
Luncurkan Buku “Cerpen Wayang Kulit” di Tengah Gelombang Generasi “Gila Dunia Maya”
JEPARA, iMNews.id – Untuk kali keempat di tahun 2025 ini, Pakasa Cabang Jepara kembali menjalankan kegiatannya dalam rangka pelestarian Budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Kegiatan yang dibuka di awal tahun dengan tema “Ngaloka Budaya Bukak Kendang” ini, berupa peluncuran buku cerpen “Wayang Kulit Purwa” karya RT Riyadi Setyawan SSn.
Buku yang ditulis anggota Pakasa Cabang Jepara itu, disebut KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) berisi cerita seni pedalangan dari babon lakon Mahabharata dan Ramayana, tetapi belum ada penjelasan versi sanggit siapa figur dalangnya. Buku berisi 300-an halaman itu akan menjadi objek gerakan gemar membaca khususnya di kalangan siswa sekolah.

Acara yang digelar pengurus Pakasa Cabang Jepara, “Bukak Kendang” atau mengawali kegiatan “Ngaloka Budaya” di Pendapa Joglo Hadipuran, Desa Sukodono, Kecamatan Cangakan, Kabupaten Jepara yang juga kediaman KP Bambang S Adiningrat selaku tuan rumah itu, dihadiri sejumlah undangan pejabat dari berbagai lembaga di Pemkab, tingkat wilayah dan forkopimcam.
Peluncuran buku yang dihadiri sekitar 100 undangan itu, dibuka resmi Ketua Komisi C DPRD Jepara, Nur Hidayat, dengan pemukulan gong. Sambutan diberikan beberapa tokoh figur yang hadir, termasuk tuan rumah, KP Bambang S Adiningrat. Secara simbolis, cerpen “Wayang Kulit Purwo” diberikan penulis kepada beberapa pejabat yang hadir, antara lain Ketua Komisi C.

“Ketua Komisi C merespon positif peluncuran buku yang tujuannya untuk mengajak masyarakat gemar membaca. Beliau meminta Pakasa untuk selalu berkomunikasi dan koordinasi dengan Komisi C. Komisinya yang akan mendorong Disparbud untuk mengakomodasi inisiasi Pakasa, bekerjasama dalam upaya pelestarian budaya,” ujar KP Bambang menjawab pertanyaan iMNews.id.
Dalam sambutan, KP Bambang juga menyebutkan pihaknya yang sudah menjalankan kegiatan rutian “Ngaloka Budaya” ini, selalu melaporkan hasil-hasilnya ke beberapa lembaga terkait ke Disparbud, Kesbangpol, Kominfo, DKD dan Bupati Jepara. Selain itu Pakasa Jepara juga terus berupaya berdialog dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Lembaga Adat Budaya Jepara.

Dengan terbentuknya Lembaga Adat Budaya (LAB) Jepara, dimaksudkan agar Pakasa bisa “urun rembug” dalam hal bentuk-bentuk kegiatan pelestarian budaya yang tepat dan ideal bagi kehidupan minimal masyarakat Kabupaten Jepara. Hal-hal yang menyangkut isi materi dan tatacara yang berkait dengan kegiatan pelestarian budaya, Pakasa bisa dan tepat mengakomodasi.
Dalam acara itu, panitia peluncuran buku yang diketuai KRT Khoirul Anam Setyonagoro juga mengundang perwakilan siswa dari SMAN 1 dan beberapa guru. KP Bambang mengakui, gerakan kembali menggiatkan gemar membaca buku di era ini memang menjadi tantangan cukup berat. Karena, rata-rata generasi muda kini berada dalam gelombang yang sedang tergila-gila dunia maya. (won-i1)