Dua-puluhan Relawan Kerjabhakti Resik-resik Kompleks Kediaman KRAy Tasikwulan

  • Post author:
  • Post published:December 9, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:10 mins read
You are currently viewing Dua-puluhan Relawan Kerjabhakti Resik-resik Kompleks Kediaman KRAy Tasikwulan
MEMBERI MOTIVASI : Gusti Devi saat mengisahkan sedikit "perjuangan" hideupnya dan memotivasi para relawan, sebelum kerjabhakti dilakukan bersama-sama di kompleks kediaman KRAy Tasikwulan dan lingkungan Karton Kulon, Sabtu (9/12) pagi hingga siang tadi.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Dikumpulkan” BRM Suryo Mulyoputro Lewat Medsos, Diberi Motivasi GRAy Devi

SURAKARTA, iMNews.id – Kraton Mataram Surakarta Sabtu (9/12) pagi tadi menggelar kerjabhakti resik-resik lingkungan mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai lepas pukul 12.00 WIB. Namun, kerjabhakti kali ini diikuti khusus para relavan usia muda yang “dikumpulkan” BRM Suryo Mulyoputro melalui medsos dalam seminggu terakhir.

“Saya belum punya tema atau label yang menjadi simbol kegiatan ini. Tapi, nanti pasti akan kami wujudkan. Biar ada namanya dan mudah dikenal. Yang pasti, ini yang pertama dan proses sosialisasinya hanya sekitar seminggu. Dari sini, mudah-mudahan pada kesempatan kedua akan terus bertambah pesertanya,” ujar BRM Suryo Mulyoputro menjawab iMNews.id, pagi tadi.

Pernyataan BRM Suryo Mulyoputro sebagai koordinator kegiatan kerjabhakti resik-resik itu juga dibenarkan bibinya, GRAy Devi Lelyana Dewi yang mendampinginya. Seperti diketahui, BRM Suryo adalah cucu Sinuhun Suryo Partono (PB XIII-Red), sedangkan ibunya adalah kakak-beradik dengan BRAy Devi, dua dari sejumlah putri/putri-dalem Sinuhun Suryo Partono.

Menurut GRAy Devi, kegiatan kerjabhakti yang mekibatkan sekitar 20 orang “volunteer” atau relawan ini adalah yang pertama dilakukan dari sosialisasi melalui medsosnya. Kesempatan resik-resik lingkungan yang dipusatkan di titik lokasi kompleks kediaman KRAy Tasikwulan itu, akan dilanjutkan sesuai dengan kesepakatan bersama.

LANGSUNG BERAKSI : Sekitar 20-an relawan langsung beraksi kerjabhakti resik-resik lingkungan dimulai dari kompleks Kraton Kulon dan depan Bangsal Keputren, Sabtu Sabtu (9/12) pagi hingga siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Jadi, ini adalah awal dari kesepakatan yang terjalin melalui sosialisasi yang kami lakukan lewat medsos. Biar BRM Suryo (BRM Suryo Mulyoputro-Red) yang menjadi koordinatornya. Pesertanya hampir semuanya kalangan usia muda. Karena, semua kegiatan di luar temanya generasi muda. Mosok kraton tidak bisa?. Inilah, sudah kami buktikan,” tunjuk GRAy Devi.

Diawali dengan saling berkenalan secara langsung di Bangsal Smarakata, pukul 08.30 WIB, GRAY Devi lelyana Dewi yang akrab disapa Gusti Devi dan BRM Suryo Mulyoputro mengajak para relawan berjalan masuk kraton melalui halaman Pendapa Sasana Sewaka. Melalui sebuah pintu masuk ke arah belakang, rombongan menuju Bangsal Keputren.

Di Bangsal Keputren, Gusti Devi yang sehari-hari duduk sebagai Pengageng Museum Art Gallery Kraton Mataram Surakarta, mengumpulkan para relawan di teras bangsal ujung timur. Di situ, semua duduk lesehan untuk mendengarkan kata pengantar Gusti Devi dengan sedikit mengulas perjalan hidupnya yang keras selama 10 tahun di Jakarta, sebagai motivasi.

