Mendukung Peran Kraton Islam Jadi Pengayom Semua Agama
MAGELANG, iMNews.id – Kalangan pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Magelang beserta segenap keluarga besarnya, walau secara tidak langsung menjadi tuan rumah berbagai aktivitas dalam rangka peringatan Hari Raya Waisak ke-2567 yang dipusatkan di Candi Borobudur tahun 2023 ini, ikut menyambut datangnya tamu dari berbagai unsur masyarakat duni yang ikut merayakan dan menyemarakkannya, terutama warga Walubi (MUNI) yang dikoordinasi KP Ricky Suryo Prakoso (CEO PT Meccaya) dan Kraton Mataram Surakarta.
Selaku tuan rumah yang juga merupakan bagian dari organisasi Pakasa sebagai elemen penting Lembaga Dewan Adat Kraton Mataram Surakarta, Pakasa Cabang Magelang mengucapkan selamat datang kepada keluarga besar Walubi dan umat Budha yang datang dari berbagai belahan dunia di Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang. Pakasa cabang juga sangat mendukung peran Kraton Mataram Surakarta, ikut menyemarakkan berbagai kegiatan yang digelar warga Walubi dalam rangka peringatan Hari Raya Waisak.
“Walau kami belum dilibatkan secara langsung, kami pengurus Pakasa cabang beserta seluruh keluarga besar cabang ingin mengucapkan selamat datang bagi warga Walubi dan semua umat Budha yang merayakan Hari Raya Waisak. Kami sangat mendukung kraton bersama Walubi (MUNI) berbhakti sosial menanam bibit pohon Sawo Kecik di kompleks taman Candi Borobudur, 3-4 Juni besok itu. Karena, kraton sebagai penerus Mataram Islam memang harus mengayomi semua agama,” ujar KRAT Bagiyono Rumeksonagoro (Ketua Pakasa Magelang), saat dihubungi iMNews.id, kemarin.
Segala bentuk ekspresi sukacita yang mulai dirasakan seluruh umat Budha yang akan merayakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur itu, disebutkan KRAT Bagiyono menjadi momentum bagi kepengurusan Pakasa cabang yang juga sedang bersukacita dan bersyukur kepada Allah SWT. Karena di waktu yang hampir bersamaan, pengurus Pakasa cabang menerima SKT atau Surat Keterangan Tercatat sebagai bentuk pengesahan dan pengakuan pemerintah (Pemkab Magelang) terhadap keberadaan organisasi Pakasa di tingkat cabang Kabupaten Magelang.
“Alhamdulillah, Pakasa Kabupaten Magelang sampun resmi kacatet wonten ing Pemkab Magelang. Kula nyuwun donga-pangestunipuan Gusti Wandan (GKR Wandansari Koes Moertiyah/Gusti Moeng-Red)), Kanjeng Wira (KPH Edy Wirabhumi-Red) saha para pangrsa cabang, mugi-mugi Pakasa saget ngrembaka wonten Kabupaten Magelang. Kula lan sadaya warga ageng Pakasa cabang bingah awit nampi SKT. Kok ndilalah meh sareng kalian Kraton Surakarta nderek kegiatan bhakti sosial dalam rangka Hari Raya Waisak. Pakasa cabang ugi mangayubagya, nderek bingah,” tambah KRAT Bagiyono.
Menurutnya, seandainya warga pakasa Cabang Magelang dilibatkan dalam bhakti sosial atau kerja bhakti, akan menjadi kebanggaan tersendiri bisa bersama kraton dan ikut merasakan kebahagiaan warga Walubi yang hendak merayakan Hari Raya Waisak. Tetapi pihaknya sangat maklum, karena rombongan Kraton Mataram Surakarta yang akan hadir dipimpin Gusti Moeng melakukan bhakti sosial bersama tanggal 3-4 Juni ini, hanya dilibatkan oleh panitia tersendiri.
Sementara itu, dari agenda acara yang disusun panitia menyebutkan, kegiatan bhakti sosial tanam bibit pohon “Sarwa Becik” atau “Sawo Kecik”, akan dimulai pukul 13.00 WIB, tanggal 3 Juni di Taman Maha Bodhi kompleks Candi Borobudur, Magelang. Setelah semua tokoh hadir di lokasi dikawal oleh beberapa Bregada Prajurit kraton dalam prosesi berbaris ke lokasi penanaman, proses menanam baru dimulai sekitar pukul 14.00 WIB secara bersama-sama oleh Gusti Moeng bersama KPH Edy Wirabhumi dan Serling Tulku Yongdzin Rinpoche tokoh Budha dari MUNI (Walubi).
Dalam proses penanaman, ada unsur pasir yang digunakan untuk menguruk diambil dari pesisir pantai Parangkusumo, Bantul (DIY), batu untuk konstruksi talud/tanggul tanaman diambil dari Gunung Agung (Bali) dan Gunung Merapi (Jateng) baru ditanami bibit pohon “Sarwa Becik” ikon kraton. Ketika sudah semua ditanam, disiram air dari Danau Batur dan Kali Progo, dan putra mahkota tertua KGPH Hangabehi juga akan melakukan semua proses “menyebar kabecikan” itu. Setelah semua selesai, disajikan tari “Golek Sri Rejeki” dari Kraton Mataram Surakarta. (won-i1)