Perayaan Ultah GKR Ayu di Ndalem Kayonan Dihadiri KGPH Puger
SURAKARTA, iMNews.id – Dalam kesederhanan dan “suasana keprihatinan”, Hari Jadi 92 Tahun Pakasa akan digelar selama sehari saja, Minggu, 26 November, dengan berbagai kegiatan yang dipusatkan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. Sementara puncak peringatan, 29 November, akan dilakukan masing-masing cabang Pakasa di daerahnya.
“Suasana keprihatinan” terhadap perkembangan situasi dan kondisi umum di Tanah Air yang kurang menguntungkan selepas pandemi Corona tetapi menghadapi Pemilu 2024 yang sudah dekat, banyak disebut para pengurus Pakasa sejumlah cabang sebagai alasan penyederhaan kegiatan peringatan hari jadi Pakasa tahun 2023 ini.
Sesuai susunan agenda acara kegiatan peringatan yang sudah beredar di kalangan pengurus Pakasa cabang di semua daerah yang disebut ada di 39 kabupaten/kota di Jateng dan Jatim, kirab hari jadi menjadi acara paling awal yang akan dimulai pukul 07.30 WIB. Di situ juga disebutkan, persiapan para kontingen Pakasa cabang pesertanya di halaman Kamandungan pukul 06.00 WIB.
Karena, persiapan dan pelepasan kirab terpusat di halaman Kamandungan, sangat mungkin di sekitar kawasan itu akan dipadati rombongan Pakasa cabang dari berbagai daerah, baik yang ingin berdandan untuk persiapan maupun memasuki barisan kirab yang akan ditata di situ.
Karena dalam ssunan acara pemberangkatan barisan kirab disebut mulai pukul 07.30, ketepatan datangnya para kontingen peserta dari kalangan Pakasa cabang akan sangat menentukan. Oleh sebab itu, sangat dimungkinkan cabang-cabang Pakasa yang datang dari jauh seperti Pakasa Cabang Kudus, Cabang Ponorogo (Jatim) dan sebagainya akan berangkat sedikitnya 5 jam dari daerah asal.
“Seperti yang dialami Pakasa Cabang Kudus, dan juga Cabang Pati dan Jepara yang dekat dengan kami, untuk sampai di kraton, harus menempuh perjalanan selama 7 jam. Kalau tidak mau menginap di Solo, ya harus berangkat jam 01.00 dari rumah. Agar nanti ada persiapan yang cukup untuk ikut barisan kirab yang berangkat pukul 07.30 WIB,” ujar KRA Panembahan Didik.
Waktu panjang yang habis di perjalanan dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara menuju Surakarta itu, menurut “Plt” Ketua Pakasa Cabang Kudus yang punya nama lengkap KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro itu, karena hampir selama setahun ini ada perbaikan jalan sedikitnya di lima titik lokasi yang selalu mengalami kemacetan.
Sesi kirab budaya yang dimulai pukul 07.30 WIB, akan berakhir pukul 08.30 WIB karena rute yang ditempuh dari halaman Kamandungan menuju depan Balai Kota Surakarta dan kembali ke tempat start, hanya sekitar 2 KM. Selesai acara itu, di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa dimulai pentas seni sesi pertama yang dijadwalkan berlangsung pukul 09.00-11.00 WIB.
“Jadinya, kami akan membawa rombongan 48 orang. Termasuk 11 orang yang kami ajukan untuk diwisuda mendapatkan gelar kekerabatan. Tetapi, ada teman-teman dari Pakasa Cabang Pati yang akan bergabung berangkat menuju Solo. Saya belum tahu jumlahnya. Karena, kelihatannya Kanjeng Mul (KRAT Mulyadi/Ketua Pakasa Pati), tidak akan hadir,” tambah KRA Panembahan Didik.
Setelah pentas seni sesi 1, diteruskan dengan upacara pembukaan di Pendapa Pagelaran Sasana Semewa yang diisi dengan nyanyi bersama lagi Indonesia Rayak, doa dan sambutan dari Pangarsa Pakasa Punjer dan Pangarsa Lembaga Dewan Adat. Setelah selesai pembukaan, akan dilanjutkan penyerahan kekancingan gelar kekerabatan kepada sekitar 400 abdi-dalem.
Setelah upacara wisuda dan penyerahan MoU yang dijadwalkan selesai pukul 12.30, upacara ditutup dengan sesi foto dan pentas seni sesi 2 di halaman Pendapa Pagelaran dilanjutkan hingga pada pukul 16.00 WIB. Acara di tempat yang sama berlanjut malamnya mulai pukul 19.00 WIB berupa pentas wayang kulit, yang ditandai dengan penyerahan tokoh wayang.
Dalam susunan acara disebut, menandai pementasan wayang, akan diserahkan tokoh wayang oleh Gusti Moeng kepada Ki KRT Purbo Sasongko SE dan Ki Gandrung Swara Al Gifari yang akan bergantian menyajikan lakon “Wahyu Cakraningrat”. Dua dalang itu pernah tampil di Hari Jadi 91 pakasa tahun 2021, berasal dari embrio cabang Pakasa Pacitan yang “disponsori” Pakasa Ponorogo.