Dalam kesempatan seperti itu, kemampuan dan kecerdasan putri-dalem Sinuhun Suryo Partono ini muncul dan mentransfer nilai positif pengalamannya sebagai motivasi dan pendorong semangat untuk “berjuang” menjalani kehidupan. Banyak nilai-nilai “perjuangan” dijelaskannya, melalui kata bijak dari bangsa barat yang dituturkan dalam bahasa Inggris begitu fasih.  

MENYUSUL BERGABUNG : Sebagai anak tertua Sinuhun Suryo Partono, GKR Timoer Rumbai merasa punya tanggung-jawab untuk segera menyusul bergabung dalam kerjabhakti resik-resik lingkungan Bangsal Keputren dan kediaman KRAy Tasikwulan, Sabtu (9/12) pagi hingga siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Acara pengantar dan motivasi itu hanya singkat, lalu ditambah penjelasan tentang kegiatan kerjabhakti resik-resik yang akan dilakukan, berikut informasi tentang lokasi yang akan dibersihkan. Masker, sarung tangan dan beberapa peralatan/perlengkapan kerja segera dibakikan lalu “beraksi” di lapangan yang dimulai di luar pagar kompleks Kraton Kulon.

Sasasaran utama kerjabhakti resik-resik yang dilakukan para relawan ditambah sejumlah abdi-dalem “Kebon Darat” dan “Keparak” yang total sekitar 30-an orang itu, langsung terjun membersihkan satu titik lokasi utama, yaitu kompleks kediaman KRAy Tasikwulan yang berada di seberang timur Bangsal Keputren.

Di kompleks bekas rumah tinggal seorang “Garwa Ampil” Sinuhun PB X (1893-1939) yang bernama KRAy Tasikwulan itu, tampak seperti “rumah hantu” di film-film horor, karena tinggal tembok beberapa ruang yang masih berdiri kokoh, tetapi nyaris tanpa atap. Kompleks rumah itu mirip puing-puing korban “peperangan”.

Kesan yang tampak menjadi horor, karena rupa semua dinding tembok itu sudah kusam, bekas ditumbuhi lumut dan semak-semak yang merambat sampai ke atas. Di halamannya, selain kotor oleh daun dan ranting yang rontok dari pepohonan banyak tumbuh di situ, juga karena dijadikan mirip “TPS” (tempat pembuangan sampah sementara).

GENERASI MUDA : Tampilnya GKR Timoer dan GRAy Devi menginisiasi kegiatan kerjabhakti resik-resik lingkungan Bangsal Keputren dan kediaman KRAy Tasikwulan, Sabtu (9/12) pagi hingga siang tadi, adalah profil dan simbol generasi muda yang sadar harus tampil memimpin di kraton. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Oleh sebab itu, gerakan kerjabhakti para relawan gabungan dengan para abdi-dalem itu, langsung dikonsentrasikan untuk membersihkan segala bentuk sampah dan kotoran di kompleks kediaman KRAy Tasikwulan. Dari satu kompleks kediaman yang kira-kira berukuran 200 meter persegi itu saja, sampahnya tidak cukup diangkut dua kali dengan dua gerobak ukuran sedang.

“Kalau dituruti, berapapun jumlah pasukannya yang bisa kami himpun, tidak akan selesai tuntas dalam sehari. Sedikit demi sedikit tidak apa-apa. Kita tadi sudah sepakat, akan melanjutkan kerjabhakti ini, seminggu atau dua minggu sekali. Mungkin mulai habis liburan semestar yang jatuhnya di bulan Februari 2024,” ujar Gusti Devi.

Sampah dari dedaunan dan ranting segala macam tumbuh-tumbuhan yang tumbuh subur serta liar di bagian belakang kraton atau di arah belakang Pendapa Sasana Sewaka, memang luar biasa volumenya di satu kediaman saja, yaitu eks rumah tinggal KRAy Tasikwulan. Itu belum termasuk potong-potongan batang pohon yang ditumpuk di situ, karena tidak ada tempat khusus.

Kerjabhakti resik-resik lingkungan khususnya di dalam kraton, sudah beberapa kali dilakukan oleh ribuan orang secara bergantian dalam beberapa gelombang sejak Januari 2023 lalu, menandai masuknya kembali “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin GKR Wandansari Koes Moertiyah, bekerja penuh di dalam kraton.

