Sinyal-sinyal Kegelisahan Warga Kabupaten Demak, Cermin Kebutuhan Riil Nilai-nilai Budaya

  • Post author:
  • Post published:May 17, 2022
  • Post category:Budaya
  • Reading time:9 mins read

Pakasa Diharapkan Menjadi Mitra Pemerintah, untuk Penguatan Ketahanan Budaya

IMNEWS.ID – BILA menyimak ungkapan Bupati Demak KMAy Hj dr Eistianah  Retno Puruhita SE saat memberi sambutan di forum upacara wisuda abdidalem warga Pakasa yang digelar pendapa kabupaten setempat, kemarin (iMNews.id, 16/5),  semakin jelas menunjukkan kegelisahan sudah merata terjadi di wilayah yang luas di republik ini. Setidaknya, di wilayah pulau Jawa yang selalu menjadi ajang rebutan suara pada saat berlangsung Pilpres dan Pileg, karena pada momen-momen seperti itu menjadi puncak aksi dan sikap yang membawa anasir-anasir yang benar-benar mengelisahkan publik secara luas di wilayah itu.

Kesegelisahan yang diungkapkan Bupati Demak itu, tentu sangat meyakinkan sebagai representasi masyarakat kabupaten itu, karena dialah pemimpin nomer satu di wilayah itu yang mampu menangkap dan merasakan ungkapan-ungkapan khawatir bercampur sedih dan geram dari kalangan rakyatnya. Bahkan bupati juga dokter muda itu, manandaskan ada dua hal penting yang berhasil direkam dari rakyatnya saat berkeliling di semua wilayah tugasnya, yaitu potensi ancaman radikalisme dan intoleransi di satu sisi, dan di sisi lain kehidupan masyarakat terutama kalangan generasi muda, sedang kehilangan tata-krama dan sopan-santun.

“Kalau sedang berkunjung ke desa-desa di wilayah tugas kami, saya sering merasakan sedih sekaligus prihatin. Mengapa di kalangan generasi muda sudah kehilangan sopan-santun dan tata-krama?. Sepertinya masyarakat Kabupaten Demak sudah tidak memiliki nilai-nilai budaya. Belum lagi ada ancaman radikalisme dan intoleransi yang mulai menggejala di mana-mana. Sekarang ada pengurus Pakasa yang diketuai kang Nurwahid. Saya berharap bisa menjadi mitra pemkab untuk menjadikan masyarakat Demak berbudaya,” harap Bupati Demak yang juga ditetapkan sebagai penasihat Pakasa cabang, saat berada di mimbar menyampaikan sambutannya.

Tinggal Tandatangan MoU

PENGURUS DILANTIK: Pengurus Pakasa Cabang Demak yang diketuai KRAT Nurwahid, sedang dilantik dan ditetapkan oleh KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa disaksikan Gusti Moeng selaku Ketua LDA, dalam sebuah upacara yang digelar di pendapa kabupaten setempat, Minggu siang (15/5). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sebelum diungkapkan Bupati Demak, beberapa pimpinan daerah seperti Bupati Sidoarjo (Jatim) KRA H Achmad Muhdlor Ali Notonagoro SIP (iMNews.id, 4/2/2022), Bupati Jepara Dian Kristiandi (iMNews.id, 22/2/2022) dan Bupati Pamekasan, Madura, Jatim KRT H Baddrut Tamam Cakrahadipuro (iMNews.id, 28/3/2022) juga Bupati Ponorogo (Jatim) Sugiri Sancoko dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan kesiapannya untuk bersama pengurus Pakasa Cabang setempat proaktif menanamkan nilai-nilai budaya di kalangan warganya. Kini, para pemimpin di sejumlah daerah terutama para Bupati itu tidak sendirian, tetapi rata-rata sudah memiliki pengurus Pakasa cabang yang bisa diajak berupaya mengatasi potensi-potensi ancaman itu di daerah masing-masing.

Gerakan sadar ancaman dan berupaya menggalang kemitraan untuk menghadapi potensi radikalisme dan intoleran di satu sisi, kemudian memperkuat edukasi tentang nilai-nilai budaya lintas generasi di sisi lain, menjadi selaras dengan gerakan paralel yang sedang ditempuh Majlis Adat Keraton Nusantara (MAKN). Karena dalam sambutannya, KPH Edy Wirabhumi selaku Ketua MAKN menyatakan pihaknya sudah melangkah ke tahap penandatanganan MoU dengan DPD RI, Kepla Staf Angkataan Darat (Kasad), BNPT, Dit Sosbud Kejagung dan Kantor Staf Presiden (KSP) untuk menggalang kekuatan menghadapi potensi-potensi ancaman di atas.

“Kami sudah sampaikan ketika bertemu Ketua DPD RI, Kasad, BNPT, Dit Sosbud Kejagung dan Kepala KSP, bahwa Pakasa bisa diajak sebagai mitra untuk menghadapi ancaman radikalisasi dan intoleransi. Karena Pakasa adalah organisasi yang berbasis budaya, yang selama ini berupaya memperkuat nilai-nilai budaya di dalam masyarakat. Dalam skala nasional, MAKN juga sudah siap diajak kerjasama, karena basis organisasi ini adalah keanekaragaman budaya yang tersebar luas di Nusantara. Kita tunjukkan kecintaan kita terhadap budaya. Karena, cinta budaya berarti cinta NKRI,” tandas KPH Edy Wirabhumi yang juga selaku Pangarsa Punjer Pakasa sekaligus Pimpinan Lembaga Hukum Keraton Surakarta, dalam sambutannya di upacara wisuda yang berlangsung di Pendapa Kabupaten Demak, siang itu.

