PABELAN, iMNews.id – Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan pelatihan penanganan Covid-19 untuk tenaga satuan pengamanan (Satpam), melalui tutorial yang digelar secara online melalui zoom pada Selasa (2/2/2021).
Pelatihan ini dimaksdukan agar tenaga Satpam memahami cara pencegahan kemungkinan menularnya virus Corona dalam aktivitas civitas akademika, terutama di area kampus.
Ketua Gugus Tugas Covid 19 UMS, Prof Dr dr EM Sutrisna MKes memandang, satpam atau security itu menjadi pihak yang penting sekaligus sebagai garda terdepan dalam pencegahan penuloaran virus, terutama di lingkungan kampus.
Salah satu langkah pencegahan yang diajarkan, adalah tugas screening kepada para tamu yang datang ke kampus. Materi pencegahan lainnya, adalah mengkondisikan siapa saja yang terlibat dalam semua aktivitas di kampus agar menjaga jarak, menghindari kerumunan dan aturan lain dalam protokol kesehatan, agar semua aktivitas kampus tetap berjalan lancar, aman dan sukses.
Profesor EM Sutrisna menjelaskan, Gugus Tugas Covid UMS telah membuat SOP yang harus ditaati segenap civitas akademika. Menurutnya, semua SOP itu tertuju pada satu harapan yaitu untuk menjaga keselamatan bersama.
Ditegaskan, dalam situasi pandemi seperti ini setiap orang harus diasumsikan sedang terpapar, sampai uji laboratorium menyatakan sehat.
”Dengan titik tolak seperti itu, di manapun kita berada, maka akan selalu mengedepankan 5M. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” paparnya lagi.
Pada pelatihan tersebut, ada tiga pembicara yang memberikan pembekalan materi yang disampaikan oleh drg Ida Witiasai MKes, Dr PH Noor Alis Setiyadi SKM MKes dan Dra Mahasri Shobahiya MAg.
Dalam paparannya, drg Ida Witiasai mengatakan, walau sekarang sudah ada vaksin tapi perlu diketahui bahwa vaksin bukanlah obat, jadi tidak boleh lengah. Risikonya fatal jika virus Covid-19 menyerang orang-orang yang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit jantung.
Juga berisiko fatal bagi penderita tekanan darah tinggi, kencing manis, ginjal dan penderita gangguan pernapasan. Terlebih bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita kanker ataupun autoimun.
Menurut Dr PH Noor Alis Setiyadi, virus Corona bisa bertahan 4-5 hari kalau menempel logam/besi, kayu, gelas, plastik, PVC, keramik, teflon dan karet silicon. Sedang pada kertas kurang dari 4 hari dan sarung tangan medis, kurang dari 8 jam sudah mati.
”Kalau pada baju disposable atau sekali pakai itu, virus bisa bertahan 24 jam sampai 2 hari,” katanya. Jadi, lanjut Dr Noor, virus Corona yang menempel pada jenis bahan berbeda, dalam 2 jam sampai 9 hari, tetap bisa menular. Dan pada suhu di atas 30 derajat C atau 40 derajat C, bisa mengurangi durasi persistensi yang sangat pathogen.(won)