“KORBAN PEPERANGAN” : Bekas kompleks bangunan kediaman KRAy Tasikwulan di dekat Bangsal Keputren Kraton Mataram Surakarta, menjadi pusat gerakan kerjabhakti resik-resik para relawan, Sabtu (9/12) pagi hingga siang tadi. Penampilannya mirip “korban peperangan”, mirip yang sering ditampilkan dalam film-film horor. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Kerjabhakti yang sudah berulang dua tau tiga kali sejak Januari itu, bahkan sudah menyasar sampai lingkungan kompleks Pendapa Magangan, sekitar kompleks Kraton Kulon, kompleks Bangsal Keputren dan juga kompleks kediaman KRAy Tasikwulan. Namun, volume sampah, limbah dan peralatan yang sudah tidak bisa digunakan dan harus disingkirkan, jumlahnya luar biasa.

Ada pengalaman menari yang sempat dicermati iMNews.id, dari sampah yang bisa dikumpulkan, ada yang pernah dibakar di tempat kecil-kecilan, tetapi kemudian dilarang sama sekali karena bisa menyebabkan kelalaian hingga berpotensi menjadi penyebab musibah kebakaran. Karena, ada banyak titik lokasi kompleks bangunan yang tidak ada petugas penunggunya.

Namun demikian, juga tidak ada seorangpun atau pihak manapun yang berani menerima lalu menyimpan atau memanfaatkan di antara sampah dan limbah yang dibuang dari kraton. Satu-satunya cara menyingkirkan sampah dan limbah dari kraton, yaitu memanfaatkan armada angkutan milik DKPP Kota Surakarta, tetapi harus didahului dengan komunikasi dan koordinasi.

“La itu, di bawah pepohonan pisang itu ‘kan sirap-sirap bekas dari sejumlah bangunan yang pernah direnovasi. Tidak ada orang yang berani membawa atau menerima untuk dimanfaatkan. Karena takut dengan konsekuensi tidak menguntungkan seperti yang masih banyak dipercaya orang awam. Yang mencuri dan menjual sirap antara tahun 2017-2022 dulu ‘kan kabarnya celaka semua ta?”.

KE PENDAPA MAGANGAN : Karena lokasi kompleks kediaman KRAy Tasikwulan sudah hampir bersih tuntas, abdi-dalem Yemi Triyana bersama KRT Teguh dan seornag temannya berpindah ke Pendapa Magangan, untuk membersihkan dan merapikan barang-barang di situ, termasuk tumpukan ribuan keping sirap kayu jati bekas. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ungkapan staf kantor Sasana Wilapa, Yemi Triyana bernada bertanya saat ikut berkerjabhakti pagi hingga siang tadi, sama yang diungkapkan KPH Edy Wirabhumi selaku penanggungjawab perencanaan revitalisasi Kraton Mataram Surakarta, sebelum 2017. Menurutnya, begitu kraton ditutup secara sepihak mulai 2017, pihaknya tidak tahu lagi apa yang terjadi di dalam kraton.

Tetapi, lama-lama sampai akhirnya seluruh jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng masuk kembali ke dalam kraton, banyak cerita negatif yang semakin jelas kejadiannya selama kraton ditutup sampai titik 17 Desember 2022. Yiatu kabar tentang adanya dua orang yang celaka, karena membawa dua truk sirap kayu jati bekas beberapa bangunan kraton.

“Informasi yang masuk kepada saya, sopir dan orang yang menjual sirap bekas itu meninggal, karena truknya tabrakan. Tetapi saya tidak tahu bagaimana nasib orang yang membeli sirap itu,” ujar KPH Edy Wirabhumi yang tidak menolak atau mengiyakan ketika disebut nama seorang “Pangeran” (putra-dalem) yang menginisiasi “jual-beli barang bekas” itu.

Meski “berkurang” beberapa truk, tetapi ketika jajaran “Bebadan Kabinet 2044” dipimpin Gusti Moeng berhasil masuk ke kraton 17 Desember 2022, sirap kayu jati bekas sejumlah bangunan masih tampak begitu banyak bertumpuk-tumpuk di ruang Pendapa Magangan. Tetapi, sedikit demi sedikit ditata lagi, seperti yang dilakukan Yemi Triyana dkk dalam kerjabhakti siang tadi. (won-i1).