Arah Pakasa Sudah Tepat

NASI TUMPENG : Bupati Demak yang juga penasihat Pakasa cabang, KMAy Hj dr Eistianah  Retno Puruhita SE memotong tumpeng dan memberikan kepada KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa, disaksikan KRAT Nurwahid selaku Ketua Pakasa Demak, Gusti Moeng (Ketua LDA) dan para pejabat Pemkab. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

MoU kerjasama dalam penanggulangan radikalisme dan intoleransi di masyarakat yang tinggal menunggu penandatanganan antara MAKN dengan sejumlah lembaga tinggi negara itu, jelas menjadi jaminan bahwa arah jalan Pakasa yang secara intensif diinisiasi keberadaannya di banyak daerah oleh Karaton Mataram Surakarta melalui Lembaga Dewan Adat (LDA) yang diketuai Gusti Moeng selama ini sudah tepat. Gerak cepatnya dan luasnya cakupan bahkan menjadi urgen untuk ditingkatkan dalam kurun waktu yang tidak panjang, agar potensi-potensi radikalisme dan intoleransi serta potensi ancaman hilangnya nilai-nilai budaya minimal di wilayah Jatim dan Jateng, bisa secepatnya ditanggulangi.

“Saya yakin, potensi ancaman itu hanya bisa ditanggulangi dengan budaya. Demak yang merupakan luluhur Dinasti Mataram. Dan Karaton Mataram Surakarta sebagai penerus Kraton Demak (abad 15), harus memiliki cirikhas budaya kuat. Karena itu, Kabupaten Demak harus berbudaya. Karena nilai-nilai budaya itulah yang bisa menanggulangi potensi-potensi ancaman tersebut. Mudah-mudahan, Pakasa Cabang Demak bisa mengajak masyarakat setempat untuk melestarikan budaya yang bersumber dari Karaton Surakarta (sejak 1745), yang juga sebagai penerus Kraton Demak,” harap GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng baik selaku Ketua LDA maupun sebagai Pengageng Sasana Wilapa Karaton Mataram Surakarta, dalam sambutannya, siang itu.

Mendapat tantangan itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Demak Nurwahid yang dilantik dan ditetapkan sebagai Ketua Pakasa Cabang Demak dengan gelar KRAT Nurwahid Reksa Pangaribawa dalam sambutannya menyatakan kesiapannya bekerjasama dengan Bupati dengan jajaran Pemkab untuk membawa masyarakat Kabupaten Demak sebagai masyarakat berbudaya.  Dalam kesempatan itu, dengan segala kerendahan hari KRAT Nurwahid meminta maaf atas bahasa yang disampaikannya tidak sehalus para tamunya rombongan dari Karaton Mataram Surakarta.

Bisa Diakomodasi Sanggar Pasinaon

SESAMA KETUA : Sebagai sesama Ketua Pakasa cabang, KRA Bambang Setiawan Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) bersama istri dan  KRAP Joko Wasis Reksodiningrat (Ketua Pakasa Grobogan) memberikan dukungannya dengan datang langsung menyaksikan pelantikan dan penetapan KRAT Nurwahid sebagai Ketua Pakasa Demak. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Saya berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memimpin Pakasa cabang Demak.  Saya harus belajar banyak agar menjadi teladan yang baik bagi masyarakat Kabupaten Demak. Karena saya menyadari, bahasa saya tidak sehalus rombongan tamu kita dari Karaton Surakarta. Tetapi saya setuju dan siap untuk membawa Kabupaten Demak menjadi masyarakat yang berbudaya. Kami siap bekerjasama dengan berbagai pihak khususnya Pemkab, untuk menghadapi potensi ancaman itu,” tegas KRAT Nurwahid.

Menjawab pertnyaan iMNews.id di sela-sela upacara yang disaksikan Ketua Pakasa Cabang (Kabupaten) Jepara KRA Bambang Setiawan Adiningrat bersama istri dan Ketua Pakasa Cabang (Kabupaten) Grobogan  KRAP Joko Wasis Reksodiningrat siang itu, KRAT Nurwahid menyebut bahwa di Kabupaten Demak ada 14 kecamatan yang berarti akan segera diinisiasi pembentukan pengurus anak cabang atau ranting Pakasa di tiap kecamatan. Karena melalui cara itu, upaya untuk menjadikan masyarakat Demak sebagai warga yang berbudaya akan cepat terwujud, lebih efektif dan efisien dibanding menggunakan cara lain.

Mengutip penjelasan KRAT Nurwahid, organisasi Pakasa di tingkat cabang dan anak cabang memang sangat efektif dan efisien untuk keperluan penyebarluasan nilai-nilai budaya dan pembelajaran tentang tata-krama dan sopan-santun di kalangan masyarakat, karena faktor kedekatannya dengan masyarakat. Selain itu, Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Mataram Surakarta yang dipimpin Gusti Moeng, punya lembaga Sanggar Pasinaon Pambiwara yang secara khusus memberi edukasi tentang “subasita” (tata-krama), “tatabasa” (berucap/berkata-kata) dan “tata susila” (sopan-santun), bisa mengakomodasi kebutuhan edukasi warga Demak dan dari kabupaten lain. (Won Poerwono/i1).