
Sinuhun PB XIII Minta Sajian Tari Bedaya Ketawang dari Tim Lama
SURAKARTA, iMNews.id – Sebanyak 14 utusan Kesultanan anggota Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN) sudah memberi konfirmasi untuk ikut hadir dalam pisowanan agung tingalan jumenenagndalem SISKS PB XIII, Kamis 16 Februari lusa. Diantara rombongan 14 utusan masyarakat adat kraton/kesultanan/kedatuan/pelingsir adat yang akan ikut memeriahkan ulang tahun tahta Sinuhun itu, rombongan dari Kesultanan Sekalabrak, Lampung, akan membawa rombongan sebanyak 300 orang.
“Kesultanan Skalabrak hampir tidak pernah absen, setiap Kraton Surakarta menggelar upacara tingalan jumenengan. PYM Sultan (Irjen Pol Edwardsyah Pernong) sudah memberi konfirmasi akan datang dengan 300 anggota rombongan, di antaranya ada prajurit. Tadinya hanya 200, terakhir minta diberi tempat untuk 300 orang. Selain Kesultanan Sekala Brak, ada 12 lembaga masyarakat adat anggota MAKN yang sudah memberi konfirmasi akan hadir dalam pisowanan tingalan jumenengan,” tegas KPH Edy Wirabhumi selaku panitia tingalan jumenengandalem ke-19 SISKS PB XIII, menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi.


Ketua Umum Majlis Adat Keraton Nusantara (MAKN) itu juga menyebutkan, berbagai hal yang menyangkut rencana kedatangan para tamu anggota MAKN dan juga FKIKN, sudah dilaporkan dalam rapat panitia terakhir yang berlangsung di Sasana Narindra, Senin sore (13/2). Menurutnya, tingalan jumenengan yang akan berlangsung Kamis, 16 Februari terjadi setelah “perdamaian” antara Sinuhun PB XIII dengan adik kandungnya, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, menjadi momentum yang melegakan karena semua anggota MAKN menjadi leluasa bersilaturahmi dengan Kraton Mataram Surakarta, kerajaan terbesar terakhir di tahun 1945 yang pertama kali menyatakan bergabung dengan NKRI.
Kehadiran sejumlah anggota MAKN untuk mengucapkan selamat atas ulang tahun tahta “raja” dengan mengikuti pisowanan agung tingalan jumenengan, Kamis (16/2) lusa, tentu memberi konsekuensi kepada tuan rumah yang antara lain untuk menyediakan tempat dalam upacara adat tersebut. Dan disebutkan KPH Edy, panitia sudah mengkalkulasi jumlah tamu dan mengatur untuk menempatkannya, selain di teras Paningrat dan teras Parasedya untuk para pimpinan lembaga masyarakat adat dan tamu VIP, disediakan Bangsal Pradangga dan Bangsal Kadipaten untuk rombongan pengikutnya.


Ditambahkan, selain akan mengikuti pisowanan agung tingalan jumenengan, semua perwakilan kraton/kesultanan/kedatuan/pelingsir adat akan dijamu makan siang oleh Wali Kota Surakarta bersama forkopimda di Pura Mangkunegaran, Rabu (15/2) besok siang sekitar pukul 14.00 WIB. Dan khusus untuk 300 rombongan Sultan Sekela Brak, Lampung yang sebagian besar prajurit itu, akan berbaris menjadi pagar betis di sepanjang jalan masuk Pura Mangkunegaran, untuk menyambut kedatangan semua tamu anggota MAKN yang akan dijamu makan siang di situ.
Disebutkan, selain dari Kesultanan Sekala Brak (Lampung), beberapa pengurus pusat MAKN juga hadir mewakili kesatuan masyarakat adat masing-masing, misalnya YM RA Yani Kuswodijoyo (Sekjen MAKN) yang juga Pengageng Kesultanan Sumenep (Madura), PYM R Handy selaku Pangeran Raja Kraton Keprabon Cirebon (Jabar), PYM Dicky Pangeran Diraja dari Kesultanan Sanggau Pakoenegara (Kalbar), YM Datuk Adil dari Kesultanan Deli (Sumut), PYM Vico Amola dari Kesultanan (Raja) Nusak Termanu, Rote (NTT), Pura Pakualaman (Jogja), Kesultanan Gowa (Sulsel), Kesultanan Sumedang (Jabar) dan sebagainya.

(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sementara itu, Gusti Moeng yang dihubungi terpisah menyebutkan dalam rapat terakhir panitia tingalan jumenengan yang digelar di Sasana Narindra, Senin sore, sempat disinggung soal sajian tarian sarkal Bedaya Ketawang. Dalam kesempatan itu sempat muncul usulan perlunya diambil juga tim penari yang berasal dari Jogja, tetapi di forum itu Sinuhun PB XIII justru menyerahkan keputusannya kepada Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa yang memiliki otoritas penuh sajian tari Bedaya Ketawang dan Sanggar Pawiyatan Beksa Kraton Mataram Surakarta.
Mengenai berbagai hal lain, baik Gusti Moeng maupun KPH Edy menyebutkan bisa disepakati dengan menyesuaikan situasi dan kondisinya, termasuk penegasan penggunaan ruang tengah sisa panggung penari yang hanya boleh menjadi tempat duduk berpangkat Kanjeng Pangeran dan beberapa tingkat di bawahnya yang memiliki silsilah asal-usul secara adat. Sementara, pemandangan di Pendapa Sasana Sewaka siang tadi sudah tampak ditata sekitar 100 kursi di teras Paningrat dan teras Parasedya yang tentu dimaksudkan untuk tamu VIP, misalnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng, Wali Kota Surakarta dan para perwakilan anggota MAKN yang akan hadir.


Selain kursi, tenda peneduh dan bancik untuk tempat duduk lesehan para abdidalem yang akan sowan juga sudah didirikan di utara teras Paningrat dan dua sayap kanan kiri teras Maligi, termasuk kursi-kursi tempat duduk untuk para sentana dalem juga sudah disediakan selain teras Nguntarasana. Di Bangsal Pradangga bagian tengah, juga sudah ditata gamelan Kiai Kancil Belik (Pelog) dan Kiai Gunturmadu (Slendro) untuk “pakurmatan” (penghormatan), di Bangsal Marcukunda gamelan Monggang Ageng Kiai Udan Arum serta gamelan Monggang Patalon di Sitinggil Lor untuk mengantar kirab, Kamis sore (16/2) setelah pisowanan tingalan jumenengan.
Meski sudah tinggal dua hari menjelang pelaksanaan, pekerjaan renovasi skala kecil masih dilakukan di Panggung Ngindra yang diinisiasi KPH Edy Wirabhumi selaku penanggungjawab. Latihan tari juga masih berlangsung sekali atau yang terakhir mulai pukul 20.00 WIB malam ini di Pendapa Sasana Sewaka, sebelum “dipingit” atau dikarantina selama sehari semalam, Rabu (15/2). Bahkan, untuk persiapan tampil di upacara adat tingalan, para penari Bedaya Ketawang juga dikirabkan di sekeliling pendapa, setelah latihan terakhir malam ini. (won-i1)