“Rombongan Pakasa Cabang Ponorogo yang sowan ada 50-an orang. Tetapi yang tampil dalam kirab 39 orang, terdiri 9 warok sepuh, 2 warok kasepuhan dan 39 penadon Ponoragan. Kalau reognya, sudah diurusi Kanjeng Suro Agul-agul dan dicukupi dari Pakasa Cabang Magetan, (embrio) Cabang Ngawi dan Pakasa Cabang Karanganyar,” ujar KRRA MN Ir Gendut Wreksodiningrat ST MM.
Tak hanya Ketua Pakasa Cabang Ponorogo (Jatim) yang “menyederhanakan” formasi kontingen untuk persiapan Hari Jadi 92 Tahun Pakasa tahun 2023 ini, saat dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi, Pakasa Cabang Trenggalek yang dipimpin ketuanya, KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo juga merubah jadwal keberangkatan dan ikut menyederhanakan persiapan.
Dia menyatakan, semula Pakasa Cabang Trenggalek akan membawa 70-an orang untuk berangkat Jumat (24/11) malam ini menuju Surakarta, ketika jadwal kegiatan peringatan masih dua hari, 25 dan 26 November. Tetapi, begitu mendapat kabar perkembangan peringatan hanya sehari (26/11), keberangkatan ditunda Sabtu (25/11) malam besok dari Trenggalek sekitar pukul 22.00 WIB.
“Untuk Pakasa cabang Trenggalek, hanya menyesuaikan perubahan jadwal saja. Yang tadinya mau berangkat Jumat (24/11), ditunda Sabtu (25/6). Soal rencana tampil, untuk pentas seni tetap menyajikan seni Jaranan Turangga Yaksa khas (Kabupaten) Trenggalek. Untuk kirab budaya pengiring langkah, juga tetap seni Rampak Barong Pegon,” ujar KRAT Ola (Ketua Pakasa Cabang).
Seperti diketahui, soal dedikasi dan pengabdian Pakasa Cabang Trenggalek, sudah dibuktikan di setiap Kraton Mataram Surakarta menggelar upacara adat, termasuk peringatan hari jadi Pakasa, yang nyaris tak pernah absen. Pengurus dan warganya yang mayoritas usia muda, punya semangat tinggi untuk sowan di kraton, berbocengan motor berjam-jam untuk sampai kraton.
Sementara itu, KRT Bagiyono Rumeksonagoro selaku Pakasa cabang Magelang menyebutkan, cabang Magelang akan hadir 34 anggota rombongan untuk ikut kirab. Dia menyatakan belum mampu membawa (membiayai) rombongan seni untuk tampil di acara Hari Jadi 92 tahun Pakasa, karena hingga kini masih mencari sumber-sumber pembiayaan untuk operasional dan pengembangan organisasi.
“Sampai tahun 2023 ini, Pakasa Cabang Magelang baru berumur setahun. Untuk itu, kali ini baru bisa ikut kirab. Untuk tampil di pentas seni, belum ada biayanya. Grup seni yang kemarin (19/11) ditampilkan Dinas Kebudayaan (Depdikbud Pemkab Magelang) itu, baru kami dekati untuk ikut tugur agar mengenal kraton dan bergabung dengan Pakasa cabang,” ujar KRT Bagiyono.
Sementara itu, Pakasa cabang Jepara yang dimintai konfirmasi iMNews.id secara terpisah juga tidak merubah formasi kekuatan kontingan berjumlah 140-an orang, tetapi hanya menyesuaikan perubahan jadwal kegiatan peringatan dari dua hari menjadi sehari itu. KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa cabang menyebut, hanya soal keberangkatan rombongan yang akan berubah.
“Sedianya, kami akan berangkat Sabtu pagi sebelum ada perubahan. Tetapi, karena ada penyederhanaan waktu, maka rombongan kami ada yang berangkat Sabtu (25/11) malam pukul 01.00. Jumlahnya sementara 140-an orang. Itu bisa bertambah. Kami masih menunggu perkembangan terakhir sampai besok,” ujar KRA Bambang yang juga pimpinan Sanggar Loka Budaya.
Di tempat terpisah, keluarga besar “Kanjeng Ratu Ageng Pradapaningrum” yang diinisiasi Gusti Moeng ikut memeriahkan perayaan ultah si bungsu, GKR Ayu Koes Indriyah yang menggelar doa wilujengan ultah di kediamannya, ndalem Kayonan, Baluwarti, Kamis malam (23/11). Potong tumpeng dan kue serta pelukan mengharukan dari dua kakaknya, mewarnai perayaan ultah malam itu.
Doa wilujengan yang dipimpin abdi-dalem jurusuranata RT Irawan Wijaya Pujodipuro itu, dihadiri sekitar 70-an kerabat sentana dan abdi-dalem jajaran “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat. Perayaan ultah kali ini, genap “tumbuk ageng” atau 64 tahun menurut kalender Jawa.
Pada resepsi malam itu, ada yang menarik di antara figur-figur generasi muda wayah-dalem Sinuhun PB XII yang hadir. Yaitu putra tunggal GKR Ayu atau Gusti Ayu yang bernama KRMH Syailendra Soepomo yang lebih banyak berada di Jakarta, tetapi sering tampil di layar kaca sebagai aktor sinetron. KGPH Puger yang selama ini “menghilang”, juga hadir ikut merayakan. (won-i1)