Rapat Pakasa Cabang Jepara Putuskan untuk Kirim Utusan
SURAKARTA, iMNews.id – Kraton Mataram Surakarta sudah menyiapkan upacara adat hajad-dalem “Malem Selikuran” untuk menyambut hari besar Islam di bulan Pasa atau Ramadhan, yaitu turunnya “Wahyu Illahi” atau “Lailathul Qadar” yang diagendakan akan digelar Selasa malam, 11 April. Sementara itu, kalangan pengurus Pakasa cabang dari berbagai daerah juga sudah bersiap dengan membahas dalam rapat pengurus, yang salah satunya untuk memutuskan pengiriman utusan cabang untuk mengikuti pisowanan ritual religi tradisi Mataram Islam di bulan puasa itu.
“Nanti grup kesenian hadrahnya dari masyarakat adat di sekitar makam Kyai Ageng Sela, Purwodari, Grobogan. Rombongannya ada 100-an orang. Grup seni religi ini akan mengisi acara menjelang sampai datang waktu berbuka puasa di Pendapa Magangan, mulai Selasa sore, 11 April. Sehabis itu, nanti kirab keliling jalan lingkar di dalam Baluwarti untuk menuju kagungan-dalem masjid Agung. Nanti ada grup santiswaran dobel. Nggak apa-apa, malah tambah meriah,” ungkap Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), saat dihubungi iMNews.id, siang tadi.
Tradisi upacara adat hajad-dalem “Malem Selikuran” dalam suasana bulan Pasa tahun Ehe 1956 atau Ramadhan 1444 Hijriyah tahun 2023 ini, adalah kegiatan ritual “Malem Selikuran” perdana yang digelar Pengageng Sasana Wilapa/Ketua LDA setelah 5 tahun lebih sejak 2017 “berjuang” di luar kraton dan menggelar ritual yang memungkinkan bisa dilaksanakan. Oleh sebab itu, ritual menyambut datangnya “Seribu Bintang” kali ini merupakan lembaran baru setelah terjadi peristiwa “perdamaian” antara Sinuhun PB XIII dengan adik kandungnya yang bernama lengkap GKR Wandansari Koes Moertiyah itu, 3 Januari 2023, yang dicapai setelah ada “insiden Gusti Moeng kondur Ngedhaton” 17 Desember 2022.
Oleh sebab itu, melihat persiapan yang sudah dilakukan Pengageng Sasana Wilapa sebagai otoritas kraton di bidang operasional seluruh kelembagaan bebadan dan jajarannya “Kabinet 2004” untuk memeriahkan suasana bulan Pasa ini, sangat dimungkinkan ada suasana baru dan kemeriahan penuh sukacita meskipun masih tetap dalam keterbatasan pascapandemi Corona. Selain adanaya dua grup Santiswaran dobel atau dua grup, kraton banyak mendapat dukungan dari kalangan religi khususnya Nahdliyin anggota masyarakat adat yang tersebar sebagai penjaga dan pemelihara semua makam/petilsan/pesanggrahan para lelhuur Dinasti Mataram dari berbagai daerah yang luas.
“Sekarang, giliran rombongan seni hadrah dari lingkungan makam dan masjid Kyai Ageng Sela (Selo-Red) di Purwodadi, (Kebupaten) Grobogan. Nanti acara religi menyambut hari besar Islam lainnya, pasti ada giliran untuk grup-grup dari masyarakat adat di daerah lain. Kemudian, untuk menyambut hari besar yang sama di tahun depan, juga bisa bergiliran untuk memberi kesempatan warga Pakasa yang banyak mewadahi warga Nahdliyin dari daerah lain. Karena ternyata banyak sekali. Apalagi, semakin banyak kerabat trah keturunan para leluhur Dinasti Mataram bermunculan. Ini sungguh menggembirakan bagi kraton dan warga peradaban secara luas,” jelas Gusti Moeng.
Bersamaan dengan itu, Pengurus Pakasa Cabang (Kabupaten) Jepara “Nguntarapraja” juga sudah mempersiapkan utusan dari cabang untuk mengikuti pisowanan upacara adat hajad-dalem “Malem Selikuran” yang diagendakan akan digelar Kraton Mataram Surakarta, Selasa malam (11/4). Menurut KRA Bambang Setiawan Adiningrat yang dihubungi iMNews.id secara terpisah kemarin, disebutkan bahwa Pakasa cabang akan mengutus perwakilan untuk mengikuti pisowanan pada hajad-dalem “Malem Selikuran” yang akan digelar kraton, Selasa malam (11/4).
“Tapi karena upacara adat Malem Selikuran di kraton itu belangsung bukan pada hari libur, Pakasa cabang Jepara tidak bisa mengirim utusan full power dalam jumlah banyak. Mungkin perwakilan satu atau dua mobil 10-an orang. Saya sendiri juga akan ikut sowan, memandu rombongan. Kami sudah membahas rencana ini dalam rapat pengurus beberapa kali, bersamaan dengan pertemuan di acara Mujahadah yang kami adakan tiap Sabtu malam di Padepokan Seni Pendapa Joglo Hadipuran, Sanggar Seni Loka Budaya,” jelas KRA Bambang Setiawan yang dihubungi di kediamannya yang sekaligus menjadi markas Sanggar Loka Budaya dan Padepokan Seni Hadipuran, Desa Sukodono (bukan Sentono-Red), Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, kemarin.
Di acara yang digelar tiap Sabtu selama bulan Ramadhan di Padepokan Seni Pendapa Joglo Hadipuran dan yang berlangsung Sabtu malam (1/4) disebutkan KRA Bambang di acara sarasehan, bahwa acara inti berupa doa, tahlil dan dzikir yang dipimpin MNg Rasmaji Projosusetyo dilanjutkan dengan rapat pengurus malam itu diikuti 30-an orang. Acara yang dibuka RT Anampuro yang dilanjutkan dengan sambuta Ketua Pakasa cabang, juga diikuti warga Pakasa dari kecamatan-kecamatan di luar Kecamatan Tahunan, yaitu dari Nalumsari dan Kecamatan Mayong.
“Dalam doa, tahlil dan dzikir, kami mengirim doa kepada para Raja Mataram Islam, khususnya para pemimpin Mataram Surakarta Hadiningrat. Kami juga berdoa untuk para leluhur tokoh Adipati dan Bupati Jepara pada era Mataram Islam hingga era sesudahnya, termasuk di era NKRI. Dalam beberapa pertemuan sebelumnya, pengurus pakasa cabang bersepakat untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan menggelar acara khusus seperti malam kemarin. Bahkan perlu ditingkatkan terus kualitas dan isi acaranya dari waktu ke waktu, sesuai kebutuhannya,” jelas KRA Bambang.
Sementara itu, sejumlah Ketua Pakasa cabang dari beberapa daerah yang dihubungi secara terpisah rata-rata sudah mempersiapkan diri untuk menirim utusan mengikuti pisowanan ritual hajad-dalem “Malem Selikuran” itu. Seperti diungkapkan secara terpisah oleh KRT Bagiyono Rumeksonagoro (Ketua Pakasa Magelang), KRRA MN Gendut Wreksodiningrat (Ketua Pakasa Ponorogo/Jatim), KRT Mulyadi Pupspopustoko (Ketua Pakasa Pati) dan KRAT Surojo (Ketua Pakasa Cabang Boyolali), rata-rata mereka sedang mempersiapkan rapat pengurus untuk membahas utusan yang yang akan mengikuti pisowanan upacara adat “Malem Selikuran” di kraton, Selasa malam (11/4) nanti. (won-i1)