali saling berkunjung ke masing-masing cabang yang sedang menggelar kegiatan budaya. Misalnya cabang Pati saat menggelar haul Kyai Ageng Ngerang, cabang Jepara saat menggelar “Merti Desa” di beberapa desa dan cabang Kudus yang pernah menggelar Maulud Nabi Muhammad SAW.
“Kami mengundang Ketua Pakasa Cabang Jepara dan Ketua Pakasa Cabang Pati, masing-masing beserta rombongan, untuk hadir pada acara wilujengan dan kirab yang akan kami gelar Minggu (10/12). Mudah-mudahan semua bisa hadir, terutama Kanjeng Mul (KRAT Mulyadi Puspopustoko) dan Kanjeng Bambang (KRA Bambang S Adiningrat) saya harap bisa hadir,” pinta KRA Panembahan Didik.

Untuk Pakasa cabang Pati, disebutkan ada dua pengurus anak cabang (Ancab) yaitu di Kecamatan Juwana dan Kecamatan Sukolilo yang sudah lama akrab dengan Pakasa Cabang Pati dan selalu hadir setiap Pakasa Cabang Kudus menggelar acara, misalnya di Desa Kuthuk dan Desa Karangrowo, Kecamatan Mejobo, tahun lalu.
Meski begitu, seandainya Ketua Pakasa Cabang Pati tidak bisa hadir, pengurus cabang Pati menyarankan agar kedua pimpinan Ancab Pakasa Juwana dan Ancab Sukolilo meminta izin lebih dahulu. Karena, prosedur dan etika berorganisasi harus dijunjung tinggi dan Pakasa Kudus sangat menghormati Pakasa Cabang Pati yang dipimpin KRAT Mulyadi Puspopustoko.

Selebihnya disebutkan, untuk Pakasa Cabang Jepara, pihaknya sudah melakukan komunikasi dan mengundang secara khusus kepada KRA Bambang S Adiningrat selaku ketua cabang, berikut pengurus Pakasa Ancab Mayong, Kabupaten Jepara. Namun, KRA Bambang menyatakan dirinya punya tugas di Jakarta, tetapi akan mengirim utusan rombongan sejumlah anggota cabang.
“Jumlahnya berapa, saya belum tahu. Tetapi, seandainya utusan Pakasa Cabang Pati, Jepara dan anggota Cabang (Kabupaten) Demak hadir sampai 100-an orang, jumlah semua yang hadir saya perkirakan 300-an orang. Kalau pada angka itu, kami masih bisa menjangkau. Kalau di atas itu atau sampai ribuan, saya belum berani,” ujar KRA Panembahan Didik.

Menurutnya, dari tiga lokasi Majlis Taklim yang ia pimpin yaitu “Paseban” di Desa Tenggeles (Kecamatan Mejobo), di “Lembah Pedangkungan” Desa Singocandi (Kecamatan Kota) dan “Alap-alap Gilingwesi” di Desa Gondangmanis (Kecamatan Bae), kalau semua santri anggotanya diundang, bisa lebih dari seribu orang.
Tetapi, karena acara budaya wilujengan peringatan Hari Jadi Pakasa baru kali pertama diadakan, pihaknya belum beranu mengundang semua santri anggota tiga Majlis Taklim. Tetapi hanya sekitar 200 orang yang diundang berdasarkan perwakilan. Karena, skala acara masih kecil dan kepengurusan Pakasa Cabang Kudus belum ditetapkan secara resmi.

“Kelak kalau kepengurusan Pakasa cabang Kudus sudah resmi ditetapkan, bisa menggelar acara skalanya lebih besar dan mengundang para pejabat. Sekalipun menyusun kepengurusan lengkap dan menunggu penetapannya, bisa saya gunakan untuk menabung. Karena, semua saya biayai secara mandiri. Tapi nanti, perlu mencari sumber pembiayaan dari luar”.
“Kalau kepengurusan sudah resmi ditetapkan, nanti akan kami daftarkan ke kantor Kesbangpol Pemkab Kudus, agar mendapat dukungan dan bekerjasama dalam pelestarian budaya. Kalau sekarang masih terbatas jangkauannya. Untuk kirab budaya nanti, jarak rutenya hanya 1 KM. Kalau kelak sudah resmi, pesertanya bisa seribu orang,” jelas KRA Panembahan Didik.

Sementara itu, KRT Bagiyono Rumeksonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Magelang yang dihubungi iMNews.id secara terpisah menjelaskan, bahwa rapat pengurus memutuskan wilujengan peringatan Hari Jadi ke-92 Pakasa akan digelar Sabtu, 23 Desember. Tempat yang akan digunakan, Balai Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Dikatakan,wilujengan peringatan Hari Jadi ke-92 Pakasa, akan dijadikan satu dengan peringatan HUT pertama Pakasa Cabang Magelang yang dibentuk dan ditetapkan setahun lalu. Salah satu acaranya, akan diisi transfer knowledge yaitu pelatihan tatacara ngadi busana atau tata-busana Jawi jangkep kepada semua anggota cabang yang hadir.

“Kami akan mengundang sekitar 50-an pengurus dan warga anggota cabang. Tetapi, kami juga mengundang masyarakat di luar anggota, pejabat anggota Forkopimcam dan pamong desa terutama Kepala Desa. Acaranya intinya, ya ‘tumpengan’ (kenduri) wilujengan,” ujar KRT Bagiyono menjawab iMNews.id yang meminta konfirmasi, siang tadi.
Pakasa Cabang Magelang yang baru setahun terbentuk, sudah didaftarkan resmi sebagai ormas di bidang kebudayaan di kantor Kesbangpol Pemkab Magelang. Oleh sebab itu, Pakasa cabang banyak dilibatkan lembaga-lembaga di bawah Pemkab dalam berbagai kegiatan pelestarian seni budaya Jawa, misalnya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Pakasa Cabang Magelang yang kini baru setahun, disebutkan KRT Bagiyono ingin berusaha berkembang lebih cepat dan meluas dengan membentuk pengurus anak cabang (Ancab) di semua kecamatan yang ada. Tetapi, prosesnya tidak bisa secepat yang diharapkan karena harus dibarengi dengan ketersediaan biaya operasional yang kini sedang diupayakan sumber-sumbernya.
“Kami harus mencari sumber-sumber pembiayaan untuk kegiatan dan operasional organisasi cabang. Karena, hampir semua pengurus dan anggota sangat antusias untuk hadir di kraton, terutama di saat menggelar upacara adat. Tugas ‘tugur’pun sudah kami lakukan dalam beberapa kali mengirim kelompok utusan ke kraton,” jelasnya lagi.

Pakasa Magelang terbentuk dari karena memiliki masyarakat adat yang menjaga dan merawat Astana Pajimatan “Pasarean Agung Paremono”, tempat bersemayam Ki Ageng Paremono (adik Ki Ageng Pemanahan-Red) yang di Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Masyarakat adat itu kemudian dihimpun menjadi modal cabang Magelang dan diketuai KRT Bagiyono.
Sementara itu, Pakasa Cabang Jepara yang sudah lebih dulu menggelar wilujengan hari jadi Pakasa (iMNews.id, 3/12), sudah kembali menjalankan kegiatan rutin, di antaranya tugas “tugur” di kraton, Senin (4/12). KRA Bambang (Ketua Pakasa cabang) mengutus tim beranggotan 6 orang dipimpin KRT Anam Setyopuro, menjalankan tugas “berjaga” sampai tengah malam Senin itu. (won-i1).