Nyaris Gadaikan Pin Emas, Akhirnya Bisa Beli Mobil Selama Berbulan-bulan “Tak Terurus”

  • Post author:
  • Post published:November 29, 2020
  • Post category:Kilas Peristiwa
  • Reading time:3 mins read

SOLO-iMNews.id – Wanita pelukis otodidak spesialis wayang beber yang akrab disapa mbah Ning (69), nyaris menggadaikan pin emas 10 gram tanda penghargaan dari anugerah kebudayaan Kemendikbud 2018, belum lama ini. Keputusan terburuk yang akhirnya gagal diambil, karena dalam waktu sekitar 2 minggu di akhir Oktober hingga awal bulan ini, dirinya kedatangan tiga tamu yang membeli beberapa lukisan wayang beber karyanya yang akumulasinya mencapai seratusan juta rupiah.

”Walah…nggih ngoten niku nak, lelakone seniman kaya kula. Sing pasa, prihatin nganti 9 wulan, eee…kok Gusti Allah mireng pasambatku. Kok eneng tamu wong telu, sing aku lagi kenal. Jarene, kabeh ngerti aku saka koran karo internet (portal berita). Aku ndonga caos atur panuwun karo puji syukur karo Gusti Allah. Aku diparingi rezeki nggo nyambung urip,” ujar wanita ”penyungging” (pelukis) yang punya nama lengkap Hermin Istiariningsih, saat ditemui iMNews.id di rumahnya, kemarin.

Saat ditemui di kediaman yang dijadikan Sanggar Lukis Wayang Beber ”Arini” di Kampung Wonosaren, Jagalan, Jebres, kemarin pagi, mbah Ning baru saja istirahat setelah melakukan aktivitas rutin di dapur. Dia menemui iMNews.id di ruang tamu yang sekaligus jadi kamar tidur, tempat melukis dan tempat menyimpan karya-karya serta berbagai macam perabotannya di rumah berukurang sekitar 50 meter persegi itu.

Mbah Ning tampak normal dan stabil dari gangguan hipertensi dan diabetes yang sudah diderita lebih 5 tahun. Walau tempatnya tinggal tergolong rumah tidak layak huni (RTLH) karena lantainya sebagian masih ditutup semen alakadarnya, namun di teras kecil di luar kediamannya bertengger sebuah minibus merah yang tergolong baru.

Dari Menjual Lukisan

Mobil minibus warna merah yang tampak masih cantik karena buatan 2018 itu, menurut mbah Ning belum lama dibeli dari hasil menjual beberapa lukisannya. Karena di akhir Oktober dan awal November ini, dia didatangi tiga tamu di antaranya dari Subang dan Jakarta, untuk membeli beberapa lukisan yang akumulasinya sejumlah seratusan juta rupiah.

”Niki hasile kula sambat karo Sing Gawe Urip. Kula lak nggrantes. Wong wis lara, kok isih ‘kon ngalami pageblug Corona. Gek terus pripun. Sinten sing ngurusi, nggagas, ngopeni kula. Eeee…. la kok nggih enten priyayi sing tasih peduli. Lukisan kula dituku. Duite kena nggo mangan, nggo sodakoh, malah isih isa entuk mobil apik,” ujar mbah Ning yang dibenarkan suaminya, mbah Tris (Soetrisna).

Menurut mbah Tris, mobil lebih diperlukan dari pada untuk merenovasi rumah, karena dengan mobil diyakini akan membantu mobilitasnya untuk mancari kebutuhan rumah tangga dan urusan lukis-melukis serta tata niaga karya-karya lukisannya. Termasuk, meluluskan cita-citanya yang sejak 2013 belum kesampaian, yaitu nyekar atau berziarah ke makam ayahnya, veteran perang 10 November 1945 di Surabaya,  Peltu Soekarman yang meninggal sekitar 10 tahun lalu. (won)